/0/15485/coverbig.jpg?v=a5fc7a9de81abc48fe45f05598ca6529)
Demi mengetahui rahasai Almarhum suaminya, Kinan dengan egoisnya menerima ajakan Kakak Iparnya Yuan untuk menikah dan menjadi istri mudanya. Dan akhirnya, Kinan di puaskan oleh keingintahuannya tentang alasan mengapa selama hidup, sang Suami jarang pulang dan alasan dirinya yang tak pernah di sentuh. Dan rupanya Kinan juga di puaskan oleh cinta Yuan yang lebih besar di berikan pada dirinya. Bahkan Kinan sendiri bertekad untuk memiliki buah hati dari pernikahannya dengan sang Kakak Ipar. Semua yang di lakukan Kinan ada sebabnya. Sebabnya? Yaitu Rahasia Almarhum suaminya.
"Apa gak ada cara lain Mas? Masa kita ...?"
"Aku cuma mau itu Nan, kamu mau atau gaknya terserah kamu. Tapi, sebenarnya semua ini adalah demi kebaikan kamu. Kamu selama ini penasaran tapi gak pernah dapat jawabannya. Sekarang jawabannya ada di depan mata kamu, tinggal kamu aja setuju dengan syaratnya." ujar Yuan yang baru 3 hari tiba di rumah ini.
Kinan menatap kakak iparnya itu lekat lekat. Mengapa ia terlihat sangat memaksa.
"Tapi apa Mas janji akan beritahu semuanya? Jangan ada yang di sembunyikan lagi dari Kinan Mas!"
"Aku janji, karena semua rahasia Bara ada padaku Nan. Terserah kamu aja" Yuan langung meninggalkan Kinan seorang diri di teras belakang.
"Mas!" Panggil Kinan lagi. Panggilan itu berhasil menghentikan Yuan, Yuan berhenti tapi tak berbalik menatap Kinan.
"Kinan siap Mas" Lanjut Kinan dengan suara yang sedikit bergetar.
Yuan tersenyum lalu sedikit menoleh ke belakang dan mengangguk mengiyakan.
Kinan masuk ke dalam kamarnya, ia modar mandir panik. Ia bertanya tanya apakah jawabannya dan pilihannya tadi benar? Gelisah tak menentu membuat Kinan tak bisa berpikir normal.
"Kinan? Nan! Nak! Kinan? Ini Ibu Nak" Panggil Bu Chika dari luar kamar Kinan.
"I-Iyaa Bu" Kinan membuka pintu kamarnya.
"Kamu seriusan Nan? Kamu mau nikah dengan Yuan?" Bu Chika menggoyang goyangkan kedua tangan Kinan.
"Eee iya Bu"
"Allhamdulilah" Bu Chika malah terlihat bahagia bukan main.
"Ibu? Setuju Kinan menikah dengan Mas Yuan? Sementara Mas Yuan dan istrinya ..." Kinan terbata bata.
"Ibu setuju Nan! Ibu restui kalian! Ibu malah senang kalau kamu nikah sama Yuan. Kamu akan selalu jadi anak Ibu" Bu Chika memeluk Kinan.
Kinan memang hanyalah menantu di rumah ini. Setelah menginggalnya Bara suami Kinan, Kinan selalu di hibur oleh Ibu mertuanya ini.
Sudah setahun yang lalu, Bara berpulang ke pangkuan yang Kuasa dan beberapa hari yang lalu, Yuan berserta istrinya kembali dari luar negeri. Di luar dugaan Yuan malah mengajak Kinan untuk menikah.
"Nan, segera kasih Ibu cucu yaa" Celoteh Bu Chika lagi.
"Aduh aduh, Bu. Kinan sama Yuan belum juga ijab kabul udah di mintai cucu? Gimana sih Ibu?" Sahut Pak Nardi yang ikut menyusul istrinya.
"Bapak? Bapak juga restui?"
"Restu Bapak selalu untuk kamu Nan" ujar Pak Nardi.
Kinan tersenyum manis, padahal dalam hatinya ia bertanya tanya.
***
Beberapa hari yang lalu, Kinan sedang menyapu halaman rumah. Saat itu sore juga Yuan dan Nia istrinya tiba di rumah ini.
Mobil yang mereka kendarai berhenti di depan Kinan, Kinan mengernyitkan keningnya, dalam hatinya bertanya siapa gerangan. Padahal selama ini tak ada yang berkunjung ke rumah menggunakan mobil secantik ini.
Keluarlah Yuan dan Nia, Kinan langsung mengembangkan senyumnya dan segera memanggil Ibu dan Bapak Mertuanya.
Kinan tak begitu akrab dengan kakak Ipar prianya itu, Kinan hanya berani menyapa Nia dan mengajaknya berbincang bincang.
Genap 3 hari kepulangan Yuan, Kinan yang tengah sibuk di belakang dengan berbagai macam sayur yang harus di bersihkannya.
Yuan tiba tiba muncul di belakangnya,
"Eh Mas? Cari apa Mas?" Tanya Kinan. Tak bisa di tutupinya keterkejutannya melihat Yuan tiba tiba hadir di belakangnya.
"Aku cuma mau kasih ini" Yuan menyerahkan buku tipis kepada Kinan.
Kinan menerimanya dengan ragu. "Apa ini Mas? Daftar belanja?" Tanya Kinan.
"Bukan, itu punya Bara" Ujar Yuan lagi, ia pun duduk di samping Kinan.
Di biarkannya wanita itu membuka buku catatan itu, Kinan mulai membaca isinya. Tiba tiba di detik berikutnya, Kinan membulatkan matanya, tubuhnya di tegakkannya dan beberapa kali Kinan menatap Yuan dan buku itu bergantian.
"I-Ini beneran punya Almarhum Mas Bara?"
"Iya, kamu gak hafal tulisannya?" tanya balik Yuan.
"Tapi maksudnya apa? Tes pack siapa? Bayi siapa? Wanita yang mana? Kinan gak pernah hamil? Kinan gak pernah pake tes pack. Di sentuh aja Kinan jarang. Apa ini alasan Mas Bara jarang pulang, atau Mas Bara punya perempuan lain di luar sana?" Kinan meluncurkan pertanyaan yang ada di pikirannya sekarang.
Yuan menghela napasnya panjang. Lalu mengangguk angguk mengiyakan ucapan Kinan.
"Mas? Untuk apa semua ini? Mas?" Kinan tak puas hati, ia membuka lagi buku itu dan di temukan foto usg berjatuhan dari salah satu halaman buku.
Kinan terpaku, ia tak bisa berkata kata. Di ambilnya satu persatu dan di lihatnya seksama.
"Aku gak akan bohongi kamu Nan, itu semua punya Bara. Kalau gak percaya bisa kamu buka buka lagi bukunya. Kamu akan ketemu lebih banyak bukti lagi" Ujar Yuan
Kinan menuruti ucapan Yuan, ia mencoba mencari lebih banyak lagi isi dari buku itu. Tak jauh dari halaman itu, ada lagi surat rumah sakit. Bahasa Inggris dan Kinan yakin hanya rumah sakit di luar negeri yang mengeluarkan surat ini.
"Ini surat apa Mas? Kinan gak pinter bahasa Inggris" Cicit Kinan.
Yuan kasian melihat wanita itu, di ambilnya lalu di buka isi suratnya.
"Kamu baca aja nama yang tertera di sini" Tunjuk Yuan.
Kinan mengambil lagi surat itu dari Yuan, di bacanya nama yang tertera di sana.
"Bara? Nia?! Mas Yuan!" Kinan mendorong Yuan.
"Kalau kamu mau tau lebih banyak, aku masih punya banyak bukti, kalau mau tau maksudnya. Maka terima saja syarat yang aku minta ini Nan"
"Hah? Syarat apa Mas"
"Kamu mau tau 'kan alasan dia gak sentuh kamu? Alasan dia jarang pulang ke sini meski dia sudah ada di sini? Kamu mau tau alasan semua surat surat rumah sakit itu ada di situ? Mau tau?" Pancing Yuan.
Kinan menggigit bibirnya, padahal di pikirannya sudah menduga duga apa yang pernah di lakukan Almarhum Suaminya. Tapi bila Kinan pikir dari sisi yang berbeda, untuk apa ia mencari tau sementara suaminya sudah tiada. Tapi jujur saja rasa penasaran dan tak terima Kinan sangat mendominasi.
"Apa syaratnya Mas?"
"Menikahlah denganku" Ajak Yuan tanpa ragu.
"Hah? Mas jangan bercanda deh. Mas punya Mbak Nia lhoo" kekeh Kinan setengah terkejut.
"Cuma itu yang bisa aku tawarkan Nan" singkat Yuan.
"Kalau Kinan bayar Mas Yuan mau?" Tawaran Kinan membuat Yuan menyunggingkan senyum dan terkekeh.
"Aku gak butuh uang sogokan apalagi suap"
"Mas" Rengek Kinan begitu manja agar Yuan meluluh.
Jujur rengekkan itu menggema di telinga Yuan tapi hanya di tanggapinya dengan mata yang tertutup menikati suara rengekan Kinan dan gelengan kepala menolak permintaan Kinan.
"Apa gak ada cara lain Mas? Masa kita ...?"
"Aku cuma mau itu Nan, kamu mau atau gaknya terserah kamu. Tapi, sebenarnya semua ini adalah demi kebaikan kamu. Kamu selama ini penasaran tapi gak pernah dapat jawabannya. Sekarang jawabannya ada di depan mata kamu, tinggal kamu aja setuju dengan syaratnya."
Kinan menatap kakak iparnya itu lekat lekat. Mengapa ia terlihat sangat memaksa.
"Tapi apa Mas janji akan beritahu semuanya? Jangan ada yang di sembunyikan lagi dari Kinan Mas!"
"Aku janji, karena semua rahasia Bara ada padaku Nan. Terserah kamu aja" Yuan langung meninggalkan Kinan seorang diri di teras belakang.
"Mas!" Panggil Kinan lagi. Panggilan itu berhasil menghentikan Yuan, Yuan berhenti tapi tak berbalik menatap Kinan.
"Kinan siap Mas" Lanjut Kinan dengan suara yang sedikit bergetar.
Ego Kinan meningkat dan ia hanya ingin mengetahui apa yang selama ini di simpan Suaminya di luar sana. Rasa tak terima Kinan karena semasa hidup Bara, pria itu sangat jarang pulang ke rumah, memang pekerjaannya adalah seorang navigasi kapal tapi tak selamanya ia tinggal di kapal dan lautan ada kadang kalanya pulang ke keluarga. Tapi Bara malah jarang pulang meski sudah jadwalnya pulang, Kinan juga sangat merasakan dirinya yang bahkan di kecup saja tak pernah. Padahal dulu Bara melamarnya ke kedua orang tuanya dengan mantap dan yakin. Membuat Kinan luluh dan menerima lamaran Bara.
Tapi sekarang? Apa yang Kinan dapatkan? Rahasia yang segudang banyaknya.
Awal rumah tangga yang baik baik saja, Eva selalu melayani suaminya dengan sangat baik, Eva juga mengurus rumah dengan rapi, itulah Eva Renata. Ebin Permana adalah suaminya, Ebin adalah pemilik salah satu perusahan travel. Kebahagian keluarga Ebin dan Eva terguncang kala Ebin harus mencari dan menerima Sekretars baru untuk perusahaannya. Ebin mulai curi pandang pada sekretaris barunya yang bernama Dinda. Setelah sering curi pandang Ebin semakin tergoda pada Dinda, bahkan mendapat perhatian khusus dari Ebin saat di kantor. Tubuhnya yang molek menjadi modal utamanya mendekati Ebin. Semakin hari Ebin semakin tergoda pada Dinda. Stuart asisten Ebin hanya bisa geleng geleng kepala melihat aksi gila Tuannya yang memilih bermalam dengan Dinda di salah satu Hotel. Sementara Eva yang hanya tahu suaminya melakukan perjalanan dinas hanya pasrah menunggu kepulangan Ebin. Suatu Hari, Eva tiba tiba sangat ingin menemui Ebin di kantornya. Dengan semangat Eva memasukki kantor Ebin ruangan Ebin terkunci rapat, Eva tak menaruh rasa curiga. Tapi setelah mendengar beberapa desahan dari dalam sana membuat hati Eva lebur berkeping keping. Eva ingin terus mengetahui apa saja yang di lakukan Ebin selama di belakangnya ini. Mulailah pengintaian Eva pada suaminya sendiri dan semakin sering mendengar Rintihan Sekretaris Suaminya itu. Mulai baca!! Untuk mengetahui kisah kelanjutan Eva.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.