/0/12820/coverbig.jpg?v=59011bce2010bb0c9f4e9831e788a997)
"Kenapa bengong, Mas Karim?" tanya Shifa dengan lekuk tubuhnya menyentuh tubuh Karim. Karim bisa gila menyaksikan tubuh Shifa di depannya seperti ini. Dia telah terperangkap dengan bidadari terlarang. Shifa Sakinah memutuskan untuk menutup masa lalunya, tetapi karena situasi menekannya hingga dia tidak memiliki pilihan, dia akhirnya menunjukkan sisi gelapnya ke hadapan asisten praktikumnya. Karim Zahid tidak menduga bahwasanya mahasiswi baru bernama Shifa Sakinah justru menjebak dirinya dalam sebuah permainan cinta dan nafsu yang memabukkan dan mengubah kehidupannya selama ini.
"Bagaimana, Mas Karim? Mas sungguh mau mempertimbangkan nilai akhir saya jika saya bisa melayani Mas 'kan?" tanya Shifa kepada pria yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Asisten senior yang notabene pelit dengan nilai untuk praktikum yang dihadapi oleh Shifa sebagai mahasiswa baru.
"Jangan aneh-aneh, Dik Shifa. Aku sudah punya kekasih dan dia sangat mahir di ranjang," komentar pria yang bernama Karim itu. Shifa merasa tertantang untuk mengetahui seberapa jauh eksplorasi Karim dengan kekasihnya itu. Gadis itu menaikkan pandangannya. Netra gadis itu, satu-satunya dari wajahnya yang terlihat di luar cadar yang dia kenakan, menyorot tajam ke arah Karim.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita buktikan, Mas Karim? Saya tidak masalah menjaga rahasia," komentar Shifa dengan santai. Karim tertawa merendahkan.
"Apa yang kamu tahu tentang bermain di ranjang? Aku hanya membuat kalimat itu karena kamu bilang akan melakukan apapun," tanya Karim dengan nada mengejek. Shifa benar-benar merasa dia harus membuktikan dia tidak semudah itu untuk direndahkan untuk keseriusannya.
Gadis itu langsung menurunkan cadarnya dengan cepat lalu mencium bibir Karim. Karim tampak terkejut dengan serangan Shifa hingga dia kesulitan untuk mengikuti permainan yang dibawa oleh mahasiswa baru yang berada di apartemennya ini. Shifa tidak peduli bahwa dia harus membuat Karim puas, karena nilai dari praktikum ini akan menentukan kelulusan satu mata kuliahnya.
"Kamu gila!" komentar Karim saat Shifa melepaskan ciuman dadakan itu.
"Mas tidak suka?" tanya Shifa datar. Karim terdiam. Ciuman Shifa lebih bersensasi dibandingkan ciuman yang selama ini dia dapatkan dari kekasihnya. Rasanya berbeda, seakan menantang Karim untuk meminta lebih.
"Kenapa Mas? Menikmatinya?" tanya Shifa dengan santai. Tangan mungil gadis itu sudah mulai menyentuh pusaka Karim yang sudah terlepas dari celana yang dia kenakan. Karim bingung, sejak kapan gadis itu melepasnya.
"Kalau Mas Karim benar-benar menginginkan saya, Mas Karim akan mendapatkannya selama rahasia ini di antara kita," bisik Shifa di telinga kanan Karim. Karim merasa dia telah menemukan seorang gadis gila.
"Kamu bercanda," komentar Karim datar. Sedatar yang dia bisa karena jelas Shifa benar-benar mencoba merangsangnya dengan sentuhan di pusakanya. Shifa menggelengkan kepalanya seraya menggunakan kedua tangannya untuk melepas kancing pakaian kemeja milik Karim.
"Saya bukan tipe bercanda, Mas Karim," jawab Shifa bersamaan dengan kancing terakhir dia lepas dari pakaian Karim. Sekarang, pakaian dalam Karim digeser oleh Shifa untuk menyentuh bagian dada bidang pria itu.
Karim menyadari bahwa gadis di depannya ini serius dengan kalimatnya.
"Atau Mas sekarang ragu, karena saya bersungguh-sungguh?" tanya Shifa dengan santai. Karim bingung ingin menjawab apa. Jika dia mundur, maka harga dirinya akan hancur. Jika dia maju, maka dia telah berkhianat pada kekasihnya. Pada akhirnya, dia memilih berkhianat demi nafsu yang terus dipicu oleh gadis muda di depannya itu.
"Kamu sendiri, bukannya dirugikan dengan bersamaku?" tanya Karim memastikan. Shifa tersenyum tipis sementara tangan mungilnya sibuk bermain dengan pusaka dan dada Karim.
"Saya tidak rugi apapun, Mas Karim. Orang hanya kenal saya sebagai Shifa Sakinah yang pendiam, lugu, dan tidak dipedulikan. Kalaupun Mas bocorkan, saya tidak masalah," jawab Shifa dengan tenang, "tetapi Mas Karim akan kehilangan Mba Cahaya," lanjutnya dengan tenang. Karim tidak percaya bahwa Shifa mengetahui nama kekasihnya itu. Selama ini, dia dan Cahaya tidak mencolok di kalangan mahasiswa baru sebagai seorang kekasih.
"Teman-teman saya di angkatan mungkin lugu Mas, tetapi saya tidak bodoh. Sorotan mata Mba Cahaya dan Mas Karim menjelaskan semuanya," jelas Shifa dengan tenang. Karim tidak percaya gadis ini sangat jeli dengan hal-hal seperti itu.
"Saya menduga ada ide licik di benak Mas Karim sewaktu mengatakan silakan bertemu saya di apartemen ini," komentar Shifa lagi dengan santai. Karim benar-benar kesulitan untuk berpikir jernih antara kalimat penjelasan Shifa dan sentuhan-sentuhan memabukkan yang gadis itu berikan. Dia tidak menduga bahwa gadis mungil tertutup di depannya ini sangat liar di kamar tertutup.
"Mas mau dengan risiko pembuahan atau ini menjadi pesta kita saja?" tanya Shifa lagi dengan tenang. Karim membelalak mendengar kalimat itu. Gadis di depannya jelas gila!
"Apa maksudmu 'pembuahan'!?" tanya Karim dengan intonasi tinggi. Shifa terkekeh.
"Masa Mas Karim bermain berkali-kali dengan Mba Cahaya tidak mengerti?" tanya Shifa dengan santai. Senyuman terlukis di wajah gadis itu, membuat Karim menyadari bahwa Shifa melontarkan pertanyaan serius.
"Kalau aku jawab tidak, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Karim dengan nada setenang mungkin. Shifa benar-benar mahasiswi tergila yang pernah dia hadapi.
"Saya bawa pil," jawab Shifa dengan datar, "jadi penentunya jawaban Mas," lanjutnya. Karim tidak habis pikir dengan mahasiswi ini.
"Kalau begitu, minumlah," jawab Karim datar. Shifa tersenyum. Gadis itu bergerak mengambil segelas air lalu meminum sebuah pil bersama dengan air itu. Selanjutnya, gadis itu kembali menyentuh Karim dengan menggoda.
Karim menyadari, dia telah mengambil buah terlarang. Hanya saja, dia tidak akan menyia-nyiakan apa yang telah ada di hadapannya. Karena dia telah memetiknya, maka dia harus menikmatinya.
"Tunjukkan padaku kalau kamu benar-benar bisa menyaingi Cahaya," komentar Karim menantang Shifa. Shifa tersenyum menyeringai.
"Mas sungguh ingin menduakan Mba Cahaya? Mas tidak bisa kembali lagi setelah pergumulan kita nanti," komentar Shifa mengingatkan dengan santai. Karim merasa Shifa sedang memainkan emosinya.
"Jangan bermain-main denganku, Shifa Sakinah!" hardik Karim dengan nada tinggi. Shifa sempat mundur karena terkejut, tetapi gadis itu kemudian melukiskan sebuah senyuman setelah Karim menyadari dia telah berteriak.
"Kalau begitu, saya yang memimpin ya, Mas Karim," pinta Shifa dengan senyuman dan kedipan mata seksi di depan Karim. Karim menyadari, dia telah terperangkap dalam pesona seorang gadis muda. Mungkin, Shifa benar-benar tahu apa yang dia lakukan.
Shifa melepaskan pakaian miliknya hingga seluruh tubuhnya bisa disaksikan oleh Karim. Buah dada gadis itu mungkin tidak sebesar milik Cahaya, tetapi ukurannya pas di tangan Karim. Karim juga melihat betapa indahnya bagian kemaluan gadis itu, mengundang dirinya untuk tertawan penuh dalam pesona Shifa.
"Bidadari." Satu-satunya kalimat yang bisa dikatakan oleh Karim. Dia telah salah mengira tentang Shifa. Karim mengira Shifa menyembunyikan tubuh jelek dengan pakaian yang sangat menutupi dirinya.
Bahkan, teman-teman seangkatannya yang nakal, yang dimana mereka asistensi dengan Karim sebagai asisten mereka, pernah mengatakan kalau dari semua gadis di angkatan mereka, Shifa adalah orang terakhir ingin mereka sentuh. Mereka mengatakan Shifa terlalu culun, tertutup, dan tidak menarik.
"Kenapa bengong, Mas Karim?" tanya Shifa dengan lekuk tubuhnya menyentuh tubuh Karim. Karim bisa gila menyaksikan tubuh Shifa di depannya seperti ini. Dia telah terperangkap dengan bidadari.
"Apakah saya terlalu cantik untuk ekspektasi Mas?" tanya Shifa lagi seraya bermain dengan tubuh Karim. Karim menelan saliva yang mulai keluar di lidahnya.
"Ah, Mas tidak sabar menyentuh saya, 'kan?" tanya Shifa lagi dengan santai, masih bermain dengan tubuh Karim. Karim menahan diri untuk tidak gelap mata dan menerkam gadis di depannya itu.
WARNING! 21+ "Aku membenci seluruh sikap jahatmu padaku. Tapi, perlahan, rasa ingin selalu bersama itu tumbuh dan aku takut kehilanganmu." -Citra "Aku bernafsu memilikimu, tapi tidak lebih daripada untuk memperbudakmu. Perlahan, rasa ingin menjaga dan melindungi menguasaiku. Dan sekarang, aku tidak ingin kehilangan dirimu." -Azhar Kita adalah rasa yang tepat, di waktu yang salah.
Bulan dipenuhi dengan kesedihan dengan derita darah. Cahaya merahnya membias di muka bumi untuk satu abadi. Kapankah tangis suaraku terdengar di malam ini terdengar olehmu, sementara aku berjuang untuk bertarung dan mempertahankan kewarasanku? *** "Aku masih membenci setiap jejak yang tertinggal dari masa laluku, dan sekarang kamu mau menjadi bagian dari kebencianku?" tanyanya kepadaku. Aku terdiam. Tidak satu patah kata bisa keluar. Atmosfer yang dia ciptakan mencekikku. "Kala pertemuan pertama kita tempo kemarin, hatiku berkata ada sesuatu yang beda. Kini, bagiku, satu suatu itu seakan porak poranda masa lalu," ucapnya lemah. Dia menggelengkan kepala. "Tapi, dikau tak berkata apapun kala itu, hanya anggukan yang memancing murka diri. Namun, dikau telah merahasiakan paduka. Sekali ini, aku perkenan semua kembali dalam bayangan," komentarnya, "terima kasih." "Terima kasih," balasku pula. Rasanya sesak. Hanya itu yang bisa terucap dari lidahku. Entah kenapa, hubungan kami yang baru dimulai, perkenalan singkat yang berbeda ini, sudah diambang kehancuran.
“Kenapa Kakak justru mengkhianatiku!” Air itu jatuh dari mata perempuan berusia 17 tahun itu. Kakak yang dia percayai tentang semua isi hatinya, justru pergi jalan-jalan bersama laki-laki yang dia sukai. “Ini tidak seperti yang kamu lihat!” bantah perempuan berusia 21 tahun itu. Laki-laki berusia 21 tahun yang menyaksikan keributan yang menyaksikan dua temannya ribut itu hanya bisa menepuk kepalanya. Dia tidak berpikir masalah ini akan sampai pada tahap ribut seperti sekarang. “Kenapa!? Aku kira Kakak tulus!” bentak perempuan 17 tahun itu kepada figur yang telah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Seorang perempuan 18 tahun menahan temannya sebelum sebuah pukulan lepas dari tangan temannya itu mendarat pada figur kakaknya sendiri.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.