/0/14129/coverbig.jpg?v=ef703d591e4c73c631733afd772154d1)
Ria Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak putri raja dan segala yang dikenakannya berasal dari brand high end, namun tidak ada yang menyadari bahwa Ria merupakan salah satu anaknya Antara! Ria menjalani hidupnya seperti orang normal kebanyakan. Sudah tentram hidupnya dengan gelimang harta, dia malah menjalin hubungan dengan Christian, salah seorang anggota boyband yang sedang naik daun! Ditambah lagi keluarganya Tian yang selalu merecoki Ria karena menjalin hubungan dengan putra mahkota mereka! Gangguan-gangguan tersebut membangunkan sisi lain Ria yang tidak pernah diketahui siapapun, termasuk Christian. Sisi lain yang benar-benar lain dari biasanya Ria. ---------------------------------------- "Tolong. Kamu sebagai papahnya, luangkan waktu untuk mengurus putrimu. Harta bisa dicari, kekuasaan bisa diraih, tapi putri yang sudah terlanjur hancur hari demi harinya tak bisa kembali. Mengobati itu lebih menyakitkan dibanding mencegah. Putrimu adalah harta terbesar bagimu." ~~~ Disclaimers!!! 📍Trigger Warning *TW*📌 1. Cerita mengandung banyak suicidal thoughts dan suicidal attempts 2. Mengandung pemikiran depresi dan keputusasaan 3. Terdapat adegan kekerasan 4. Bukan cerita uwu, lebih banyak tentang relationship with human 5. If you have some mental issues, be wise to read this story. Just take a lesson and don't follow what contain in this story. Enjoyyyy~~~
"Jaket punya siapa? Gue nggak pernah lihat lo pakai itu." Samuel yang dari tadi diam akhirnya melayangkan pertanyaan.
"Ada lah, udah lama kok." Tian lupa, para member sudah hafal dengan pakaian yang dimilikinya.
"Tumben juga lo pakai iWatch, kemana Rolex nya?" Jimmy ikut menimpali karena melihat style Tian yang tak seperti biasanya.
Elang mendekati Tian dan mengendus jaket yang dikenakannya.
"Wah baunya bukan bau Tian ini. Lembut sekali wanginya," ujar Elang dan membuat member yang lain ikut mencium bau dari jaket yang Tian kenakan.
"Bau siapa, Tian ngaku, ini bukan bau lo." Septa mencolek dagu Tian diikuti yang lain juga.
"Apa sih, bukan bau siapa-siapa."
"Muka Tian merah guys, mukanya merah." Septa senang sekali menggoda Tian kali ini.
Tawa kembali mengudara di ruangan tersebut. Ruangan yang penuh canda tawa ya, GMC memang terbaik di kelasnya.
Pukul 11 malam, semua urusan GMC di hotel Santika sudah selesai. Member dan para staf bersiap untuk pulang. Ada yang menuju apartemen milik kantor, ada yang kembali ke apartemen masing-masing dan tentu saja ada yang tak kembali di antara kedua tempat tersebut.
"Gue capek banget hari ini." Tian memijat kepalanya yang terasa sangat berat.
"Iya, semua juga cape, Yan, kan kita tour nya barengan." Jimmy yang satu mobil dengan Tian menimpali dan menyandarkan kepalanya pada pundak Tian.
"Lo pulang kemana?" Jimmy kembali bersuara.
"Apartemen Rajawali tower 3, Pak." Tian memberitahu supir mereka.
"Lo baru beli apartemen di Rajawali? Gue ikut nginap tempat lo aja deh."
"Bukan punya gue, dan gak bisa ikut nginap," terang Tian tak mau dibantah dan tak mau disanggah.
"Aduh gue lupa bawa kartu akses nya." Tian menepuk dahinya begitu ingat bahwa ia lupa membawa kartu akses yang ia tinggalkan di meja resepsionis.
"Yaudah lo pulang ke apartemen kantor aja bareng gue." Jimmy sudah makin mengantuk terdengar dari suaranya yang mulai melemah.
"Gak bisa, gue takut dia nungguin." Tian teringat Ria yang kemungkinan akan menunggunya pulang.
"Hah? Dia siapa?" Jimmy sudah menuju alam mimpi dan tidak peduli lagi dengan jawaban Tian.
"Terima kasih, Pak. Saya titip Jimmy, tolong antar sampai kamarnya." Tian pamit pada supir dan bodyguard yang memang disediakan oleh perusahaan untuk mereka.
Tian berjalan menuju resepsionis dan menyerahkan KTP miliknya sebagai tanda ia memang salah satu pengunjung yang diberikan akses menuju kamar di lantai atas.
"Bisa tolong dibuka dulu masker, kacamata dan topinya, Mas? Untuk memvalidasi KTP dengan pemiliknya," ujar resepsionis tersebut.
"Aduh, topinya gak usah ya, Mbak. Lagi ramai lobinya." Tian melakukan penawaran demi keamanan privasinya.
Resepsionis tersebut mengiyakan dan mencocokan wajah yang berada di KTP dengan Christian Hartanto yang berdiri di depannya saat ini.
"Baik, sudah sesuai semuanya. Mas Christian akan diantar oleh security sampai depan kamar yang dituju. Selamat malam, have a nice dream." Resepsionis tadi menelepon security dan meminta untuk mengantar Tian menuju kamar unit di lantai atas.
Keamanan pada apartemen ini memang tidak diragukan lagi. Apartemen ini juga mendapat berbagai penghargaan dalam segi keamanan dan kenyamanan penghuni.
Pemilik unit sendiri, tentu saja tidak memiliki akses yang sulit dan rumit seperti pengunjung. Mereka cukup mendaftarkan wajah dan iris mata untuk dapat mengakses lift dengan mudah.
Harga yang ditawarkan pihak manajemen apartemen memang sebanding dengan fasilitas dan pemeliharaan yang dilakukan mereka. Tidak sembarang orang yang dapat memiliki satu unit di sini. Mereka dengan pendapatan bersih mendekati tiga digit yang biasanya mampu tinggal di apartemen ini dan memiliki satu unit. Tak jarang, Rajawali ini menjadi incaran para crazy rich untuk ditempati.
"Sudah sampai, Mas," ujar security tersebut begitu mereka tiba di depan kamar Ria.
"Terima kasih, Pak." Satpam tersebut pamit undur diri.
Tian memasukkan sandi untuk membuka pintu tersebut.
Klik..
Beruntung Ria hanya mengunci satu lapis. Mungkin ia tahu bahwa Tian pasti akan kembali lagi.
Biasanya Ria mengunci hingga tiga lapis, dengan kata sandi, iris mata, dan kartu akses. Dan itu semua bisa di custom sesuai keinginan pemilik unit.
Tian langsung menuju dapur untuk mengambil minum. Sepanjang perjalanan ia menahan haus.
Setelah mengambil minum, ia menuju meja makan dan melihat sudah tersedia makan malam yang sepertinya dimasak sendiri oleh Ria, karena itu makanan kesukaannya.
Tian merasa bersalah karena ia sudah makan banyak di ballroom tadi. Tian beranjak menuju ruang keluarga untuk sekedar merebahkan tubuhnya di sofabed. Ia kembali dikejutkan dengan sosok Ria yang masih mengenakan pakaian kantornya dan sedang terlelap di sofabed tersebut.
Rasa bersalah kian menggebu tatkala melihat Ria yang baru pulang kerja dan masih menyempatkan diri untuk memasak. Terlihat dari makanan yang masih hangat dan perabotan yang belum kering sempurna.
Tian mengangkat tubuh Ria dan membawanya menuju kamar milik Ria. Ia melakukan rutinitas sebelum tidur yang biasa dilakukan Ria. Membersihkan wajah Ria menggunakan micelar water, memberikan toner pada wajahnya, beberapa serum wajah yang diketahuinya, dan sentuhan terakhir yaitu vitamin rambut. Rambut berkilau, hitam legam dan tebal milik Ria tentu saja didapat dari hasil merawat dirinya selama ini.
Megapa Christian tahu? Karena mereka sering video call ketika malam hari sebelum tidur dan Tian akan bercerita tentang hari yang dilaluinya. Tentu saja Ria hanya mendengarkan dan diam sepanjang mereka video call. Dan Tian yang memperhatikan Ria melakukan night routine ala Ria Ananta.
Ria hanya punya waktu ketika malam hari sepulangnya bekerja, dan tak jarang mereka sulit untuk menghubungi satu sama lain karena Tian yang sering keliling dunia untuk pekerjaannya. Perbedaan waktu dan jam kerja tersebut lah yang membuat Tian sangat mencari momen yang tepat untuk mereka berkomunikasi.
Tian mengatur suhu ruangan melalui AC dan dibuat sesuai nyaman versi Ria. Memandang sang pujaan hati, tersenyum dibuatnya.
"Good night, have a nice dream Ri. You know that I'm still loving you. I hope you too." Tian mengecup kening Ria cukup lama dan mengucapkan doa-doa di hadapannya. Segala doa ia panjatkan demi bisa terus bersama dengan orang terkasihnya.
Begitu dirasa cukup, Tian keluar dari kamar Ria dan melanjutkan aktivitasnya yang belum terselesaikan.
"Me too, Tian," ujar Ria menahan tangis begitu Tian keluar dari kamarnya.
#################
Naya Agustin, "aku mencintaimu, tapi cintamu untuknya. Aku istrimu, tapi kenapa yang memberi segalanya ayah mertuaku?" Kendra Darmawan, "kau Istriku, tapi ayahmu musuhku. Aku mencintamu, tapi sayang dosa ayahmu tak bisa kumaafkan." Rendi Darmawan, "Jangan pedulikan suamimu, agar aman dalam dekapanku."
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."