Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Jenderal Kau Tidak Tahu Malu!
Jenderal Kau Tidak Tahu Malu!

Jenderal Kau Tidak Tahu Malu!

5.0
30 Bab
348 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Mireya Herlambang merupakan seorang sniper handal sekaligus juga anggota dari kelompok pembunuh bayaran yang sangat terkenal di kota Irich bernama Galaxy Hitam. Suatu hari ia di tugaskan oleh ketuanya untuk membunuh seorang jenderal yang terkenal dingin dan kejam bernama Arnold Aksara. Mireya pun menerima misi tersebut dengan syarat sang ketua harus membantu dirinya untuk membalaskan dendam seluruh keluarganya. Akankah Mireya mampu menghabisi nyawa sang jenderal?, atau hatinya tergoyah karena pesona yang di miliki jenderal Arnold.

Bab 1 Chapter 1 Barak Militer

Malam yang dingin di padukan dengan sinar rembulan yang terang, nampak seorang gadis cantik yang sedang duduk merenung di balkon rumahnya. Dengan kepala di tegakkan memandangi sang rembulan sambil menatap dengan tatapan redup. Rambut pirangnya yang indah ikut tersapu angin malam yang dingin. Tangannya gemetar memegang sebatang rokok yang masih menyala. Asap yang keluar dari sebatang rokok itupun cukup menggambarkan tentang bagaimana perasaannya saat ini.

Puas menatap sang rembulan, Ia pun beralih menatap ponsel yang terletak di meja sampingnya. Tanpa berpikir lagi, ia pun mengambil ponsel itu lalu menelepon seseorang. Di tekannya tombol berwarna hijau, kemudian tak lama dari itu seseorang pun menjawab.

"Kau bermimpi tentang hal buruk itu lagi, Nona?" ucap seseorang di balik sambungan telepon itu.

"Hmm... kau hanya seorang bawahanku Yuna, dan itu juga bukan suatu hal yang perlu menjadi urusanmu," cibirnya sambil menghisap lagi setengah batang rokok yang sudah hampir habis.

"Maafkan aku, Nona," ujar seseorang itu, terdengar dari nada suaranya seperti ketakutan karena telah melakukan suatu kesalahan.

"Yuna, aku ingin melakukan misi itu besok!" ucapnya dengan tegas sambil menatap lurus ke depan, entah apa yang ada dalam pikirannya.

"Kau yakin, Nona?" tanya Yuna tampak sekali, ia sedikit meragukan perkataan dari Atasannya itu.

"Iya, aku yakin Yuna, jadi bersiaplah untuk besok!" jawabnya dengan penuh keyakinan, lalu mematikan sambungan telepon tersebut.

__________________________________

10 TAHUN YANG LALU.....

DOR!!.......,

DOR!...,

Kebisingan dari luar cukup membangunkan gadis kecil cantik berambut pirang yang sedang tertidur lelap. Ia terbangun dengan nafas tidak beraturan, seolah-olah ia telah mengalami mimpi buruk, itu terlihat dari raut wajahnya yang sangat ketakutan. "Kau sudah bangun?" tanya seorang wanita cantik yang duduk di samping tempat tidurnya. Gadis kecil itu pun menoleh ke arah wanita itu tampa mengeluarkan sepatah katapun.

"Namaku adakah Mina, dan kau gadis kecil siapa namamu?" sahut wanita itu dengan ramah.

"Na..na..namaku, adalah Mireya," jawab Mireya kecil dengan terbata-bata.

"Mireya?, nama yang cukup bagus," ungkap Mina sambil memeriksa keadaan Mireya.

"Bibi, saat ini aku berada dimana," tanya Mireya pada Mina.

"Nak, saat ini kau berada di barak militer, kau di temukan hanyut di sungai oleh para prajurit dan tidak sadarkan diri selama lima hari," jawab Mina berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya pada Mireya.

"Apakah aku boleh pulang ke rumah, Bibi?" ucap Mireya pada Mina dengan nada penuh permohonan.

"Tentu, setelah kau benar-benar sembuh," jawab Mina dengan tersenyum lembut pada Mireya, sambil mulai merapikan alat medisnya.

Mireya pun bangun dari tempat tidurnya dan melangkah ke arah jendela mencoba melihat keadaan di luar. Ia pun cukup terkesima dengan apa yang dilihatnya, di sisi lain ia juga bingung dan bertanya di dalam hati, apakah ini yang di namakan barak militer?.

Mengapa banyak sekali orang-orang berkumpul dan memakai baju yang sama, serta berbadan kekar dan sangat kuat. Bahkan, Mireya sempat takjub ketika melihat orang-orang tersebut berlatih berkelahi, memanah, dan menembak.

"Kau istirahatlah kembali Mireya, aku akan keluar sebentar," ucap Mina pada Mireya. Mendengar ucapan wanita itu, Mireya pun menoleh kemudian menganggukkan kepalanya.

Lalu Mina pun melangkahkan kakinya keluar tenda dan membawa kotak obatnya. Sementara itu Mireya kembali ke tempat tidur dan beristirahat agar cepat pulih dan bisa cepat pulang. Ia yakin saat ini pasti sang kakek sangat khawatir dan sedang mencarinya.

Keesokan paginya Mireya terbangun dari tidurnya. Ia pun turun dari tempat tidur dan melangkahkan kedua kaki kecilnya keluar dari tenda. Ketika berada diluar tenda, Mireya sempat di buat kagum dengan begitu banyaknya pria dewasa memakai pakaian khas militer sedang mengantri untuk sarapan. Cukup lama ia memperhatikan para prajurit itu, hingga tanpa sadar seseorang menepuk punggungnya.

"Hei.., apakah kau yang di obati ibuku kemarin? " tanya seorang gadis kecil berkulit hitam, bermata tajam, dan berambut gimbal, serta memiliki tinggi yang sama dengan Mireya.

Mendengar perkataan gadis kecil itu, Mireya hanya diam kemudian menganggukkan kepalanya.

"Namaku Jenna, dan kau..?" ujar gadis itu, sambil menyodorkan tangan kanannya kepada Mireya.

"A..aa..aku, Mireya," jawab Mireya dengan terbata-bata sambil menjabat tangan kanan gadis itu.

"Oh.., Mireya nama yang cocok untuk gadis pirang sepertimu, jadi sekarang kita teman," ucap Jenna kemudian memeluk Mireya. "Kau tahu Mireya ini pertama kalinya aku mendapatkan seorang teman di barak," tambahnya yang semakin mengeratkan pelukannya pada Mireya.

Karena mendapat pelukan secara tiba-tiba Mireya pun tercengang, tidak bisa di pungkiri hal ini juga pertama kalinya ia mendapatkan seorang teman, setelah bertahun-tahun tinggal dengan Kakek dan Neneknya.

"Baiklah teman, sebenarnya aku kesini di suruh ibuku untuk mengajakmu sarapan," ucap Jenna kemudian menuntun Mireya ke salah satu tenda yang jaraknya cukup dekat dengan tenda yang ditempatinya.

Sesampainya di dalam tenda, Mireya pun di ajak duduk oleh Jenna di ruang tamu. Mireya pun cukup takjub dengan keadaan di dalam tenda itu, karena meskipun di luar tampak seperti tenda biasa, namun di dalamnya sangat luas dan lengkap layaknya seperti sebuah rumah, dan tenda ini juga jauh lebih luas daripada tenda yang ditempatinya.

Setelah sekian lama menunggu, Mina pun keluar dari dapur membawa sarapan untuk Mireya dan Jenna."Hai Mireya, apakah keadaanmu sudah mulai membaik?" tanya Mina pada Mireya dengan tersenyum, sambil menyodorkan makanan untuknya. Mendengar pertanyaan dari ibu temannya, Mireya pun menjawab dengan hanya menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita makan Mireya, kau tahu setiap makanan yang di masak ibuku sangatlah lezat" ucap Jenna berusaha membujuk Mireya. "Iya, Mireya kau makanlah anggap saja ini adalah rumahmu," sahut Mina pada Mireya. Karena di desak Jenna dan Ibunya di tambah sejak kemarin ia juga belum makan apapun, Mireya pun akhirnya mau memakan sarapannya dengan Jenna.

Setelah selesai sarapan, Jenna pun membisikkan sesuatu pada Mireya. Lalu mereka pun memutuskan keluar dari tenda menuju suatu tempat. Ketika Sampai di tempat itu, Mireya tak henti-hentinya takjub melihat banyaknya prajurit yang sedang berlatih. Namun entah kenapa matanya hanya tertuju pada prajurit yang sedang berlatih menembak.

"Mireya kau tunggu disini sebentar, aku lupa membawa sesuatu, jadi aku harus kembali ke tenda," ujar Jenna pada Mireya. Mendengar perkataan Jenna, Mireya pun mengiyakannya. Sambil menunggu Jenna kembali, Mireya pun memutuskan duduk kemudian kembali fokus memperhatikan para prajurit yang berlatih.

Ketika sedang fokus memperhatikan para prajurit-prajurit itu. Tiba-tiba Mireya di kagetkan dengan kedatangan seorang laki-laki remaja berambut hitam pekat, memiliki postur tubuh yang tinggi dan kekar, serta mempunyai wajah yang sangat tampan. lelaki yang hanya menggunakan atasan kaos berwarna coklat dan bawahan seragam khas milik tentara itu pun kini sedang memperhatikannya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 30 Chapter 30 Kelahiran Bayi Sophia   01-23 12:05
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY