Seorang Dokter Genius secara misterius ber-transmigrasi ke tubuh seorang permaisuri Kekaisaran abad ke 17 . Wanita yang baru saja menikah dan diceraikan dalam satu malam oleh suaminya, Pangeran Keenam, demi kekasih masa kecilnya. Ketika hidup kembali tidak peduli. Yang dia inginkan hanyalah memulai rumah sakitnya sendiri dan fokus pada karirnya dengan pengetahuannya sebagai dokter abad ke-21, dia segera memenangkan hati orang-orang juga Yang Mulia Kaisar yang jatuh cinta padanya. Dia tidak membutuhkan cinta begitulah pikirnya. Tapi Takdir punya rencana lain untuknya, dan dia mendapati dirinya jatuh cinta pada pria yang tidak seharusnya dia inginkan, dihadapkan pada pilihan antara cinta dan Pengorbanan. Mana yang harus dia pilih
Untuk bagian selatan negara itu, Bulan Mei adalah bulan yang diprediksi BMKG akan terjadi badai besar yang dapat membawa malapetaka.
Prakiraan cuaca telah memberikan pemberitahuan awal dan memperkirakan konveksi atmosfer yang kuat untuk beberapa hari ke depan.
Wilayah setempat sudah diberi peringatan bahwa hujan lebat akan terjadi dan telah menyarankan warganya bahwa sementara untuk tidak pergi keluar selama kondisi cuaca buruk seperti itu.
Namun, Sherin mengabaikan peringatan rekan-rekannya.
Dia meninggalkan rumah dengan membawa payung dan sekantong persediaan medis meskipun langit yang gelap itu tampak seperti akan runtuh.
Sherin akan menemui pasien tua nya.
Pasiennya sudah berusia 90 tahun lebih dan di diagnosis akan segera meninggal, Pasien ini telah tersiksa dengan penyakit emfisema nya selama bertahun-tahun.
Pada tahap awal, semua organnya gagal dan perutnya mengalami pendarahan hebat.
Setiap kali dia mencoba untuk makan, dia akan menderita rasa sakit yang luar biasa.
Alat-alat di rumah sakit lah yang telah membuatnya tetap hidup selama ini.
Sekarang setelah dia berada di rumah, anak-anaknya ingin ayah mereka mendapatkan perawatan yang memuaskan sebelum kematiannya.
Jadi, sebelum meninggalkan rumah sakit, mereka meminta Sherin untuk menyuntiknya dengan obat penguat jantung.
Pria tua itu sangat senang karena anak-anaknya berkumpul dan melakukan yang terbaik untuknya.
Hari ini Dia makan hampir semangkuk penuh.
Setelah makan, lelaki tua itu mengobrol riang dengan anak-anaknya.
Namun kira-kira satu jam kemudian kemudian lelaki tua itu mulai merasakan sakit yang tidak tertahankan.
Dia dengan panik meminta Dokter Sherin Lin datang dan memohon kepada anak-anaknya agar dia menyelamatkannya.
Anak-anaknya tidak tahu bagaimana menghadapi situasi ini dan menelepon Sherin Lin untuk memberi tahu dia tentang situasinya.
Sejujurnya, Sherin tidak harus pergi.
Dia sudah tahu bahwa kedatangan nya juga tidak akan bisa mengubah hasilnya.
Anak-anak lelaki tua itu juga mengetahui hal ini, jadi mereka berpikir sangat tidak mungkin Sherin akan muncul.
Mereka hanya meneleponnya untuk menenangkan lelaki tua itu, karena itu memberinya sebuah harapan.
Anehnya, setelah Sherin menutup telepon, dia segera pergi menemuinya.
Ketika Sherin tiba di rumah lelaki tua itu, pasiennya mengerang kesakitan.
Saat dia melihat Sherin, matanya yang berkaca-kaca mulai memerah.
Dia terengah-engah. "Dokter Lin, tolong selamatkan saya!"
Sherin meletakkan tas medis yang dia bawa dan langsung meraih tangan lelaki tua itu untuk menenangkannya.
"Jangan khawatir tenangkan pikiranmu." Dia tahu lelaki tua itu sangat menyadari situasinya.
Dia tahu dia akan mati, jadi dia memegang Sherin seolah-olah dia adalah harapan terakhirnya.
Setiap kali dia sakit kritis, Sherin berhasil membawanya kembali dari ambang kematian.
Dia berharap keajaiban ini akan terjadi lagi.
Namun, Sherin tahu kali ini adalah finalnya.
Saat ini, mencoba mempertahankan hidupnya bukanlah yang harus dia lakukan.
Sebaliknya, dia harus mencoba membiarkan lelaki tua itu mati tanpa rasa sakit seminim mungkin.
Sherin mengambil jarum suntik morfin dari tasnya dan dengan terampil menyuntikkannya ke lelaki tua itu.
Dia jelas melanggar aturan otentik kedokteran.
Suntikan morfin membutuhkan persetujuan dari anggota keluarga.
Namun, tidak ada yang akan ada yang menyalahkannya dalam situasi ini.
Saat Sherin menyuntikkan morfin, dia berbisik di telinga pasiennya, "Ini akan segera berakhir. Perlahan, rasa sakit itu akan hilang. Ambil napas dalam-dalam dan rilekskan tubuh mu. Aku akan mengawasimu."
Pria tua itu dengan percaya diri menatap Sherin dan secara bertahap santai. Tangannya yang terkepal dengan erat mengendur dan dia bisa merasakan rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.
Tiba-tiba, dia terdiam dan melihat banyak orang di depannya.
Dia tidak bisa mempercayainya.
Mengapa orang yang telah mati tiba-tiba ada di depanku?
Apakah mereka hantu?
Ayah? Ibu?
Istri?
Dia dengan ringan memanggil, "Ayah, ibu, istri! Kalian semua ada di sini!"
Sherin sudah terbiasa dengan adegan ini.
Manusia biasanya tidak melihat orang yang mereka cintai sebelum kematian mereka.
Namun, halusinasi yang umum untuk pasien dalam tahap terminal emfisema sudah biasa terjadi.
Berdasarkan ekspresi pasiennya dan sorot matanya, dia sudah memasuki dunia halusinasi.
Segera, napas lelaki tua itu mulai melambat dan melemah.
Ini berlangsung kira-kira setengah jam sampai lelaki tua itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.
Sherin merasakan kesedihan yang mendalam saat dia berbalik dan mengumumkan pada keluarganya, "Dia telah pergi."
Seketika, seluruh ruangan ini dipenuhi raungan tangisan.
Seseorang dari generasi yang lebih tua dengan keras berteriak, "Berlututlah dan hormati kakek kalian dalam perjalanan terakhirnya!"
Kemudian, semua orang berlutut di depan tempat tidur.
Sherin mencoba menahan air matanya dan meninggalkan suasana yang menyedihkan itu dengan membawa tas medis yang dia bawa.
Menjadi seorang dokter selama bertahun-tahun, dia telah mengalami kejadian hidup dan mati pasien yang tidak terhitung jumlahnya.
Meskipun begitu, dia masih tidak bisa menghadapi kematian di depannya sampai sekarang, terutama pasien yang dia tangani.
Di masa lalu, mentornya mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu emosional dan itu akan menjadi beban bagi karirnya.
Namun, Sherin tidak bisa berpura-pura tidak terpengaruh oleh kematian setiap pasien nya, karena dia selalu bertarung melawan Dewa Kematian.
Dia memiliki hasrat yang kuat untuk hidup.
Sherin menyalakan mobilnya dan melaju di jalan raya menuju seatown.
Angin menjadi lebih kencang. Awan hitam telah berkumpul dan menutupi hampir separuh langit.
Dari waktu ke waktu, guntur akan bergemuruh dan kilat akan membelah langit yang hitam itu, menghasilkan sinar cahaya yang menakutkan.
Sherin berakselerasi saat suara guntur menjadi lebih terkonsentrasi dan memekakkan telinga.
Beberapa detik kemudian, seluruh langit bergetar karena efek badai.
Sherin mulai merasa sedikit cemas. Ada semakin sedikit mobil di jalan.
Tiba-tiba, petir melesat melintasi langit dan menerangi suasana kacau!
Suara ledakan guntur bergema di jalan dan langit tampak terbelah saat hujan deras menyembur keluar.
Sherin bisa mendengar tetesan hujan es membanting atap mobilnya.
Jauh di lubuk hatinya, dia tahu dia harus keluar dari kekacauan ini, tetapi tidak ada tempat untuk berhenti di jalan raya.
Sherin hanya bisa membiarkan mobilnya melaju kencang seperti kuda liar yang tak terkendali.
Saat dia hendak keluar dari pintu keluar, Sherin tiba-tiba melihat seorang wanita tua memegang payung yang sudah rusak.
Dia berjalan di sisi jalan, tubuhnya benar-benar basah kuyup.
Rambut wanita tua itu menempel di dahinya saat air terus mengalir di wajahnya.
jari kakinya mencuat dari sepatu usangnya.
Dia jelas terlihat sangat miskin.
Sherin tidak tahu mengapa wanita tua itu berdiri di pintu keluar jalan raya dalam cuaca ekstrem seperti itu.
Tanpa pikir panjang, dia langsung menghentikan mobilnya dan berteriak pada wanita tua itu kemudian membuka sisi kiri pintu mobilnya.
"Nyonya ... Masuklah!" Wanita tua itu membuang payungnya yang rusak dan terhuyung-huyung masuk ke dalam mobil.
Saat dia menutup pintu, bau busuk memasuki lubang hidung Sherin.
Pengalaman memberitahunya bahwa wanita tua itu memiliki luka yang telah membusuk di suatu tempat di tubuhnya.
Memegang harta kuno berharga di dalam tubuhnya, mengontrak empat binatang spiritual legenda, bahkan dia bisa memperbaiki Formula Pil yang telah hilang kapan saja. Membalas dendam siapapun yang pernah menghinanya!! Apakah senjata spiritual tingkat rendah itu harta yang paling berharga? Bahkan bawahannya saja menggunakan senjata spiritual tingkat tinggi. Menguasai Daratan barat dan Timur untuk menjadi yang terkuat
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Bella berpikir setelah perceraian, mereka akan berpisah untuk selamanya - pria itu bisa menjalani hidupnya dengan caranya sendiri, sementara dia bisa menikmati sisa hidupnya. Namun, takdir memiliki rencana lain. "Sayangku, aku salah. Maukah kamu kembali padaku?" Pria itu, yang pernah sangat dicintainya, menundukkan kepalanya yang dulu bangga dengan rendah hati. "Aku mohon, kembalilah padaku." Bella dengan dingin mendorong buket bunga yang pria itu tawarkan padanya dan menjawab, "Sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur!"
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Ketika mereka bertemu lagi, Juan mengesampingkan paranoia dan harga dirinya, dengan hangat memeluk Cynthia. "Tolong, kembalilah padaku?" Selama tiga tahun, wanita itu telah menjadi sekretarisnya di siang hari dan pendampingnya di malam hari. Cynthia selalu memenuhi permintaannya, seperti hewan peliharaan yang patuh. Namun, ketika Juan menyatakan rencananya untuk menikahi orang lain, dia memilih untuk berhenti mencintai pria itu dan melepaskannya. Namun, hidup berubah secara tak terduga. Pengejarannya yang pantang menyerah, kehamilannya, dan keserakahan ibunya secara bertahap mendorongnya ke tepi jurang. Akhirnya, dia mengalami penderitaan yang luar biasa. Lima tahun kemudian, ketika dia kembali, dia bukan lagi wanita seperti dulu. Namun, pria itu telah jatuh ke dalam kekacauan selama lima tahun.