/0/14961/coverbig.jpg?v=577f3c30b5c194d3127a7068a5bf8a09)
Saat suamimu selingkuh jalan mana yang kau pilih? Memberi maaf, atau semua masalah akan di bawa ke meja hijau?
Flora menatap pantulan wajahnya di cermin, terlihat seutas senyum manis di sana. hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya, sudah seharusnya hari ini di rayakan.
Dia sudah siap dengan gaun indah dengan hitam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Saat ini dia sudah tampak seperti bintang yang bersinar di tengah langit malam.
Dirinya yakin suaminya, Leo. Pasti melupakan hari yang bersejarah ini. Flora tak pernah mempermasalahkan hal ini karena memang suaminya seorang presidir di sebuah perusahaan ternama.
Tanggung jawabnya bukan pada keluarganya saja, melainkan banyak orang yang bersandar padanya.
Hari ini tepat 7 tahun mereka menikah, dia mendengar kalau 5 tahun awal pernikahan adalah masa yang paling sulit. tapi lihatlah kenyataan ini, Flora sangat bahagia karena mereka dapat melewati masa yang 'sulit' ini dengan bahagia.
Bukankah hal ini perlu di rayakan? Flora sudah memesan kamar hotel untuk merayakan hari bahagia ini.
Saat ini dia sudah siap, wajahnya sangat cantik bahkan jauh lebih muda 10 tahun dari umurnya.
"Mbok jagain anak-anak yaa ... Saya sama Tuan pulang besok agak siangan," ucap Flora sambil menuruni tangga.
Karena saat ini hari sabtu, besok anak-anak juga libur sekolah, jadi Flora bisa sedikit lebih tenang.
Mbok Ranti segera berlarian mendekati flora yang melangkah menuruni tangga. dan segera menganggukkan kepala tanda mengerti.
Flora melangkah keluar rumah dan segera naik ke mobil, mewahnya melaju meninggalkan istana megahnya menuju kantor di mana sang suami sedang berkutat dengan segudang tugasnya.
Di tempat lain, tepat dimana seorang pria dengan postur tubuh tegap dengan deretan otot tertata rapi di perutnya.
Keringat masih membasahi tubuhnya, adegan panas baru saja berakhir. Di sampingnya ada seorang wanita yang sedang terbaring lemas.
Matanya menatap sayup ke arah sang pria, dia menatap punggung kekar dan lebar yang baru saja memberi kehangatan pada tubuhnya.
Telfon kantor berdering kencang, menandakan bahwa ada seorang yang sedang menunggunya dan nunggu persetujuan.
"Halo," ucap Demian, sambil memakai celananya kembali.
"Nyonya Flora mau masuk, apakah rapat Bapak sudah selesai?" tanya sang resepsionis.
Mata Demian terbelalak, dia tak menyangka istrinya akan datang ke kantor. Dia segera melempar pandangan ke arah wanita yang masih berbaring di sofa dengan tubuh polosnya.
"Oke sebentar lagi selesai, suruh Nyonya tunggu 5 menit lagi." Demian segera menutup telepon dan segera menggendong wanita tersebut ke dalam kamar mandi.
Tidak lupa dia membereskan semua pakaian yang berceceran, "pakai ini, Flora ada di bawah," Demian berbisik lirih.
"Apa?" Mata wanita tersebut membulat sempurna, dia segera sadar dan merapikan dirinya. Tidak biasanya wanita itu kemari, kenapa mendadak seperti ini?
Demian segera merapikan diri dan ruangannya. Membereskan kertas yang berserakan dan tisu yang bertebaran di mana-mana.
Saat dirinya selesai, dalam waktu yang bersamaan pintu terbuka. Tubuhnya membeku, nyawanya serasa lepas dari jasad karena terkejut.
Sepasang tangan lembut memeluknya mesra, terasa hawa hangat yang berhembus di punggungnya.
Demian sedikit lega, setidaknya dia aman kali ini. Tidak ada kecurigaan padanya. Dia segera memutar badan dan memeluk mesra wanita di hadapannya.
Mata Flora menatap aneh ke arah kemeja yang di pakai suaminya, kenapa suaminya memasang kancing yang tidak sejajar, sehingga kerah kemeja naik sebelah. Tubuhnya juga berkeringat?
"Kau tidak apa-apa Sayang?" tanya Flora lembut.
"Ti-dak, aku baik-baik saja. Apa ada yang aneh?" jawab Demian yang masih belu sadar dengan kemejanya.
Flora menyapu ruangan dengan mata tajamnya mencoba mencari kejanggalan pada ruang kerja suaminya ini. Pasti ada yang tidak beres.
Matanya tertuju pada suatu benda yang berada di atas sofa, dia segera melangkah mendekatinya. Namun langkanya terhenti karena Demian menghalanginya.
Dia melempar tatapan penuh tanda tanya,
"Kau mau kemana?" tanya Demian gelisah.
"Ke sofa, emang kenapa?" sahut Flora.
Flora mendorong tubuh sang Suami dan meraih remot AC, memastikan suhu ruangan Demian. Alisnya bertaut, sejak kapan suaminya lupa untuk menghidupkan AC.
"Kamu mau uji nyali, kenapa AC nya nggak di hidupin?" Flora tersenyum manis.
Dia merasa bersalah telah mempunyai pemikiran buruk kepada suaminya akibat kemejanya itu. Dia melangkah mendekati sang Suami dan membuka kancing bajunya.
Demian meraih pinggul sempit dan menarik Flora kedalam dekapannya, sebisa mungkin dia untuk bersikap biasa saja agar istrinya tidak curiga.
Semoga dengan seperti ini Flora tidak curiga,
"Apakah aku melupakan sesuatu, sampai kau datang kemari tiba-tiba seperti ini?" tanya Demian sambil mengecup kening Flora.
Tepat seperti dugaan, sang suami sibuk dengan aktifitas kantor yang kian padat. Flora menarik kerah Demian dan mendekatkan bibirnya ke telinga.
"Aku sudah boking kamar di tempat pertama kita bertemu, jadi bisakah kita pergi sekarang?" Flora berbisik dan meninggalkan kecupan mesra.
Baru kali ini sang istri memiliki inisiatif, biasanya dia tak pernah seperti ini. Apa yang terjadi padanya, tetapi Demian menyukai Flora saat ini.
"Sepertinya kau sangat tidak sabar," ucap Demian tersenyum nakal, dia semakin mempererat dekapannya.
Flora membuka kancing kemeja Demian satu persatu, tatapan mata tajamnya menatap paras tampan yang selama ini telah memberikannya cinta tulus dulu.
Sebenarnya Flora ingin segera keluar dari ruangan ini, namun entah mengapa dia ingin memulai permainannya disini.
Jantung berdebar kian cepat, untung saja pengaruh obat perangsang masih bereaksi, kalau tidak. Dia tidak akan tau apa yang akan istrinya pikirkan.
Sementara seorang di dalam kamar mandi sudah menggigil kedinginan, entah kenapa wanita bodoh di luar sana menaikkan suhu AC. Saat ini ruangan ini seperti Kutub Utara, terlebih di kamar mandi.
Yang lebih menyebalkan lagi, kedua orang di luar sedang bercumbu mesra. Mau atau tidak dia harus menunggu mereka sampai selesai bertempur.
"Argh dasar bajingan," ucap wanita itu lirih.
Hanya kurang satu kancing lagi, maka otot kekar Demian terekspos bebas. Semua otot ini bagaikan roti tawar yang siap untuk di santap.
Jemari lentik Flora mulai membuka sisa kancing dan membuang kemeja Demian ke segala arah, perlahan dia membuka kancing pengait yang masih menahan pusaka hebatnya itu.
Terukir senyum nakal di wajah cantik Flora, tangan Demian sudah menari indah di punggung mulus Flora beberapa inci lagi sudah bisa melepas gaun yang melekat pada tubuh indahnya.
"Kau sangat cantik malam ini," ucap Demian mendekatkan wajahnya ke Flora.
Tak ada jawaban, jemari Flora bergerak semakin lincah membuka sabuk yang membentengi banteng yang sudah siap untuk bertempur.
"Sepertinya aku mencium bau betina lain disini," ucap Flora dengan tatapan tajam.
Nyawa Demian terasa benar-benar lepas dari tubuhnya kali ini, dia tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Maksud mu?"
Alexander Vernandes, seorang pria tampan yang mencari seorang wanita untuk menjadi istri kontraknya. Isu asusila membuat namanya tercemar dan perusahaan di ambang kebangkrutan. Pada akhirnya dia bertemu dengan Debora, seorang wanita yang ternyata memiliki maksud tertentu dalam pernikahan kontrak ini.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Semua ada hikmahnya. Belajarlah dari cerita ini agar terhindar dari berselingkuh atau diselingkuhi pasangan
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?