Ciuman panas kembali tercipta, tapi Asley menahan Regan yang seakan enggan melepaskan tautan bibirnya.
"Aku harus segera kembali, kalau tidak Adam akan banyak tanya kemana aku pergi," ucap Asley.
"Tentu, " sahut Regan.
Mereka pun kembali memakai pakaian, dan segera meninggalkan hotel. Regan harus mengantar Asley ke sebuah tempat, di mana ia meninggalkan mobilnya. Itu adalah cara mereka menghindari para mata-mata.
Namun sayangnya saat mereka menuju mobil, tiba-tiba beberapa orang mengejar.
"Nona Asley, tunggu!" teriak seorang pria.
Asley dan Regan pun menoleh ke arah suara, dimana empat pria tengah menuju mereka. Asley pun terperanjat kaget saat melihat siapa mereka. "Shit! Mereka orang-orang Adam.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Regan.
"Kita tidak ada pilihan," sahut Asley yang langsung menggapai tangan Regan dan berlari menuju mobil. Kepanikan di rasakan keduanya saat melihat anak buah Adam.
Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil dan kabur dari kejaran para anak buah Adam. Itu adalah pilihan terakhir, karena jika mereka tertangkap, maka tidak akan ada maaf dari Adam atas pengkhianatan yang mereka lakukan.
Namun ternyata menghindari anak buah Adam buka hal yang mudah. Dengan cepat mereka menyusul dan menemukan mobil Regan.
"Regan, cepatlah, aku tidak mau Adam menangkap kita," ucap seorang wanita bernama Asley panik. Ia meminta sang kekasih untuk melajukan mobilnya secepat mungkin.
Asley berulang kali melihat ke belakang mobilnya dimana dua mobil tengah mengajarnya.
"Cepatlah Regan," ucapnya kembali.
"Tenanglah," sahut sang kekasih, atau lebih tepatnya seorang selingkuhan.
Mobil melaju semakin cepat menghindari kejaran dua mobil di belakang mereka. Asley dan Regan sebisa mungkin menghindar dari kejaran para anak buah Adam, seorang penguasa berdarah dingin yang di takut semua kalangan.
Adam mengetahui perselingkuhan mereka, dan mereka pun tahu jika sudah pasti tak akan ada ampun untuk mereka berdua.
"Apa kamu akan kembali menemui Adam sekarang?" tanay Regan.
"Tidak mungkin. Dia tidak akan memaafkan kita. Satu-satunya yang bisa kita lakukan sekarang hanya pergi menjauh darinya. Bawa kemanapun kamu pergi Regan," ucap Asley. Ia sangat yakin jika tidak ada pilihan yang lebih baik selain kabur.
Regan kembali menoleh ke belakang, ia bisa melihat mobil anak buah Adam masih mengejarnya. Ia pun menambah kecepatan.
Regan menyunggingkan senyum saat merasa lolos dari kejaran anak buah Adam. Namun sayang, kecepatan hingga akhirnya mobil hilang kendali.
Ciiitttt......
Braakkk.....
Byuurrr......
Mobil menabrak beton pengaman jalan hingga langsung terjun ke jurang, dimana di bawah jurang tersebut terdapat sungai yang arusnya sangat deras.
Mobil yang ditumpangi Asley dan Regan pun terbawa arus sungai tersebut.
"Aku rasa mereka tidak akan selamat," ucap salah satu pira yang mengejar mereka.
Mereka pun kembali untuk segera melaporkan apa yang terjadi pada Bos mereka, Adam Longthen. Sayangnya, Adam justru marah besar karena mereka tak bisa membawa Asley padanya.
"Bawa dia kemari dalam keadaan hidup atau pun mati," ucap Adam dingin.
Semua anak buahnya pun mencari Asley. Mereka harus menemukannya meski dalam keadaan mati sekalipun.
Namun, setelah satu minggu pencarian, mereka belum juga menemukan Asley. Itu semakin membuat Adam murka, karena sang anak yang terus memanggil dan mencarinya
"Pa, kok mama belum pulang juga," tanya Jeslyn, anak Adam. Gadis berusia lima tahun itu sangat merindukan Asley. Wanita yang dijadikan Adam sebagai istri, sekaligus ibu sambung untuk Jeslyn sejak usia satu tahun.
"Papa akan segera membawa ibumu kembali sayang," sahut Adam sambil mengusap kepala Jeslyn.
Asley adalah seorang gadis yang Adam pilih untuk menjadi istrinya. Selain menjadi ibu sambung bagi Jeslyn yang kehilangan sang ibu saat melahirkannya, Asley juga menjadi istri Adam sekedar untuk melampiaskan hasratnya.
Sebuah kesepakatan antara Asley dan Adam, yang tak disukai oleh Maria, ibu Adam.
Para anak buah Adam yang bertugas mencari keberadaan Asley kini tengah beristirahat, tapi mata mereka selalu bersiaga dalam pencarian, hingga akhirnya salah satu dari mereka melihat sosok wanita yang mereka cari.
"Itu dia nona Asley," ucap seorang pria berbadan kekar pada rekannya, setelah ia melihat seorang wanita yang sama persis dengan wanita dalam foto yang ada di genggam tangannya.
Berulang kali ia memastikan foto tersebut dengan wanita yang ia lihat di toko bunga. Meski penampilan sangat berbeda, tapi wajahnya sama persis dengan orang yang mereka cari. Dan mereka pun menghampiri.
"Ternyata selama ini anda berada di sini, nona Asley?" ucap pria tersebut bernada dingin menahan kesal. Tentu saja ia kesal karena mencari Asley yang dikira sudah mati, tapi ternyata sedang hidup tenang, bahagia dengan penampilan lain.