Setelah sekian dekade, perhatian penduduk benua bagian timur mulai tertuju ke Benua Baru. Aku pun yang awalnya hanya mengikuti guru, kini mulai terpikat oleh keperawanan di tanah itu. Namun dendam kesumat ini belum sepenuhnya kulepas....
Setelah sekian dekade, perhatian penduduk benua bagian timur mulai tertuju ke Benua Baru. Aku pun yang awalnya hanya mengikuti guru, kini mulai terpikat oleh keperawanan di tanah itu. Namun dendam kesumat ini belum sepenuhnya kulepas....
KEJAAARRR!!!
Bagaimana caraku mengatakan ini, berlari di antara pohon pinus bersama siluet dengan gemuruh yang mengikutiku dari belakang?
Heh, lucu.
Diburu oleh para maniak beladiri sejak keluar dari rumah, kalimat apa yang cocok buat menjelaskan semua keadaan ini. Suasana riuh ditambah bising juga gema dari teriakan mereka yang bikin pekak telinga, mana mungkin aku memikirkan hal lain selain cara tuk lepas dari kejaran mereka terlebih dahulu.
Sebagai informasi, mereka adalah persatuan seluruh aliran beladiri benua timur. Gabungan berbagai sekolah beladiri tangan kosong dan bersenjata paling kondang-kata mereka-di wilayah ini, bakal panjang kalau kubahas rinci satu persatu.
Singkatnya. Mereka pasukan bantuan sukarela yang tujuan awalnya ingin membantu Perguruan Naga Sutra dan Wihara Lonceng Emas dari Utara, menegakkan keadilan dengan menangkapku yang-mereka sebut-telah mencuri jurus dua perguruan tadi, padahal aku yakin ada maksud lain di balik tuduhan tersebut.
Meski cuman figuran yang meramaikan naskah serta kebetulan kebagian peran di halaman ini, mereka tetap menyebalkan sebab membuatku sukar menarasikan pembuka di awal cerita. Contohnya perguruan Pedang Dewa Tengah, mulanya entah bagaimana kini sudah berhasil mendahului dan lagi menyergapku.
"Pemilik Rumah Lelang, tolong menyerah!"
"Bacot!" Menyerah pada kalian, cuih!
"Semua hati-hati, dia menguasai Pukulan Telapak Besi. Pasang Formasi Tujuh Bintang, sekarang!"
"Ingin mengurungku di formasi tipis begini, jangan mimpi!"
Mungkin satu pukulan telapak besi tak bisa meruntuhkan seluruh formasi, tapi paling tidak aku bisa melumpuhkan satu dari tujuh pilar penopangnya.
"Saudara Tie, AWAS!"
Terimakasih, rasa persaudaraan kalian membantuku meloloskan diri-lebih mudah.
Usai barisan pohon di depan, aku sudah keluar dari Kolom Lima-Tiga dan masuk Kolom Lima-Dua Benua. Sedikit lagi bebas, habis itu cuma perlu sembunyi menunggu mereka lupa dengan masalah ini.
"Benar," Pohon ini ... Ah sial, ngumpet dulu.
"Semua siaga, saudara kita di seberang sedang menggiring Pemilik Rumah Lelang menuju kemari. Tahan semua posisi, ketika ada tanda kepung hutan di depan!"
"HIAAA!!!"
Berisik. Kalian pikir siasat macam begitu bakal mempan terhadapku. "Mimpi!"
Hanya gak bisa maju dan mundur, lari ke samping masih bisa. Bersama bayangan pohon aku akan keluar dari hutan ini tanpa kalian sadari, tunggu saja.
***
Dua bulan sebelumnya.
Bersembunyi di kabin belakang dan menyelinap dari pengawasan guru, aku menumpang kapal udara milik Perguruan Telapak Besi kembali ke Benua Lama. Setelah pembangunan pelabuhan udara atau bandara di Benua Baru selesai.
Niat pulangku ingin menemui Chloe Kecil, buat melepas rindu pada putri kesayanganku tersebut juga tuk memberitahunya kalau ada sumberdaya dan pengetahuan di benua baru yang beda dari benua lama. Sebab bak mendiang ibunya dahulu, dia pun suka sekali dengan ilmu pengetahuan-begitu isi kepalaku.
Mengungkit kehidupan di benua baru, penumpang kabin yang kutumpangi saling berbagi pengalaman satu sama lain. Menggosipkan Raja Sheng dengan orang-orangnya, juga menertawakan kelakuan sendiri menghadapi kaum Pribumi. Obrolan yang langsung akrab dengan kupingku ketika naik bersama muatan terakhir sambil menyaru di antara pembawa barang-geli kalau kuingat hidupku setahun ini.
Kenangan buat diceritakan ke putriku-sebagai oleh-oleh.
Enam jam berlalu. Kami pun tiba ke bandara di Perguruan Telapak Besi, fasilitas khusus yang dioperasikan oleh dan untuk murid perguruan saja. Kalaulah ada orang luar di sini, berarti mereka pastilah kerabat atau paling tidak kenalan dari para tetua.
Usai berlabuh pintu kapal segera dibuka.
Penumpang lalu berbaris dan turun sesuai urutan kabin yang dinaiki, mulai dari tengah ke depan lalu terakhir kabinku di belakang. Kabin tengah yang pertama karena membawa penumpang berstatus khusus, sedangkan isi kabin depan adalah kapten beserta awak kapal, sisanya kabin belakang memuat barang juga tambahan-bisa penumpang atau awak cadangan.
Saat pengurusan administrasi. Awak kapal di kabin depan boleh melewati pemeriksaan sebab berkas mereka ditangani oleh kapten, sedangkan dua penghuni kabin sisanya diperiksa berurutan. Penumpang kabin tengah diperiksa lebih dulu sambil memberikan catatan barang, nantinya catatan tersebut akan jadi berkas pembawanya di kabin belakang.
Di waktu begini kemampuan menyelinapku menjadi begitu berguna. Sebab 'tak mungkin aku menyerahkan diri sebagai penumpang gelap, bukan?'
"Hey, di mana anak yang tadi bersama kita?"
"Ah! Paling dia sudah turun duluan."
***
Udara di hutan pinus kian bertambah berat. Setiap kali memejamkan mata aliran energi dari belakang kurasakan makin pekat, walau jauhnya masih belasan mil para pengejarku bergerak begitu konstan, mempersempit celah pelarian dari kanan-kiriku.
Formasi yang disebut sayap bangau ini, "Menyebalkan!"
Selain bentuknya mengerucut dari belakang, sisi kanannya menghalauku bergerak dalam garis lurus yang makin menyempit ke kiri. Jika dibiarkan terus begini, aku bakal jatuh ke tangan mereka sebelum fajar tiba-sial.
Dari banyak kemungkinan di garis kolom mereka mengikutiku ke sisi kiri, barisan dari utara pun menekanku turun seolah membatasi pelarian-kenapa.
Pembuat rencana di pihak mereka memang pintar. "Arrrghh!" Aku benci situasi ini, apa yang harus kulakukan.
"Sudah menyerah?"
Hah. "AAAAA!!!"
"Oops!"
Siapa orang di sebelahku barusan, kehadirannya sama sekali gak terasa.
"Sepertinya, ilmu kulit baja Pemilik Rumah Lelang sudah mendekati sempurna. Jatuh dari pohon setinggi ini saja tubuhmu masih begitu kokoh, huhu ...."
Sembarangan. "Ilmu kulit bajaku memang sudah sempurna sejak awal!"
"Benarkah ... Oh, maaf membuatmu terpeleset kalau begitu."
"BACOT!" Chiaaat.
"Hahaha ... jurus kita memiliki aliran chi yang sama. Jangan lupa, aku juga praktisi chi dingin sepertimu. Lihatlah, pukulan barusan tidak berdampak apa-apa terhadapku."
Sial. Telapak besiku gak mempan melawannya. "Dasar lampir!"
"Apa kau bilang?"
"Tidak ada! Sekarang coba yang ini!" Chiaaat.
"Apa-AAAAA!!!"
Huh. Jatuh dari pohon setinggi itu pasti sakit.
"Itu bukan jurus telapak besi! Uhk-uhk."
Memang. "Sekarang kita sudah sama-sama di tanah, dan keadaanmu lebih malang dariku, mwee!"
"Kau! Uhk-uhk."
Aku gak punya waktu meladenimu, beberapa orang lagi menuju kemari. "Aku pergi!"
"Tung-"
"Nyonya Lan!"
***
Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Jam-jam yang terhangatkan sinar matahari membawa kasih sayang mereka yang berkilau, sementara malam-malam yang diterangi bulan membangkitkan hasrat yang tak terkendali. Namun, saat Vovo mengetahui bahwa orang yang dia cintai mungkin hanya memiliki waktu setengah tahun lagi, dia dengan tenang memberikan Jasmine berkas perceraian, sambil berbisik, "Ini hanya untuk penampilan; kita akan menikah lagi setelah dia tenang." Jasmine, dengan punggung tegak dan pipi kering, merasakan denyut nadinya terasa kosong. Pemisahan palsu itu menjadi permanen; dia diam-diam mengakhiri kehamilannya dan melangkah ke awal yang baru. Vovo tercerai berai, mobilnya melaju kencang di jalan, enggan melepaskan wanita yang telah dia buang, memohon agar dia menoleh sekali saja.
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY