Unduh Aplikasi panas
Beranda / Miliarder / Terjebak Nafsu Dua CEO
Terjebak Nafsu Dua CEO

Terjebak Nafsu Dua CEO

5.0
93 Bab
10.1K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Karine seorang wanita duta perusahaan terkenal harus merelakan keperawanannya direnggut oleh dua CEO demi melanjutkan kerja sama antar perusahaan dan melanjutkan bisnis ayahnya. Karine telah menjadi wanita simpanan Pak Bilang dan Pak Arum selama dua tahun terakhir. Walau Karine tahu bahwa kedua CEO tersebut telah beristri dan bahkan telah mempunyai buah hati, Karine tetap saja rela dijadikan wanita pemuas nafsu untuk memenuhi tuntutan kedua CEO tersebut dan bisnis ayahnya tetap berjalan. Lalu bagaimana nasib Karine dan perusahaan ayahnya jika kedua istri CEO itu mengetahui perselingkuhan mereka?

Bab 1 Datang Demi Nafsu

Karine hanya mampu menikmati gairah yang diberikan oleh dua CEO tampan dalam ruangan rapat kedap suara. Tubuh mungilnya ditelanjangi, ditindihnya ke arah tembok sehingga pergerakannya terkunci. Empat tangan ganas berurat berusaha mengerogoti seluruh belah tubuh Karine.

"Apa kamu menginginkan kerja sama ini tetap berjalan, hmm?" Pak Bilang mendonggakkan dagunya, terlihat mata masih terpejam menikmati sentuhan.

Pak Arum ikut berucap, "Dengan begini kamu tidak perlu susah payah mempertahankan karir menjadi seorang duta perusahaan. Kami bisa memberimu hingga miliaran. Siapa yang akan menolaknya."

Suara desahan mulai digemai dalam ruangan. Pakaian kantor Karine yang tadinya cukup rapi kini satu-persatu mulai lepas. Tubuhnya kini tanpa benang.

"Tidak perlu takut, kamu sudah melakukan ini selama dua tahun, bukan?" Terus saja pertanyaan dialihkan pada Karine, tepat pada jenjang telinganya.

Suara Pak Bilang dan Pak Arum begitu membuat Karine ikut bernafsu tinggi.

"Apapun demi perusahaan," jawab Karine yang sesekali mendesah.

Tingg

Namun, suara dentingan ponsel membuat mata ketiganya menyorot pada atas rak buku, menghentikan aksi yang telah diperbuat.

"Siapa?" Pak Arum bertanya mendahului setelah mengetahui dentingan ponsel itu berasal dari ponsel Pak Bilang, meninggalkan Karine tanpa pakaian di atas meja kerja.

Dilihatnya panggilan itu berasal dari Nadin, istri Pak Bilang. Jelang beberapa menit, mereka melakukan sebuah perbincangan hingga berakhir.

"Aku cabut duluan," ungkap Pak Bilang yang langsung saja meraih pakaiannya dan segera bergegas keluar dari ruangan itu meninggalkan Karine dan Pak Arum di sana.

"Sepertinya aku harus menikmati tubuh mungilmu sendirian, Karine."

Tak ingin melewatkan kesempatan itu, Pak Arum tanpa aba-aba memusatkan perhatiannya pada tubuh Karine yang sedari tadi siap. Mereka kembali melakukan aksinya tanpa menyadari kini jarum jam telah menunjuk pukul 17.30.

Setelah berkemas, Karine berucap, "Pak, duluan ya." Ia meraih segala perlengkapannya, membersihkan seisi ruangan seolah tak terjadi apa-apa di sana.

"Iya, istri Bapak juga sudah menelepon," akhirnya.

Kini Karine meninggalkan ruangan, melihat jam mulai larut, Karine bergegas keluar dari perusahaan tersebut setelah mendapati suasana luar mulai menjelang magrib. Lagian di tempat itu juga sudah tidak ada siapa-siapa.

Kakinya dengan cepat berjalan menyusuri trotoar menuju kompleks yang tempatnya tak jauh dari sana, ia hanya mengandalkan kaki agar bisa sampai walau selangkangannya lumayan perih berjalan.

"Karine!" Suara teriakan dari arah berlawanan membuat langkah wanita itu terhenti.

Yuna, salah satu karyawan perusahaan milik CEO menghampiri. Ia juga tinggal di daerah komplek Karine. Tampak di tangannya terdapat kantong kresek dengan isian martabak di dalamnya.

"Si Yuna lagi! Pasti dia bakalan tebak gua dari mana!" batin Karine seraya memutar bola matanya malas. Tampak tak ada semangat untuk kembali berdebat dengannya terlebih lagi keadaan tubuh Karine yang mulai lemas akibat ulah Pak Arum beberapa menit lalu.

Dengan tatapan mencurigakan, Yuna bertanya, "Baru pulang dari kantor? Emang ada bisnis penting banget yang harus lo bicarakan sampai selarut ini?"

"Udahlah, gak usah kepo urusan atasan!" Karine menjawab disertai alisnya yang mulai mengerut. Tampak tingkahnya membuat Yuna mampu menebak.

Perahan Yuna mendekatkan wajahnya pada raut wajah Karine, mencoba membaca sudut wajah. "Lo ... Habis digilir lagi kan sama CEO tampan itu?" tebaknya tanpa ragu.

"N-nggak! Gak usah mikir aneh, gua ada tugas tambahan tadi!" hindarnya. Tak ingin di tanya macam-macam lagi, Karine berusaha menjauh dari posisi Yuna setelah feeling nya mulai tak bisa ditebak.

"Bohong, gua juga dapat Pak Arum tadi baru pulang. Berarti pasti habis-"

Huussttt!!!

"Sekali lagi lo ngomong ini, gua bakalan lapor ke atasan lo! Awas aja!" Bibir Yuna di dekap seketika oleh Karine, takut jika tetangganya ikut mendengarkan perbincangan ricuh itu.

Kini dengan cepat ia menjauh, tubuhnya tak bisa di topang lebih lama lagi. "Halahh, pasti Yuna iri soalnya perusahaan gua bakal tetap kerja sama sama perusahaan atasannya!"

Karine mulai meraih kunci kompleknya dari bawah pot bunga, di pegangnya gagang pintu bersiap untuk masuk.

Clakk

Ruangan itu terbuka, Karine menghempas seisi tasnya di atas kasur yang sedari tadi pagi berantakan saat ia meninggalkan tempat itu, setelahnya beralih menuju kamar mandi untuk membersihkan cairan putih kental Pak Arum yang sempat tersisa di area intimnya.

Jam kini menunjuk pukul 21.34, Karine sibuk dengan ponsel di atas kasur empuk miliknya, bersenda gurau bersama lawan gender di dalam ponsel tersebut.

David, kekasih Karine yang sampai saat ini belum juga mengetahui kelakuan dari pacarnya padahal mereka telah merajut asmara sekitar tiga tahun sepuluh bulan. Memang, David terkadang mempunyai firasat buruk tentang Karine tapi kembali di kuatkan oleh gugatan Karine yang seakan tak pernah melakukan hubungan intim dan berlagak layaknya seorang gadis perawan.

[Udah dulu ya Ayang, ngantuk.]

[Ok, see you baby]

Mereka mengakhiri perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam empat puluh menit. Karine hanya beralasan, nyatanya ia mendapati panggilan dari Pak Bilang, bagaimanapun CEO itu yang utama.

"Pak Bilang ngapain telepon tengah malam? Apa dia butuh gua lagi, soalnya kan tadi dia gak sempat, mana tadi udah di ujung."

Tangannya perlahan menekan tombol, memastikan bahwa memang yang menelepon adalah Pak Bilang. Tanpa berdecak lebih dahulu, Pak Bilang memulai.

[Karine, di mana?] Dari suaranya saja Karine mampu menebak bahwa pria beristri itu menginginkan sesuatu. Suara agak candu.

Karine ikut membalas dengan suara yang mampu menggoda Pak Bilang pula. [Iya Pak? Ini di komplek sendirian.]

[Tunggu Bapak di situ,] akhir Pak Bilang sontak mematikan panggilan tersebut. Karine mampu menebak maksud dari pria muda.

Tak membuang banyak waktu, ketukan pintu komplek terdengar jelas. Karine mampu menebak bahwa itu adalah Pak Bilang.

Clakk

Dibukanya pintu tersebut, memperlihatkan Pak Bilang dengan kegagahannya berdiri di sana. Tanpa berucap, pria itu langsung saja meraih dan mendorong tubuh Karine hingga mentok pada tembok. Tatapannya agak berbeda.

"Pak? Bapak mabuk?" tanya Karine perlahan. Suara napas Pak Bilang mampu ia dengar begitu jelas. Tak ada celah di antara keduanya.

"Kamu mau bisnis tetap berjalan? Maka, terima ini!" Belah dada yang tertutup dengan baju tidur bergambar Doraemon tanpa bra yang ia gunakan sangat mudah membuat Pak Bilang menjelajah. Terus saja CEO itu menikmati tubuh Karine, sedangkan gadis itu hanya pasrah.

Kecupan tercipta agak lembut, Karine berusaha menarik tubuhnya menuju kamar agar lebih leluasa. Sesampainya, Pak Bilang langsung saja menghempas tubuh Karine di atas kasur dengan ganas, perlahan baju dan celana yang ia gunakan mulai terbuka, menyisakan CD biru navy milik Pak Bilang.

"S-stop Pak." Karine menghentikan aksi Pak Bilang sekejap.

Tanpa bertanya, pria kekar itu hanya menunggu Karine melanjutkan ucapannya. "Nanti kalau ada yang tau Bapak di sini kan bahaya. Apalagi ini pertama kalinya Bapak ke sini malam-malam, takutnya ada yang lapor ke istri Bapak."

"Siapa yang berani melawan saya? Apa saya harus peduli? Saya tidak peduli! Yang jelas nafsu saya malam ini terpenuhi oleh tubuh mungilmu, Karine!"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY