sejak kecil aku memang tinggal berdua dengan ibuku, ayahku hanya sesekali saja pulang. itupun kurasa seperti orang asing bagi kami. meski aku tahu prihal ayahku yang selalu berselingkuh, aku tetap ingin mengetahui bagaimana selingkuhannya. sampai sebesar ini, sampai sekuat ini aku tidak pernah tau keberadaan ayahku. kecuali dia yang dengan sukarela datang padaku sendiri.
malam ini memang sangat sunyi, aku yang hanya sendiri di rumah merasa sedikit terganggu dengan keheningan malam itu. fikiranku kacau yang hanya bisa ku lakukan adalah menelfon panji untuk menemaniku bermalam dirumah ku.
jarak rumah aku dan panji tidak terlalu jauh, rumahnya tepat di belakang rumahku.
orangtuanya juga mengenal aku dengan baik, orang tuaku juga mengenalnya dengan baik.
waktu menunjukan pukul 01. 30 wib aku buru buru mengiriminya pesan.
ji kerumah gue sebentar, penting lo bilang nyokap lo kerumah siapa kek ga usah bilang kerumah gue. bokap gue ga ada dirumah juga soalnya.
Meski ayahku, memang tidak pernah ada dirumah.
aku mengirim pesan itu ke panji, handphoneku masih ku peggang berharap secepat kilat dia membalasnya.
"ngapain gue kerumah lo tengah malem gini. jawab panji"
"Gue takut"
panji tidak membalas pesanku, namun tidak lama ada sms masuk dari panji katanya dia sudah ada di depan rumahku.
aku langsung membuka pintu rumahku dan buru-buru menyuruh panji masuk kerumah ku.
"lo kenapa?" tanya panji tanpa basa basi
"hah" kataku kaget
"iya lo nyuruh gue kesini karena lo pengen?"
"kaga bego gue sendirian dan gue takut"
"lo udah biasa sendirian dirumah ga mungkin lo takut?" katanya
"trus menurut lo gue lagi pengen?" tanyaku
"iya lo mau kan, gue ga berani ngapa2in lo ma" katanya
"oke"
"tapi gue bisa kasih lo kissing, lo bisa kissing kan?"
"hah?"
panji mencium bibirku, aku mengikuti iramanya, tidak begitu buruk bahkan lebih hebat dari dugaan ku.
dia berhenti, aku pun berhenti.
"Ternyata gue pengen lebih, gimana dong?" Tanyanya
"Ya terserah" jawabku
panji kembali mencium bibirku, dia lebih agresif dari sebelumnya.
panji kembali berhenti dan aku terdiam lagi.
"sialan gue beneran kebawa suasana" katanya
"terus?" tanyaku lagi
"Lo mau?" tanyanya, aku mengerti maksud dari perkataannya itu.
"boleh aja, mumpung ga ada orang?" kataku
sekarang aku benar benar liar, otakku benar benar bermasalah orang yang berhadapan denganku adalah orang yang bahkan aku tahu bagaimana dia bersikap santun kepada orang tuanya, lelaki hebat yang pekerja keras di usia nya yang baru 23 tahun pencapaiannya sudah banyak dan aku kadang iri kepadanya.
"lo serius?"
"terus mau Lo gimana?"
"yaudah lepas baju lo cepetan" katanya
Tanpa pemanasan, tanpa basa basi kami hanya melakukan apa apa yang sudah kami mulai, aku hanya mengikuti alur. Selanjutnya hanya menerima segala hal yang Panji lakukan kepadaku. Aku bahkan sudah lama tidak melakukan ini, entah setan mana yang merasuki ku sehingga aku melakukan hal ini dengan seseorang yang sudah ku kenal lama, entah karena rasa kesal atau karena rasa sepi ku yang membuat aku sebodoh ini.
"maaaa" suara panji tepat ditelinga ku
"maaa" suara Panji terdengar sangat berat di telingaku
"ga usah manggil manggil, lanjutin aja" kataku
aku mengikuti permainan Panji yang agresif, tubuhku bergetar dan merasa panji berhasil membuat aku semakin bersemangat bermain dengannya
"maa, maa, maaaa" suaranya mengelitik dan aku menikmatinya.
kami bermain 2 kali, panji yang gue kenal santun ternyata seagresif ini. tubuhnya mungkin akan sering ku rindukan, ya mungkin.
"gue subuh balik ya, udah bawa sarung biar dikira abis subuhan" katanya
"otak lo emang kriminal" kataku
"memanfaatkan kesempatan, ma nanti malam main lagi yaaaa. wajib" katanya
aku hanya tersenyum, bingung apa yang harus aku lakukan, seandainya aku bisa menahan diri mungkin aku dan panji tidak akan sejauh ini.
namun malam ini adalah malam pembuka untukku dan panji semakin merajut hal tabu bersama.
tubuh Panji seperti magnet, jika hanya berdua kuasa aku bisa melakukan apapun bersamanya.
meski mencoba untuk bersikap biasa biasa saja saat mengunjungi rumahnya untuk bertemu dengan ibu panji. aku dan panji selalu mencari kesempatan untuk sekedar menggeserkan kelamin kita atau hanya sekedar berciuman.
dan hari ini aku berkunjung kerumah panji, karena aku ingin mengembalikan buku bacaan punya panji, yang telah selesai ku baca. kebetulan hari sabtu aku dan dia sedang libur. ibunya karena tahu aku sangat dekat dengan panji, mengijinkan aku memasuki kamarnya. untung saja panji anak tunggal maka saat ibunya panji pamit membeli sayuran, aku dan panji kembali melakukan hal yang sama seperti tadi malam di rumahku
panji menginginkan aku yang lebih aktif, namun aku enggan melakukannya, jadi aku menolaknya, sebab aku ingin melakukannya di ruang tamu yang kebetulan sepi, panji mengiyakan ajakan ku, padahal semalam sudah 4 kali, dan ditambah 2 kali siang ini. panji bermain lebih hebat dari sebelumnya, dia sangat hebat urusan ini aku yang tak berdaya, menikmati semua hal yang kami lakukan. kesal ku hilang sekejap, rasa sepi ku hilang seketika, panji dengan lembut mencium keningku, aku memeluk Panji dengan erat, bibir Panji mencium ku.
"sialan, gue pengen terus terusan ketemu lo" katanya
"iya samaaa, gue jadi candu sama lo" kataku
"ah kesal, kenapa harus sama lo? ma" tanyanya
"apa yang kenapa?" kataku sedikit marah
panji menghela nafas,
"andai gue ketemu lo lebih dulu, mungkib Lo jadi pacar gue" ucapnya
"gue ambil parfume dulu takut ketauan nyokap gue" sambungnya lagi
dia menyemprotkan parfumnya ke kursi
"maaa mau mau lagi?" tanya panji
"besok lagi lah, ya kali sih capek gue" kataku
"iya sih yaudah" katanya singkat
"besok gue ngampus sampe sore." balasku
"iya gue jemput lo aja nanti di kampus, kita main di mobil ya, seru kali" katanya
"jangan macem macem digerebek warga di nikahin nanti"
"kaga main cantik lah" katanya menggampankan
"Ih bege sering lo ya sama cewek lo?"
"sering sih kaga tapi pernah lah, tapi enakan sama lo sih kalau urusan gini, bikin nagih"
"apa yang enak?" tanyaku
"ga ngerti tapi daya tarik lo lebih aduhay" katanya
aku yang mendengarnya merasa risih namun tetap menerimanya karena ku fikir aku juga tertarik fisik terhadapnya.
"cewe lo ga marah nanti?"
"urusan gampang" katanya
"oke besok main lagi, lebih lama ya, harus lebih oke biar sama sama enak" katanya lagi
"nanti lo suka beneran sama gue"
"kagaaaa deh, jangan sampe jatuh cinta, hubungan kita sebatas ini aja" katanya
"oke berarti nanti balik ngampus cek in aja di hotel main sampe malem" kataku
"yaudah gue yang boking nanti,"
"Oke" kataku
Kami mengakhiri obrolan malam itu, tidur dengan alarem yang ku pasang agar panji pulang subuh nanti.