/0/13940/coverbig.jpg?v=2462ec44eb93b90203506e20b87dd19a)
"Jadi perempuan harus terus bekerja, meskipun kamu nanti sudah menjadi seorang istri dan ibu. Nggak apa-apa dapat receh, asal punya pendapatan dan tidak bergantung dengan suami saja. Kenapa? Karena kita nggak tahu bagaimana takdir Tuhan, belum tentu kita dapat suami yang benar-benar mengerti dengan keuangan rumah tangga. Tidak ada yang menjamin juga semua laki-laki baik, jadi kalau ada apa-apa, kamu nggak kaget dan nggak ragu untuk meninggalkan suamimu." Satu pesan dari salah satu gurunya kala di sekolah itu akhirnya Tias pahami setelah apa yang terjadi dengan rumah tangganya. Rumah tangga yang ia kira berjalan baik-baik saja itu rupanya banyak rahasia kelam yang disembunyikan oleh suaminya. Melakukan perselingkuhan di saat suaminya itu memberi uang pas-pasan, dan yang lebih parahnya lagi, suaminya itu melakukan hal yang di luar nalarnya hingga membuat Tias yang memiliki kesabaran ekstra itu murka sejadi-jadinya. Kesalahan besar apa yang dilakukan suami Tias selain perselingkuhan?
"Mas, uang buat daftar sekolah Abi masuk SD udah ada? Sebentar lagi udah mulai masuk sekolah." Tias bertanya sembari mengambilkan sarapan untuk suaminya.
"Pakai uang kamu dulu, ya. Nanti aku ganti," jawab Azam dengan entengnya.
Tias menghembuskan napasnya pelan. Ia sudah bosan dengan jawaban yang keluar dari mulut suaminya. Selalu seperti itu, setiap kali ia meminta uang untuk keperluan sang anak selalu saja berkelit, selalu punya banyak alasan yang pada akhirnya alasan itu menjadikan suaminya tidak memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Entah sudah berapa kali Tias mengeluarkan uang tabungan pribadinya untuk keperluan yang seharusnya ditanggung oleh Azam.
"Mas, kok pakai tabungan aku lagi? Ini tanggung jawab kamu. Kok jadi aku yang nanggung tanggung jawab kamu?" Ini adalah pertama kalinya Tias mengucapkan kalimat protes. Ia mengucapkan itu pun dengan nada yang lembut.
Pernikahan yang sudah memasuki usia sembilan tahun nyatanya tak membawa perubahan di diri Azam. Memang sudah bawaan manusia memiliki sifat egois, semua orang punya sisi egois di level yang berbeda. Hanya saja, sisi egois dari suami Tias ini terkadang sungguh keterlaluan.
"Dik, Abi anak kamu, bukan anak tetangga. Aku atau kamu yang bayar, ya, nggak akan jadi masalah. Uang yang kamu dapat itu juga berkat aku. Kamu nggak akan bisa jualan online kalau nggak dapat modal dari aku. Jadi hasil yang kamu dapat sekarang juga untuk keperluan bersama. Kalo aku nggak ada uang, ya, sudah. Pakai uang yang ditabungan kamu, kan, bisa. Buat anak juga, kan, bukan buat aku pribadi." Azam menjawab seraya asyik mengunyah sarapan. Sementara istrinya dibiarkan kerepotan dengan dua anak yang masih balita.
"Iya Mas, aku tahu. Tapi untuk keperluan lain aku juga udah ambil uang pribadi aku buat keperluan sekolah Abi sama kebutuhan adiknya. Tinggal daftarnya aja, Mas. Masa mau ambil uang tabungan lagi. Udah berkurang banyak buat beli keperluan sekolahnya aja. Sementara aku juga butuh modal buat jualan. Uang aku muter, Mas."
"Iya, nanti aku carikan lagi modal buat usaha kamu, ya. Pakai yang ada dulu uangnya. Secepatnya aku ganti." Sebuah kecupan singkat di kening pertanda sebagai penutupan obrolan pagi itu.
Azam pergi ke kantor tanpa peduli bagaimana nasib istrinya yang kerepotan mengurus tiga anak sendirian. Tias sudah terbiasa dengan repotnya. Tapi bukan berarti ia tidak butuh bantuan.
"Kak Abi, ajak adik Salwa main dulu, ya, Sayang. Biar Ibu selesaikan pekerjaan rumah dulu."
Untunglah Tias memiliki anak sulung laki-laki yang bisa diandalkan. Diusianya yang baru tujuh tahun, Abi sudah bisa menjaga dan mengayomi adiknya yang baru berusia empat tahun.
Tias sedikit terbantu jika Abi tidak sekolah. Ia bisa fokus dan membereskan pekerjaannya dengan mudah dan cepat tanpa harus terbelah-belah karena menjaga dua balita.
"Sekarang, Hanifa duduk sini dulu, ya, Nak. Dari bangun tidur tadi udah digendong sama Ibu, kan, ya?" Tias meletakkan anak bungsunya ke apolo bayi yang sudah ada sejak Abi masih bayi.
Tak lupa Tias memberikan beberapa camilan berupa biskuit ke dalam piring. Setelah menyediakan camilan dan air putih di depan Hanifa, ibu tiga anak itu segera mengisi perutnya yang terasa lapar sejak beberapa jam yang lalu. Kesibukan dan pekerjaan rumah yang ia urus sendiri membuat ia seringkali menahan lapar. Ia sudah terbiasa tidak mendapatkan bantuan dari sang suami. Saking terbiasanya, ia tak lagi menuntut bantuan dari suaminya. Terakhir kali ia minta bantuan, justru Azam memarahinya karena menganggap tidak bisa melakukan apa pun.
Yuan terjebak dalam suatu malam yang tak terlupakan bersama Rafan, kakak iparnya. Mereka berdua berjanji untuk menyembunyikan dan melupakan malam itu, namun kenangan itu terus menghantui mereka. Perlakuan kasar suami Yuan dan pengkhianatannya mendorongnya ke dalam pelukan Rafan. Apa yang terjadi ketika rahasia terungkap dan hati mulai berbicara? Ikuti perjalanan Yuan dalam mencari cinta sejati di tengah intrik dan pengkhianatan.
21+ (Bijaklah dalam membaca, cerita mengandung adegan hanya untuk usia dewasa dan kekerasan) Arsenio Orlando Lazcano, muda, tampan, berkharisma dan sudah pastinya kaya raya. Tidak ada wanita yang tidak jatuh cinta kepadanya, bahkan dengan suka rela akan memberikan tubuhnya kepada CEO tampan pemilik Lazcano's corps itu. Namun dibalik itu semua ada hal yang di sembunyikan oleh seorang Arsen. Kehidupan gelapnya, yang siapapun tidak akan pernah mengiranya. Membunuh sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Arsen. Sebuah insiden mempertemukannya dengan seorang gadis yang membuat hidupnya berubah. Gadis lugu, polos dan baik hati. Sungguh sangat berbanding terbalik dengannya. Namun itulah yang membuat ia penasaran dan tertarik dengan gadis itu.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Luna Valleryn adalah seorang perempuan muda yang baru dinikahi oleh Dion satu bulan yang lalu. Tapi ia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan sebagai pengantin baru karena suaminya yang terlalu sibuk bekerja. Suatu ketika, saat Dion pergi ke luar kota, Luna menginap di rumah Maya, tantenya. Ia merasa iri melihat rumah tangga Maya dan Berend yang masih hangat kendati usia pernikahan mereka sudah belasan tahun. Maya membayangkan seandainya ia memiliki suami seperti Berend, tentu ia tidak akan merasa kesepian. Seolah membaca pikiran Luna, Berend pun menggoda perempuan muda itu. Disanalah bermulanya perselingkuhan antara Berend dan Luna.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.