/0/15684/coverbig.jpg?v=582efdbb1bf8b3ff4017bd575497a497)
Dokter Saka seakan tak percaya dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya. Wanita yang seharusnya akan menjadi labuhan terakhir di hatinya, justru menikah dengan kakak kandungnya sendiri. Kesetiaan dan komitmen yang telah ia bangun hancur seketika dengan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh sang kekasih. Dokter yang terkenal akan kepintarannya dalam menyembuhkan pasien, kini harus mengalami rasa sakit yang mendalam. Lantas, Apakah dokter Saka mampu mengobati rasa sakitnya tersebut?
Matahari pagi mulai menampakkan cahayanya. Sinarnya mulai menembus jendela kamar milik Arini Ardelia. Seorang perawat yang harus berhenti karena kejadian yang tak terduga terjadi kepadanya. Sebuah kesalahan besar yang seharusnya tak ingin ia lakukan dan tak ingin menimpa dirinya.
Sejenak, ia duduk termenung menatap foto dirinya sewaktu masih bekerja di dunia medis. Jari jemari tangannya tak berhenti mengusap foto tampan yang terlihat jelas merangkul dirinya saat itu. Arsaka Narendra, seorang dokter tampan yang begitu jenius dan baik hati.
"Apa kamu mencariku setelah kejadian itu?" tanya Arini memicing menatap foto Saka yang tersenyum ke arahnya. Sesaat, air matanya jatuh tepat mengenai wajah Saka yang ada di balik figura tersebut.
Flashback
Dua tahun yang lalu
Ardelia, perawat cantik sekaligus asisten pribadi dokter Saka. Setiap hari, ia harus menahan amarah setiap kali beda pendapat dengan dokter Saka.Kalo bukan karna uang, sudah pasti Ia akan meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang perawat.
Perlahan, Arini mendesah sebal. Kedua matanya memicing menatap ke arah pintu ruangan dokter Saka yang masih tertutup rapat.
Dr. dr. Arsaka Narendra. Nama itu terukir di papan nama yang ada di atas pintu masuk.
"Lagi lagi, dia menjadi artis di rumah sakit ini. Untuk kesekian kalinya, beberapa pasien menginap karena dirinya!" gumam Arini seraya menghela nafas panjang. Perlahan, ia mulai memasang senyum untuk masuk ke ruangan tersebut.
Sejak kesalahan yang ia perbuat pada Saka, Arini harus memasang senyum manisnya setap kali berbicara dengan dokter tampan pemikat hati tersebut.
"Siang, Dok!" sapa Arini menghampiri dokter Saka.
Saka mendongak. Ia menyeringai melihat Arini tersenyum begitu manis.
"Bagaimana?" tanya Saka menerima beberapa laporan dari Arini.
"Semua baik-baik saja. Dan seharusnya, hari ini mereka bisa pulang ke rumah masing-masing," jawab Arini menjelaskan.
"Ya sudah. Kalo begitu, kamu bisa infokan pada mereka semua!" perintah Saka dengan senyum manisnya.
Arini mengernyit. Ia sudah menduga kalo Saka akan memerintahkan hal tersebut kepadanya. Kedua matanya memicing menatap dokter saka yang mulai sibuk dengan beberapa laporan yang menunggu.
"Dokter Saka yang tampan," lirih Arini.
"Iya," jawab Saka mendongak.
"Menurut saya, alangkah baiknya kalo dokter yang mengatakannya. Saya yakin, mereka pasti akan mendengarkan semua kata dan ucapan yang keluar dari mulut dokter," tutur Arini seraya mengedipkan matanya.
Dahi saka mengerut. Ia tak habis pikir jika asisten pribadinya tak bisa menangani masalah yang menurutnya sangat enteng.
"Kamu menyuruh saya?" tanya Saka terlihat agak keberatan.
"Iya."
Saka menghela nafas panjang.
"Arini, kamu asisten saya. Dan seharusnya, tugas ini sudah menjadi tanggung jawab kamu," kata Saka mengingatkan.
"Iya, saya tau. Tapi, saya sudah bilang pada mereka, tapi mereka tak mau mendengarkannya. Lagian, ini semua juga karena dokter."
"Apa maksud kamu?" tanya Saka mendelik.
"Saya harap Dokter bisa menangani ini dengan cepat. Banyak pasien yang menumpuk di IGD karena tak mendapatkan ruang rawat karena dokter!" ujar Arini mengejutkan Saka."Saya permisi!" kata Arini pergi meninggalkannya.
Saka hanya menyeringai. Untuk kesekian kalinya, ia harus menerima saran dari asisten pribadinya yang selalu memprotesnya.
"Dia pasti lagi datang bulan! Kelihatan banget, emosinya mulai meledak-ledak seperti itu," gumam Saka menebak.
Drt ... Drt ...
My Darling calling ...
Senyum Saka mulai merekah. Hampir satu bulan lamanya, sang kekasih hati mulai menghubungi dirinya kembali.
"Ya, Sayang!" jawab Saka senang bukan main.
Tanpa sepengetahuan Saka, Arini mengamatinya dari balik pintu. Kedua matanya memicing menatap dokter Saka yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Bisa-bisanya dia tertawa seperti itu. Emang dasar nggak punya perasaan!" gumam Arini dalam hati seraya menutup pintu itu secara perlahan.
****
Devian Arendra, pengusaha properti yang berstatus duda beranak satu. Tampan, kaya dan mempunyai sifat playboy, itulah yang melekat di dirinya. Sejenak, kedua bola matanya mengarah pada wanita yang duduk di depannya. Seorang sekretaris yang baru bekerja satu tahun di perusahaannya.
"Aura, apa kamu mengerti dengan apa yang saya maksud?" tanya Devian membuyarkan lamunan Aura.
"I- ya, Pak. Saya mengerti!" jawab Aura menyilangkan kedua kakinya yang putih mulus tanpa bekas.
Devian mengernyit. Ia baru menyadari kalo sekertarisnya mempunyai tubuh yang begitu indah. Sesaat, jiwa playboynya pun mulai kembali lagi. Kedua bola matanya tak berhenti berkedip melihat ke arah indah yang di miliki Aura.
"Pak?" Aura membuyarkan lamunan Devian.
"Iya."
"Bapak kenapa? Apa bapak baik-baik saja?" tanya aura penasaran.
Devian tersenyum. Ia mulai mendekat menghampiri sekertaris cantik yang duduk di depannya.
"Apa kamu mempunyai kekasih?" tanya Devian duduk di sampingnya.
Aura tak mampu berkedip. Tatapan Devian begitu serasa menembus ke dalam hatinya. Ia seakan terpesona dengan ketampanan yang di miliki atasannya itu.
"Kalo seandainya saya tidak mempunyai kekasih, apa Bapak mau menikah dengan saya? " tanya Aura berharap lebih.
Devian mengernyit. Ia tak habis pikir jika sekertarisnya berani berkata seperti itu padanya.
"Maaf, Pak. Kalo kata-kata saya ini terdengar begitu lancang. Tapi, saya hanya ingin mencari pendamping hidup bukan kekasih," tutur Aura yang mengejutkan Devian.
Devian tersenyum tipis mendengarnya. Baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang menawarkan dirinya untuk menikah. Biasanya, ia selalu mendapati wanita yang menginginkan uang darinya.
"Aku suka wanita sepertimu. Kapan kamu mengenalkan saya pada kedua orangtua kamu?" Kata-kata Devian membuat Aura terperangah. Aura tak menyangka jika atasannya menanggapi perkataannya dengan serius.
"Bapak, serius? Bapak tidak cari tau dulu, siapa saya?" tanya Aura memastikan.
"Saya tak peduli. Secepatnya kamu atur pertemuan saya dengan keluarga kamu," ucap Devian yang begitu manis. Kata-kata manis, puitis dan romantis kini mulai terlontar dari bibir Devian.
Jika ia benar-benar melamarku, aku akan memutuskan hubunganku dengan Saka. Devian merupakan lelaki yang sempurna untukku, meskipun statusnya duda beranak satu. Tapi, dia memiliki kekayaan yang sangat melimpah di bandingkan dengan Saka. Kesempatan tak datang dua kali. Aku tak bisa melewatkan hal yang bersejarah bagi hidupku. Ini yang terbaik buat masa depanku! gumam batin Aura tersenyum dan terkejut saat Devian mencium punggung tangannya.
***
Saka menggeliat. Sejenak, ia mengerling melihat beberapa chat bertumpuk di ponsel miliknya.
(Tiga hari lagi, kakak akan menikah)
(Usahakan kamu pulang ke rumah!)
"Menikah? Dengan siapa? Apa kakek menjodohkannya lagi?" Pertanyaan Saka yang benar-benar membuat dirinya penasaran.
Rumah sakit
Dengan langkahnya yang begitu perfect, Saka menuju ke ruang kerjanya bersama Arini yang selalu ada di belakangnya. Sejenak, langkah kakinya terhenti saat melihat beberapa pasien duduk di ruang antrian menunggu kedatangannya.
"Dokter, kenapa lama banget? Saya nungguin dokter dari tadi, lho!" ucap pasien tersebut seraya mengedipkan bola matanya seperti boneka barbie.
"Dokter Saka, akhirnya datang juga!" sahut ibu-ibu satunya.
Arini yang melihatnya hanya bisa menghela nafas panjang. Hampir setiap hari ia selalu melihat drama yang terjadi pada ibu-ibu itu.
Saka tersenyum tipis. Ia tak menyangka jika aura ketampanannya begitu luar biasa. Dari anak kecil, remaja, ibu-ibu semua terpikat karenanya.
"Ibu-ibu, sebelumnya saya minta maaf. Saya hanya ingin menegaskan kalo saat ini, saya sudah mempunyai kekasih! Dan saya tak mau karena ini, hubungan saya dan kekasih saya menjadi renggang," ucap Saka mengejutkan mereka semua.
"Dokter saka sudah memiliki kekasih?" tanya salah satu pasien tersebut.
Saka melirik Arini yang sedari tadi sangat sibuk dengan pekerjaannya. Biasanya, Arini selalu menegur orang yang selalu menggoda Saka di saat bekerja. Perlahan, Saka menyenggol tubuh Arini yang padat berisi itu.
"Apa, Dok?" tanya Arini sedikit bergeser dan mendongak ke arah dokter Saka.
"Kenapa kamu diam saja," lirih Saka seraya melirik ibu-ibu yang tak berhenti melihat gerak geriknya.
Arini mengernyit. Kedua bola matanya berputar ke arah ibu-ibu yang sangat terobsesi dengan dokter Saka.
"Kalo boleh tau, siapa kekasih dokter?" tanya salah satu pasien itu penasaran.
"Iya. Saya juga penasaran!" sahut yang lain.
"Wah, beruntung sekali bisa memiliki kekasih seperti dokter Saka."
Arini mendesah dan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pelan.
"Dia, kekasih saya!" jawab Saka merangkul Arini dengan erat.
Arini terbelalak kaget. Ia tak menyangka jika dokter saka membuat pernyataan yang seharusnya tak terucap dari mulut sang dokter.
"Apa maksud, Dokter?" lirih Arini mencubit pinggang Saka.
"Jadi, kekasih dokter suster Arini?" tunjuk mereka serempak. Terkejut dan terperangah, itulah yang terjadi pada mereka.
"Iya, suster Arini adalah kekasih saya. Ya 'kan, Sayang?" tanya Saka mengedipkan satu matanya.
Arini mengernyit. Ia bingung dengan apa yang dilakukan oleh Saka kepadanya.
Sialan! Bisa-bisanya dia membuatku dalam masalah besar. Apa dia tak memikirkan keselamatanku akan tindakan bodohnya ini? gumam batin Arini mengernyitkan dahi.
Sesaat, Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Tatapan mereka begitu tajam. Perlahan, ia mulai melepas rangkulan Saka dan mencoba untuk menjelaskan akan kebenarannya.
"Ibu-ibu, sebelumnya saya ...," kata Arini terhenti dan terkejut saat mereka tersenyum tiba-tiba ke arahnya.
"Syukurlah, kalo suster Arini yang menjadi kekasih Dokter Saka. Cocok banget!" ujar salah satu dari mereka.
"Iya, saya juga sudah menebaknya kalo kalian itu berjodoh!" sahut yang lain.
Saka dan Arini mengerling. Mereka menatap satu sama lain dan tak menyangka jika ibu-ibu itu malah mendukung hubungan mereka.
****
Di kamar, Aura mondar-mandir ke sana kemari. Tangan kanannya tak berhenti memegang handphone miliknya. Ia bingung, bagaimana caranya memutuskan Saka dengan cara baik-baik.
"Apa alasannya?" tanyanya berpikir.
Ia menulis beberapa pesan di ponsel dan menghapusnya kembali. Jari jemari tangannya seakan menolak menulis kata-kata perpisahan untuk saka.
"Maafkan aku, Sayang. Aku tak bisa mempertahankan janji kita. Mungkin ini yang terbaik buat kita," gumam Aura menatap foto Saka yang terpampang jelas di figura.
"Aura, kamu sudah memilih Devian. Mau nggak mau, kamu harus putus dengan Saka!" katanya seorang diri seraya menarik nafas dan membuangnya. Jari jemari tangannya dengan cepat memblokir nomor Saka.
***
"Apa kamu mau ikut pulang ke Jakarta?" tanya Saka mensejajarkan diri mengikuti langkah Arini yang berjalan di sampingnya.
"Apa Dokter mau pulang ke Jakarta?" tanya Arini balik.
"Heem. Besok kakakku akan menikah. Aku tak mau melewatkan momen-momen yang indah itu. Dan aku juga ingin melamar kekasihku," ucap Saka seraya menaikkan alis tebal miliknya.
"Besok?"
"Heem."
"Emang kita boleh cuti? Trus, siapa yang menggantikan posisi kita?" tanya Arini bingung.
"Kamu nggak usah khawatir! Saya sudah mempersiapkan itu semua," ucap Saka tersenyum senang.
"Dokter sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Arini mengernyit.
"Heem. Setelah ini, kamu mau kemana?" tanya Saka menghentikan langkah Arini.
"Saya mau pulang, Dok!" Jawab Aura.
"Kamu ikut saya, ya?" kata Saka yang spontan menggandeng tangan Arini.
Arini tidak bisa menolak. Bagaimana pun juga, Saka sudah membantu banyak dirinya selama ini. Ia sangat berhutang budi pada saka. Sejenak, ia mengerling saat Saka mengajaknya ke toko perhiasan yang ada di kota Papua. Kedua bola matanya tak berhenti berputar melihat berbagai jenis perhiasan yang ada di toko tersebut.
"Wah, bagus banget!" kata Arini yang begitu terpesona dengan keindahan bentuk dan model perhiasan.
"Pilihlah satu cincin yang kamu inginkan dan pas di jari tangan kamu." Perkataan Saka yang membuat Arini terbelalak kaget.
"Untuk saya, Dok?" tanya Arini menunjuk dirinya sendiri.
"Iya," jawab Saka yang membuat Arini tak mampu mengedipkan matanya.
What? Dia membelikan
Uang, seseorang bisa gelap mata karena uang. Seperti halnya kisah hidup kanaya. Sifat egois dan tamak yang di miliki ibu tirinya, membuat dirinya harus menerima kenyataan pahit yang bisa menghancurkan masa depannya. Tanpa sepengetahuan Kanaya, ibu tirinya dengan tega menjaminkan dia pada salah satu rentenir yang sangat kejam di kota tersebut. Akankah Kanaya bisa menyelamatkan masa depannya atau akan pasrah dengan keadaan?
Perjodohan merupakan hal yang tak pernah terlintas di benak Rachel Anastasya. Karena perjodohan yang tak diinginkan, ia memilih kabur dari rumah tepat di hari pertunangannya.Gadis cantik yang selalu di manja keluarganya kini harus berjuang seorang diri untuk menghidupi kehidupannya. Namun siapa sangka, kepergiannya dari rumah membuat ia bertemu dengan Satria Angkasa, CEO jutek yang tak lain adalah boss sekaligus calon tunangannya. Akankah Rachel menerima setelah mengetahui siapa tunangannya yang sebenarnya?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?