/0/13114/coverbig.jpg?v=86560dd750c5c3d91c49eb777a8ee8ac)
Kisah wanita bernama Alice yang selama tujuh tahun pernikahannya belum pernah merasakan kepuasan dalam hal seksualnya bersama suaminya. Selama tujuh tahun itu pula ia berpura pura menikmati semua yang dilakukan oleh David sang suami. Semua berawal dari percobaan pertama ia melakukannya sendiri, dari situ ia mulai terobsesi dan mulai melakukannya setiap hari, karena hanya dengan itu ia bisa mencapai kepuasan. Semakin kesini, fakta baru yang mengejutkan mulai bermunculan, seperti David yang ternyata berselingkuh dengan teman kantornya, yang tak lain merupakan mantan pacarnya dulu di masa sekolah dan David yang ternyata seorang gay. Anehnya Alice tak sama sekali menggugat atau membuang David, ia malah senang kala melihat David bercumbu dengan sesama pria. Hingga akhirnya Alice mempunyai seorang teman wanita, ia sangat peduli padanya, Alice dengan terang terangan bercerita soal suaminya kepada Jane. Jane merupakan wanita yang mempunyai trauma besar dalam hidupnya, ia pernah dilecehkan oleh ayahnya sendiri sewaktu masih sekolah. Perlahan traumanya membaik saat jane mengenal pria yang mencintainya yang bernama Bian, namun lama kelamaan Bian juga menunjukkan sifat aslinya, selama ini ia tak tulus mencintai Jane, malah Bian sengaja memperkosanya bersama teman sekelasnya. Semenjak itu ia sangat membenci laki-laki. Ia bersumpah tak akan berhubungan baik dengan laki-laki manapun. Hingga Jane bertemu Alice dan mereka seperti menemukam kecocokan satu sama lain. Mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan terlarang. Setiap hari mereka habiskan waktu berdua. Alice mengijinkan Jane untuk tinggal bersamanya di rumah mewahnya. Semua orang tak menaruh curiga terhadap Alice dan Jane. Alice memutuskan untuk menceraikan David, karena Jane sangat cemburu dengan David. Sejak saat itu hubungan Alice dan Jane semakin romantis, hingga suatu hari Alice bertemu seorang pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Kabar tersebut terendus oleh Jane, Jane sangat marah terhadap Alice, namun Alice mencoba meyakinkan Jane bahwa ia juga tak akan meninggalkannya. Akhirnya Alice mendapat restu dari Jane, Pria bernama Steve itu pun berhasil meyakinkan Jane. Steve menyadari bahwa Jane merupakan sahabat terdekat Alice, jadi ia juga harus meyakinkan Jane bahwa ia sungguh sungguh terhadap Alice. Alice hidup bahagia bersama Steve dan Jane. Steve menikahi Alice dan dikaruniai seorang anak yang lucu dan menggemaskan.
BAB 1
Tujuh tahun lalu aku dinikahi seorang laki laki pilihan almarhum Papa Mamaku.
Dalam waktu tujuh tahun itu aku belum pernah merasakan apa itu orgasme. Kenapa? Bukankah hal seperti ini sangatlah penting dalam sebuah rumah tangga.
Setiap kali Mas David memintaku untuk melayaninya, memang aku tak pernah menolak. Namun tak bisa ku pungkiri, aku menginginkan lebih dari apa yang selalu dilakukan oleh suami sah ku.
Namaku Alice, aku putri tunggal sekaligus pewaris perusahaan kedua orangtuaku yang telah tiada akibat kecelakaan yang mereka alami dua tahun lalu.
Sebelum mereka pergi meninggalkanku sendiri disini, mereka menjodohkan ku dengan laki laki pilihan mereka.
Memang sikapnya sangat manis, membuat siapa saja yang menjadi pasangannya akan merasa sangat beruntung. Dia tak pernah meninggikan suara saat berbicara, tak pernah membuatku merasa terbebani, namun satu kekurangannya. Dia tak mahin memuaskan pasangan di atas ranjang.
Selama ini tuhan belum menitipkan benih cinta dalam rahimku, entah mengapa, dia pun tak banyak meminta. Kami pasrahkan semuanya pada tuhan yang maha kuasa.
Sebagai istri yang baik, aku selalu berpura pura mendesah agar suamiku mengira bahwa aku menikmati setiap permainannya. Namun lama lama aku pun merasa jenuh dan bosan.
Aku mencoba mencari tahu tentang apa yang tengah ku alami dengan dokter pribadiku, setelah melalui beberapa pemeriksaan, nyatanya organ intim dan rahimku sehat, tak ada kurang suatu apapun.
"Apa masalahnya terletak pada Mas David?" gumam ku.
Seperti biasa malam ini Mas David mulai menggerayangi tubuhku, meminta sesuatu yang tak pernah memuaskan ku.
"Ck.. Mas!"
Untuk pertama kalinya aku malas melayani Mas David, ku belakangi tubuhnya menghadap jendela kaca berukuran besar di sudut kamar tidur kami.
"Ada apa? Apa hari ini kamu kelelahan?" tanya Mas David.
"Hmm.." jawabku singkat.
"Ya sudah, tak apa.. Mas ngerti," balasnya seraya melingkarkan lengan kekarnya di pinggang ramping ku.
Sesekali jari Mas David menyentuh area sensitif ku, membuat libidoku memuncak.
Namun jika ku minta dari Mas David, tak akan kurasakan kepuasan yang selama ini ku cari.
"Aaargghh.. Sialan!" umpat ku.
Ku lepaskan pelukan Mas David, lantas beranjak menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
Glek.. Glek.. Glek..
Ku habiskan segelas penuh air putih yang ku ambil hingga tandas tak tersisa.
Ku hempaskan bokong padat ku di atas sofa ruang TV, rasanya malas sekali melihat suamiku yang ku anggap sangat egois dalam hal seperti ini.
Ku nyalakan televisi, kulihat jam menunjukan pukul 01.00 dini hari, tak sengaja channel televisi menayangkan adegan panas, seketika mataku terpaku ke layar televisi tersebut.
Libidoku perlahan naik kembali, mataku tak lepas menyaksikan adegan demi adegan yang diperankan oleh sepasang manusia yang tengah dimabuk asmara.
Tak terasa tanganku refleks meraba setiap inci area sensitif ku yang mulai basah oleh cairan alami.
Pikiranku gelap, aku tak peduli jika nanti seseorang memergoki ku melakukan hak seperti ini.
Ku lebarkan sedikit kakiku agar jemariku menjangkau belahan sensitif milikku.
"Aaahh..." tak terasa desahan keluar begitu saja dari mulutku.
Sensasinya jauh berbeda dengan apa yang sering dilakukan Mas David terhadapku.
Aku menginginkan lebih dari ini. Akal ku semakin tak waras, ku buka celana dalam ku yang menghalangi aksi jemariku.
Ku mainkan daging kecil yang merupakan puncak sensitif vaginaku.
Ku buka lebar lebar kakiku, kumainkan klitorisku sambil menatap layar televisi yang masih menayangkan adegan panas.
Hingga vaginaku dipenuhi oleh cairan hangat. Ku masukkan satu jariku yang kebetulan tadi siang baru ku potong kukunya di salon langganan.
"Aaaaggghhh..."
Benar benar nikmat, kenikmatan yang baru ku rasakan selama aku melayani Mas David.
Ku naikkan tempo kocokan ku, hingga tubuhku menggelinjang.
Tak puas disitu saja, ku masukkan dua sekaligus jariku agas semakin terasa pergerakannya.
Ku naikkan kembali tempo kocokan ku mengikuti siaran yang tengah ku tonton, hingga posisiku kini sudah terlentang dengan membuka kedua kaki ku lebar lebar.
"Aaa... Aaahhhh... Ssshhh... Aaahhh..."
Aku terus saja mendesah merasakan kenikmatan yang ku buat sendiri. Hingga sepertinya sesuatu akan keluar dari dalam lubang vaginaku.
"Aaaaahhhhh.... Ssshhh...."
Seluruh tubuhku seperti tersetrum oleh jutaan volt listrik. Kurasakan denyutan pada lubang vaginaku, karena kedua jari ku belum ku keluarkan dari dalam sana.
Sangat nikmat, sangat berbeda jauh dengan apa yang selalu Mas David lakukan terhadap ku.
Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti malam ini.
Ku kenakan kembali CD yang menutupi segitiga tak berbulu ku. Gegas ku langkahkan kaki menuju kamar, aku takut Mas David curiga terhadapku.
Malam ini aku tidur sangat nyenyak. Pengalaman tadi merupakan pengalaman pertamaku setelah sekian tahun tak pernah mendapatkan orgasme dari pasangan sah ku.
Esoknya..
"Sayang, kok kamu keramas sih pagi ini? Padahal semalam kan kita gak jadi ngapa ngapain," ungkap Mas David seraya memelukku dari belakang.
"Memangnya keramas harus ngapa ngapain dulu gitu?" tanyaku balik.
"Ya ga gitu sih sayang, hmmm... Rambut kamu wangi," ucap Mas David mengendus endus rambutku yang masih sedikit basah dengan penuh nafsu.
"Ck. Mas, apaan sih, aku lagi masak ini," balasku.
"Iyaa, Mas tau kamu lagi masak, yang enak ya.. Biar sekalian kamu nanti ku lahap juga," balas Mas David seraya mencubit gemas bokongku yang menurutku tak besar besar amat.
Aku hanya memutar bola mata malas.
Sarapan sudah tersaji, ku buatkan nasi goreng telor ceplok khusus untuk Mas David, sedangkan untukku hanya sereal dan susu, menu yang biasa ku makan setiap sarapan.
"Enak sayang, makasih ya," ucap Mas David di sela ritual sarapannya.
Aku hanya membalas dengan senyuman.
Piring telah kosong oleh menu sarapan, seperti biasa Mas David selalu menghargai usaha istrinya yang setiap pagi membuatkannya menu sarapan.
"Mas berangkat ya sayang, cup" pamit Mas David seraya mengecup lembut keningku. Ritual yang setiap hari tak pernah absen dia lakukan.
"Iya Mas, hati hati, bekalnya sudah ku siapkan di mobil," balasku.
"Makasih sayang,"
Gegas aku kembali menuju dapur untuk membereskan kembali sisa sisa sarapan tadi.
Namun tak lama sepasang tangan kekar memeluk tubuhku dari arah belakang.
"Loh Mas, kok gak jadi berangkat?" tanyaku.
"Mas kangen sama kamu, boleh ya," pintanya.
Tanpa menunggu persetujuanku, Mas David menggendongku hingga posisiku di atas meja makan yang kokoh.
Aku sedikit heran, tumben sekali Mas David melakukan ini, apa karena semalam aku menolaknya.
Lidah kami saling bertaut, kali ini aku sampai kewalahan dengan aksinya yang sedikit kasar.
Dengan cepat dia membuka seluruh kancing bajuku hingga dua gunung kembar ku yang berukuran 34B menyembul keluar.
Tak ia sia siakan kesempatan ini, dihisapnya puting kemerahan milikku hingga aku menggelinjang kenikmatan.
Lidahnya menyapu setiap inci bagian tubuhku, hingga sampai didepan segitiga bermuda ku yang masih berbalut hotpants.
Ia gesekkan satu jarinya hingga aku merasakan geli yang teramat sangat.
"Aaaah... Geli Mas," racauku.
Dengan brutal ia melepaskan hotpants ku hingga terlihatlah vagina tanpa bulu yang selama ini selalu memuaskan hasratnya.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.