/0/12785/coverbig.jpg?v=153588d744f4bc5fa37cdc4c5dfeda32)
Anisa Rahma menikah dengan seorang lelaki kaya bernama Seno Bagaskara, ia diboyong ke rumah keluarga suaminya yang ternyata satu atap dengan ipar yang lain. Siapa sangka, suami ipar dan adik laki-laki Seno memiliki nafsu kepadanya. Akankah Anisa bisa menghadapinya?
Namaku Anisa Rahma, yang biasa dipanggil Nisa, baru berumur 20 tahun. Aku mencintai seorang lelaki bernama Seno Bagaskara yang berumur lebih tua dariku 10 tahun.
Kami menjalin hubungan atas dasar cinta. Walau pun aku dan Seno bagai langit dan bumi. Karena, aku orang tidak berpunya dan cuma lulusan SMA. Akan tetapi, aku setelah lulus langsung berkerja meringankan beban orang tuaku untuk membantu membesarkan dan menyekolahkan adikku Nur Halisa yang kebetulan masih SMP. Jadi, karena kemandirian dan baktiku kepada orang tua, itu lah sebabnya yang membuat mas Seno jatuh cinta kepadaku.
Di suatu hari mas Seno mengatakan sesuatu yang serius kepadaku. Ya, dia berniat melanjutkan hubungan ini kejenjang lebih serius alias pernikahan. Sebenarnya aku ragu. Apakah,aku akan direstui oleh keluarga besar Bagaskara? Apakah nanti mereka malah menghinaku, karena aku miskin? Atau malah menjadi kan aku babu? Perasangka itu segeraku tepis jauh-jauh.
"Mas, apa keluargamu sudah tahu tentang ini?" Ujarku gugup
"Ya, keluargaku sudah tahu dan mereka tidak keberataan dengan hubungan kita ini," jawabnya dengan senyum yang ramah.
"Syukurlah, aku takut mereka tidak setuju." jawabku dengan hati yang bahagia.
Kami pun mulai melanjutkan pembicaraan masalah pertunangan. Karena semua adik-adiknya mas Seno sudah menikah. Jadi, dia tidak berniat untuk menunda dengan pertunangan yang lama. Dia pun ingin mengadakan resepsi mewah di hotel bintang lima. Karena banyak keluarga dan rekan bisnis nya yang turut hadir. Aku setuju-setuju saja. Soalnya rumah kami kecil dan karena mengadakan resepsi nya di hotel. Kami tidak perlu repot mengurus semua dekorasi dan makanan yang mau disuguhkan.
___
Hari ini adalah hari pernikahan ku yang sudah aku tunggu-tunggu. Pagi ini, aku bangun lebih awal untuk bersih-bersih dan sarapan untuk menambah tenagaku melewati hari bahagia ini. Pukul enam pagi datang MUA yang mulai merias wajahku dan memasang baju pengantin. Sejam sudah berlalu, aku sangat menikmati hasil dari MUA yang meriasku. Karena, membuatku yang menjadi sangat cantik.
Saat aku asyik bercermin, mas Seno memelukku dari belakang. Dia berbisik lirih ditelingaku. "kamu sangat cantik hari ini sayang," Aku cuma tertunduk malu dan pipiku memerah mendengar bisikan manis calon suamiku. "ayo kita kebawah, acara nya sudah dimulai."
Acara pun segera dimulai. Aku pun terharu mendengar ucapan lantang mas Seno saat ijab Kabul. Ibuku, ayah dan Lisa pun menangis bahagia disampingku. Tidak lupa keluarga suamiku pun tersenyum bahagia. Aku sangat menganggumi dekorasi mewah acara pernikahanku ini. Tidak henti-hentinya aku tersenyum, karena aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung memiliki mas Seno dan juga mempunyai keluarga suami yang tidak memandang status.
Mahar ku pun lumayan banyak 10gram emas, rumah besar, dan restoran dia berikan sebagai mahar. Tapi, semua itu aku serahkan keorang tuaku untuk mereka kelola. Karena, aku tahu mereka lebih membutuhkan dari aku, mas Seno pun tidak keberataan dengan keputusanku saat itu. Mereka menolak untuk diberikan secara cuma-cuma. Jadi, mereka menyarankan hasil penjualannya dibagi. Sebenarnya aku tidak mau tetapi, mereka memaksaku untuk itu. Kalau tidak mereka bersikeras menolaknya. Aku pun terpaksa menerima keputusan itu.
Aku tidak berhenti tersenyum dan mengobrol dengan teman atau rekan bisnis mas Seno. Mereka terus saja memujiku mereka mengatakan betapa beruntungnya mas Seno memilikiku. Akan tetapi, didalam hatiku, aku menyangkal semua itu. Karena, aku lah yang paling beruntung memiliki mas Seno sebagai suamiku
Setelah seharian penuh duduk dipelamin itu. Aku merasa sangat kelelahan. Untunglah acaranya sudah selesai. Aku pun bergegas naik kelantai atas dengan lift menuju kamar pengantin kami yang disediakan oleh pihak hotel. Setelah masuk kamar, aku dibantu untuk melepas gaun yang aku kenakan. Supaya aku bisa segera membersihkan badan. Mas Seno ijin kepadaku untuk mengobrol dengan para tamu yang masih ada di tempat pesta kami. Ya, tak masalah karena, aku bisa meredakan kegugupanku di malam pertama ini.
Disaat aku sedang melamun. Aku pun mulai mengingat tentang keluarga mas Seno. Mas Seno Bagaskara memiliki tiga saudara yang bernama, Purnama Bagaskara, Karina Bagaskara dan Aditya Bagaskara. Mereka semua sudah menikah, dan dipercaya memimpin salah satu perusahaan.
Seno Bagaskara sendiri memilih untuk menunggu semua Para adik nya menikah, baru dia menikah. Entah alasan apa dia memilih pilihan itu. Keluarga Bagaskara adalah keluarga konglomerat terkaya di Indonesia. Jadi, tidak heran mereka memiliki banyak perusahaan. Tomi Bagaskara memulai semua usaha ini dari nol. Dia memulai dengan istri nya Sinta, sampai menjadi sebesar ini. Tapi, sekarang Sinta mulai sakit-sakitan. Padahal dia baru berumur 50, Tomi dan Sinta menikah sangat lah muda dan memiliki anak yang hanya berjarak sedikit.
Seno Bagaskara adalah anak pertama. Jadi, dia dipercaya memimpin banyak usaha oleh ayah mertua, tentu lah aku sebagai istri nya hidup bagaikan ratu di istana megah ini. Akan tetapi, semua harta kekayaan Tomi Bagaskara ini diwariskan dengan satu syarat. Syaratnya adalah kami semua harus tinggal satu atap. Oh tidak! Aku mulai takut untuk satu atap dengan keluarga suami. Pikiran negatif ini mulai ku tepis. Karena, suamiku yang sudah selesai berbincang-bincang masuk ke dalam kamar hotel yang diberikan secara khusus untuk malam pengantin kami.
"Sayang." mas Seno langsung menghampiriku yang sedang duduk dimeja rias. Dia mulai memelukku dari belakang langsung mencium keningku lalu turun kebibir dan langsung mengecup bibirku dengan beringas.
Aku mendorong nya dengan perlahan, sambil berujar. "Kamu mandi dulu gih, bau tau," kataku sambil menutup hidung.
"Baiklah sayang, aku mandi. Setelah mandi baru kita," jawab nya sambil mengedipkan mata dengan nakal, Aku langsung tersipu malu mendengarnya.
Selesai mandi mas Seno keluar dengan cuma berbalut handuk dipinggangnya. Aku akui dia sangat lah tampan dan gagah. Bagaimana tidak, dia bertubuh atletis, tinggi, berhidung mancung bak model papan atas.
Entah kenapa dia bisa naksir aku. Walau, banyak lelaki yang mengejarku dulu mengatakan aku ini wanita yang cantik, manis, bertubuh tinggi dan memiliki body yang montok berisi, belum lagi katanya rambut hitam legam yang panjang ini membuat aku semakin menarik. Akan tetapi, itu tidak membuat aku percaya diri saat bersanding dengan mas Seno.
Aku terkejut mas Seno memelukku dan berbisik ditelingaku. "Kenapa melamun sayang?"
"Aku cuma tidak menyangka akan menikah dengan kamu mas. Serasa semua ini adalah mimpi,"
"Ya, ini seperti mimpi. Aku akan membuat mimpi ini menjadi semakin indah." Dia langsung menggendong ku keranjang besar itu. Mulai melepas pakaian yang aku kenakan satu persatu, dia mulai melakukan permainan yang panas
"Aah!" Aku teriak karena merasakan sakit diintimku. Karena, tentu nya aku masih perawan wajar aku merasakan sakit.
"Ternyata kamu masih pera-wan." lirihnya dan memulai permainan ini dengan lembut.
Selama empat jam kami baru selesai bergumul di ranjang itu pun dia masih ingin lagi. Akan tetapi, aku menyerah karena lelah dan merasa perih dibagian bawah sana. Aku pun tertidur karena kelelahan.
Cantika harus meneguk pil pahit lantaran tak dapat membayar uang rumah sakit sang ayah akibat dari seseorang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga ia harus rela menjadi istri kedua seorang milyarder dan melahirkan anak untuk sang suami. Namun, siapa sangka kehidupan pernikahan yang dikira manis ternyata seperti neraka bagi gadis polos itu! Akankah Cantika akan terus bertahan atau malah memilih pergi?
Riana menikah muda dengan lelaki bernama Reynald, tetapi hubungan mereka tidak disukai oleh Mayang selaku ibu kandung Reynald karena lima tahun pernikahan tidak kunjung memberikan anak. Memiliki suami yang kerap kdrt dan mertua yang membenci, membuat Riana mulai merasa jenuh dengan hubungannya dan puncaknya ada wanita lain masuk ke dalam hubungan mereka dua, alhasil Riana memilih mundur
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.