Dilain tempat ada seorang laki-laki berhenti di pinggir jalan dengan mulut tak berhenti mengumpat.
"Arggh ... Sial! pakai mogok segala lagi ... mana udah udah mau jam 07.00 ... kalau kayak gini sih gue bisa telat." gerutu Nando menendang keras bamper mobilnya.
Padahal hari ini dia harus datang memenuhi undangan interview di sebuah Perusahaan ternama di tengah kota Maju.
Tak seperti biasanya nasib sial sedang Nando alami bertubi-tubi. Dari bangun kesiangan hingga lupa mencolokkan kabel magicom. Ditambah sekarang dia harus mengalami pecah ban di waktu yang mepet.
Perkenalkan laki-laki berumur 25 tahun ini adalah Nando Saputra. Meskipun usianya masih tergolong muda Nando harus menyandang status sebagai seorang duda muda. Nando hidup lontang lantung setelah mendapatkan karma instan.
Bagaimana tidak? setelah ia menceraikan istrinya Larissa, dia justru mendapatkan pembalasan kontan dari sang mantan selingkuhannya Reita yang memilih menikah dengan lelaki kaya yang lebih mapan dari dirinya.
Semula kehidupan Nando penuh dengan harta yang kecukupan memiliki istri yang sangat mencintai dirinya. Namun, semua harus berakhir ketika dia mensia-siakan istrinya sendiri. Setelah bercerai Nando mengalami pemutusan hak kerja sepihak. Tidak mendapatkan uang pesangon sepeserpun karena Perusahaan mengalami kebangkrutan. Beberapa kali Nando memasukkan surat lamaran tapi tak kunjung mendapatkan balasan. Hingga akhirnya setelah dua tahun ada setitik harapan undangan interview untuknya.
"Dugh ... dug ... dug."
"Bangsat! kayaknya ni mobil mendingan gue jual aja ke tukang pengepul barang bekas ... mana pakai acara mogok, ban pecah segala bengek campur jadi satu!" gerutu Nando tak pernah habis menjambak kasar rambutnya.
Nando tak ingin berlama-lama segera mengambil ponsel di saku untuk memesan ojek online. baju yang semula Ia setrika halus dengan rapi kini menjadi kusut tak beraturan setelah Nando sebelumnya berusaha untuk memperbaiki mobilnya dengan masuk ke kolong mobil.
"Brakk." Suara pintu mobil yang tertutup dengan keras setelah Nando mengambil barang penting di dalam mobil berupa surat lamaran dan beberapa lembar CV.
"Ini lagi kenapa drivernya lama banget!" sungut Nando tak sabar dengan hati was-was takut terlambat.
Karena sibuk meratapi nasib, Nando tak melihat gambar yang terpasang besar di sebuah papan baliho.
Hingga akhirnya ada masa ketika dia mengangkat kepalanya, mencari tempat untuk meneduh menghindari panasnya matahari. Meskipun panas matahari dibawah jam 9 membuat tubuh sehat karena banyak mengandung vitamin D.
"Eh kok muka tu cewek macem pernah lihat ya? tapi dimana ya?" guman Nando berusaha mengingat. Sayangnya konsentrasi Nando harus terhenti ketika Driver pesanannya datang,
"Lama amat sih Bang ... gue keburu telat tauk!" keluh Nando,
Sang Driver mencebik bibirnya lirih nyaris tak terdengar.
"Ya namanya juga baru jalan mas ... apa mau di cancel aja cari Driver yang lain?" balasnya dengan nada menyindir,
"Eh jangan dong ... udah gak usah banyak ngomong sekarang anterin saya sesuai alamat ya ... cepetan jangan pake lama!" titah Nando, menepuk keras bahu sang Driver meninggalkan rasa ngilu.
"Ah ni orang gak sabaran banget! padahal juga cuma lima menit masak dibilang lama." batin Driver melaju memutar gas motornya.
Mereka berhenti di lampu merah, sejajar sebuah mobil jass berwarna merah menyala. Melihat kaca mobil terbuka, Nando menoleh sosok wanita rupawan dengan pakaian tanpa lengan memperlihatkan kulit putihnya yang mulus tanpa cacat.
"Gila nih cewek cantik banget!" puji Nando dengan mata keranjang tak berkedip.
Selang 1 menit lampu merah berubah menjadi hijau, membuat Nando tak bisa lagi melihat pemandangan indah ketika wanita itu kembali menutup kaca mobil.
Jaraknya dari tempat mobil yang mogok ke Perusahaan yang Nando tuju tidaklah jauh. Hanya tiga kilometer, gedung tinggi yang berdiri kokoh terlihat nyata di matanya.
Nando merogoh sakunya untuk mengambil uang guna membayar ojek online, terlihat uang receh yang lusuh memenuhi telapak tangannya. Nando kembali menghitung uang itu, untuk membayar ojek online membutuhkan uang sebanyak sepuluh ribu.
"Nih Bang!" kata Nando menyerahkan uang ditangannya kepada Driver.
Terdengar suara nyaring dari uang koin yang saling bertabrakan.
Tanpa mengucapkan kata terimakasih Nando pergi meninggalkan Ojek online yang belum selesai menghitung uang receh pemberiannya.
"Bang ini uangnya kurang seribu!" teriak sang Ojol dari kejauhan.
Nando memutar tubuhnya,
"Udah sih Bang, itung-itung sodhaqoh." balas Nando seenaknya dan berlalu begitu saja.
"Tadi aja protes ngomel-ngomel ... lah sekarang bayar aja kurang ... mana uangnya buluk banget lagi." keluh sang driver pasrah memasukkan uang itu kedalam tas selempang miliknya.
Nando berdiri di depan pintu utama, ia melihat jam tangannya, masih ada waktu lima menit dari jam yang ia janjikan.
Dengan alat seadanya Nando merapikan bajunya yang kusut hanya menggunakan tangan.
"Oke ... lumayan lah ya ... masa depan yang cerah iam ready!" kata Nando penuh percaya diri. Andaikan dia tahu pemilik Perusahaan komestik yang sedang ia lamar adalah milik Larissa sang mantan istri.
Meskipun perekrutan tak ada campur tangan Larissa karena semua yang melakukan tugas itu adalah bagian pihak HRD.