/0/14055/coverbig.jpg?v=e831d6e7c6a5a4fb5e292e56aebe5bef)
Rizal seorang duda yang bekerja sebagai operator data disalah satu sekolah swsata. memngimpikan istri yang mau menerima dirinya dengan kedua anak - anaknya. Dia tengah menjaling seorang gadis yang berusia 4 tahun lebih tua darinya. Namun banyak rintangan yang nharus dilaluinya untuk bersama dengan gadis impiannya itu. Mampukah seorang Rizal memperjuangkan cintanya ???
" Aku hanya ingin seorang wanita yang mau menerima aku apa adanya !" ucapanku pada Misra yang duduk dihadapanku.
" Aku mengerti dengan keadaanmu, sebagai seorang sahabat juga ingin melihat kamu mendapatkan yang terbaik !" Misra membalas dengan tersenyum.
Kantin Kantor Dinas Pendidikan saat itu masih sepi, saat saya dan Misra menikmati makan siang.
Kami kadang kesini bersama untuk urusan yang sama. Mengenai data sekolah ataupun data siswa.
Saat itu Aku dan Misra sama - sama berprofesi sebagai operator data di sekolah yang berbeda.
Perkenalanku dengan Misra lewat Kepala Sekolahnya tempat dimana dia mengajar.
Karena sebuah laporan yang harus diselesaikan, sehingga Kepala sekolahnya menyarankan agar dia menghubungiku dan belajar padaku.
" Assalamualaikum, Maaf ini dengan Pak Rizal ini ? " suara dari seberang telepon.
" Waalaikumsalam, Iya benar. Ini dengan siapa ya ? balik bertanya pada suara itu.
" Maaf mengganggu Pak, saya Misra Operator SMA Bonerate"
" Ada yang ingin saya tanyakan soal laporan yang diminta oleh dinas provinsi !" lanjutnya.
"Apa bisa kita ketemu biar Pak Rizal menunjukkan cara pengerjaannya !" pinta Misra padaku.
" O iya bisa, bilang saja kapan dan tempatnya dimana !" akupun langsung memenuhi permintaannya.
" Bagaimana kalau di Cafe Indihome yang di jalan Pettarani !" lanjutnya dari seberang telpon
" Boleh, besok jam 2 saja ya !" jawabku singkat.
Jam dinding menunjukkan di angka 13.30 wita, aku pun bergegas menuju Cafe Indihome tempat dimana aku dan Misra akan bertemu untuk membantunya menyelesaikan sebuah laporan.
hanya butuh 15 menit untuk menjangkau tempat tersebut. Sesampainya disana aku pun langsung masuk.
Didalam ternyata Misra sudah.
Dia bersama 3 orang temannya. Dan kebetulan Ibu Zaenab Kepala Sekolahnya bersamanya.
" Duduk Pak Rizal !' Bu Zaenab menyambutku dengan senyum manisnya
Aku mengambil duduk disamping Bu Zaenab.
" Misra, inilah Pak Rizal !" Bu Zaenab memperkenalkanku pada Misra dan kedua gurunya lagi yang bernama Yupi dan Jum.
" Pesan saja dulu minum atau makanan !" Bu Zaenab menyodorkan daftar menu.
" Kalau saya kopi saja, bu !" ucapku pada seorang pelayan cafe.
" Bagaimana laporannya, sudah selesaikah ? " tanyaku pada Bu Zaenab dan Misra yang mengutak - atik laptopnya.
" Nai itu dia Pak, ada yang masih membingungkan buat kami !" Misra membuka suaranya sambil membalikkan laptopnya ke arahku.
" Oh, ini !' kataku begitu melihat laporannya di layar laptop
" Ini sebenarnya mudah, cuma memang awal melihat dan mengerjakannya membingungkan !" sambil mulai memperlihatkan caranya pada Bu Zaenab dan Misra yang serius memperhatikan.
" Bagaimana sudah dimengertikan caranya !" aku bertanya pada keduanya yang tengah asyik memperhatikan.
" Ternyata mudah ya, tapi kemarin kok tidak bisa - bisa !" Misra berkata sambil kembali membalikkan laptopnya
" Alhamdulillah, berarti kami tidak salah orang, pak !" Bu Zaenab berkata sambil meraih sepotong pisang goreng yang tadi sempat di makannya.
" Kita sama - sama belajar, mungkin ibu - ibu ini lebih dulu mengenal dunia data sekolah dari saya !" aku merendah di hadapan mereka.
" Aku belum cukup 4 bulan menjadi operator data di sekolahku !" lanjutku pada Bu Zaenab.
Akhirnya akupun semakin akrab dengan Misra. Dan baru aku tahu kalau dia juga mengajar dan operator di sekolah lain. SMP / SMA Bonerate yang terletak di pemukiman Pecinan sana.
Dan sebentar Misra akan kembali kampung untuk melangsungkan pernikahan.
Jadi selama dia di kampung tugasnya akan dilaksanakan oleh teman satu sekolahnya.
Pertemuan pertama di Cafe Indihome membuat aku dan Misra semakin sering bertemu untuk bersama - sama bekerja membuat laporan.
" Bu Misra, sekolah butuh guru ekonomi !"
" Siapa tau saja ada teman kamu guru ekonomi mau mengambil jam tambahan ?" aku bertanya pada Misra yang duduk di hadapanku.
" Seperti ada, tapi nanti saya tanyakan dulu pada guru itu "
"Siapa tau dia mau !" jawabnya padaku yang tengah meneguk kopi panas.
Pagi yang cerah hari ini, saat telpon selulerku berbunyi. Kulihat nama Misra di layar hpku
" Assalamualaikum, Bu !" mengucapkan salam
" Waalaikumsalam !"
" Pak, guruku bersedia mengajar di sekolahnya Pak Rizal !"
" Namanya Ibu Yuda, orangnya sangat baik dan pengalaman !" lanjut Misra dari seberang telepon.
" Alhamdulillah kalau begitu !" berucap syukur dan sangat berterima kasih pada Misra
" Kirim alamat sekolahnya, pak "
" Biar Bu Yuda langsung kesana !" lanjut Misra sebelum menutup telponnya.
Setelah menerima telpon dari Misra, aku pun langsung menuju ke sekolahan, dan bertemu dengan kepala sekolah untuk melaporkan kalau aku telah mendapat guru ekonomi pengganti Ibu Nuraeni.
" Alhamdulillah kalau sudah ada pengganti Bu Nuraeni, kasian siswa kalau terlalu lama tidak belajar ekonomi !" kata Pak Latif yang merupakan kepala sekolah tempat aku mengajar.
" O iya, Pak Rizal hari ini ada pertemuan Kepala Sekolah di dinas!"
" Bisakan kamu gantikan saya, soalnya hari ini saya lagi kurang enak badan !" Pak Latif mengutusku untuk menggantikan dirinya.
" Bisa pak. Memang pertemuannya jam berapa ?" tanyaku pada Pak Latif
" Sebentar setelah Dhuhur di SMA Negeri 6 !" kata Pak Latif.
Setelah melapor, akupun ke ruanganku untuk memeriksa data - data yang ada di aplikasi data sekolah. Inilah keseharianku. Bekerja sebagai seorang operator data sekolah.
Pekerjaan yang kadang diburu waktu untuk menyelesaikan keakuratan data siswa dan guru - guru.
Belum lagi jika dikejar oleh cut off. Waktu yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Pusat untuk segera melakukan sinkronisasi. Jika telat maka fatal akibatnya
Saat aku tengah sibuk didepan laptop dengan data - data yang ada di dalam aplikasi data.
Tiba - tiba telepon selulerku berbunyi.
Sebuah nomor telepon tak bernama muncul di layar hpku. Biasanya aku enggan menerima telepon dari orang yang tidak aku kenal. Apalagi aku tengah sibuk bekerja mengelola data siswa yang masih banyak invalid datanya.
Namun aku teringat calon guru ekonomi yang akan mengajar di sekolah kami.
" Assalamualaikum..!" mengucapkan salam
" Waalaikumsalam..!" suara seorang wanita dari seberang sana.
" Ini Pak Rizal, ya ?" tanya wanita itu
" Iya betul, maaf ini dengan siapa ?" berbalik bertanya pada wanita itu.
" Aku, Yuda yang ingin mengajar pelajaran ekonomi di sekolah Pak Rizal !" jawabnya.
" Sekolah bapak dimana nih "
" Aku sekarang ada di alamat yang diberikan oleh Bu Misra !"
" Cuma saya tidak melihat sekolahnya !" lanjutnya.
" O iya, ibu sekarang posisinya dimana ya ?" aku bertanya pada wanita tersebut
" Aku sekarang ada di depan toko Sulawesi Baru, pak !" jawabnya singkat.
" Oke, ibu di sana saja. nanti aku yang keluar jemput ibu !" pintaku pada Bu Yuda
Aku pun bergegas keluar menemui. dari jauh aku melihat seorang wanita tengah berdiri dibawah teriknya matahari.
" Ibu Yuda ?' " tanyaku ketika aku sudah berada di dekatnya
" Iya !" jawabnya singkat
" Mari bu, sekolah kami berada di dalam lorong kecil itu !" sambil menunjuk sebuah gang kecil.
Kami pun berjalan beriringan. Selama berjalan menuju ke sekolah aku selalu melirik Ibu Yuda, tanpa sepengetahuannya.
Entah mengapa berjalan dengan Ibu Yuda ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang muncul dalam hatiku.
Kehidupan rumah tangganya dalam keadaan bahaya. Seorang Monica muncul kembali diantara Rianti dan Randy. Wanita itu membawa dendam kesumat, lantaran Randi memilih menikahi Rianti. Monica merasa pengorbanananya di masa lalu tidak ada harganya dipandangan mata Randi. Dia menagih janji yang pernah diucapkan Randi. Namun Randy mengingkari jika dia pernah berjanji akan menikahinya. Dapatkah Rianti mempertahankan keutuhan rumah tangganya?"
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.