/0/15784/coverbig.jpg?v=95d0ba40c3fe353507a90b3eb035bdb2)
Aira mengurungkan niatnya untuk memberi kejutan kepada sang suami saat melihat seorang wanita yang sedang hamil besar berada di rumahnya. Siapa sesungguhnya wanita itu?
Aira mengurungkan niatnya untuk memberi kejutan kepada sang suami saat melihat seorang wanita yang sedang hamil besar berada di rumahnya. Siapa sesungguhnya wanita itu?
Bab 1
Mesin motor sengaja aku matikan saat sampai di halaman rumah. Mendorongnya pelan-pelan ke garasi agar Mas Farid-suamiku tidak mengetahui kedatanganku. Aku sengaja pulang lebih awal karena sudah tidak sabar ingin memberi kejutan untuknya.
Setelah memarkirkan motor, aku mengeluarkan kado spesial dari dalam jok.
Sebuah jam tangan yang sudah lama diidam-idamkan oleh Mas Farid akan kuberikan untuknya sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kami yang ke empat. Tentunya sebagai ucapan terima kasih juga karena telah setia mendampingi dan membuatku bahagia selama bersama dengannya.
Kue tart toping coklat leleh yang dihiasi tulisan happy anniversary, kukeluarkan dari dalam kantong plastik yang tergantung di motor, kemudian membawanya.
Aku masuk melalui pintu belakang yang kebetulan sedang terbuka. Mungkin saja suamiku sedang berada di dapur.
Aku sudah tidak sabar untuk memberinya kejutan, pasti suamiku akan senang sekali mendapat kejutan dariku.
Pelan-pelan kulangkahkan kaki agar tidak ketahuan. Namun langkahku tiba-tiba terhenti saat melihat sosok seorang wanita yang sedang berada di dapur.
Siapa wanita itu? Apa yang ia lakukan di rumahku?
Pikiranku mulai tidak tenang. Bagaimana mungkin aku bisa tenang saat melihat ada wanita asing di rumahku?
Aku mencium aroma kopi torabika kesukaan Mas Farid, tampaknya wanita itu sedang membuat kopi.
Wanita itu tidak mengetahui keberadaanku, ia terlihat santai mengaduk-aduk kopi tersebut. Setelah itu, ia mengambil nampan kemudian meletakkan gelas yang berisi kopi tersebut di atasnya. Wanita itu pun berlalu sambil membawanya.
Tunggu dulu! Apa aku tidak salah lihat, perut wanita itu buncit, aku yakin sekali kalau wanita itu sedang hamil. Lantas, apa yang ia lakukan di rumahku? Kenapa tiba-tiba ada wanita hamil di rumahku? Jangan-jangan ....
Aku berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan. Mengikuti wanita itu yang ternyata menghampiri Mas Farid di ruang tamu. Wanita itu kemudian memberikan gelas yang berisi kopi tersebut kepada Mas Farid.
Mereka duduk berdampingan tanpa ada jarak. Sepersekian detik kemudian, Mas Farid mengelus perut wanita itu sambil menempelkan telinga di perutnya.
"Aku enggak mau lagi pisah darimu, Mas," ucap wanita itu dengan manja.
Apa aku tidak salah lihat? Apa aku tidak salah dengar? Apa maksud dari ucapan wanita itu? Ada hubungan apa antara suamiku dan perempuan itu, hingga Mas Farid mengelus perut wanita itu segala?
Aku menggeleng pelan, tidak percaya dengan apa yang kulihat.
Kaca-kaca bening menetes begitu saja dari sudut netra. Ada yang perih disini, di dalam hati ini. Sedih, cemburu, kesal dan marah bercampur menjadi satu saat melihat pemandangan menyakitkan di depan mata.
Dengan melihatnya saja, aku sudah yakin bahwa Mas Farid ada hubungan spesial dengan wanita itu.
Aku berusaha mengatur nafas, sebisa mungkin harus tetap tenang. Aku menarik nafas dalam, mengembusnya perlahan. Kulakukan berulang-kali sambil beristighfar agar hatiku bisa tenang.
Setelah berhasil meredam emosi yang tadinya menggebu-gebu, aku memutuskan untuk tetap menjalankan rencanaku. Yaitu memberi kejutan kepada mereka.
Pasti mereka akan mengelak dan menyangkal jika langsung kulabrak sekarang. Aku harus berfikir cerdas untuk bisa mengungkap ada hubungan apa sebenarnya antara suamiku dan wanita itu.
Kado yang sudah kusiapkan dari tadi, kumasukkan kembali ke dalam tas. Aku tidak akan memberikannya sekarang.
Kuatur nafas agar terlihat tenang di hadapan mereka. Bismillah ... aku pasti bisa.
Kulangkahkan kaki berjalan perlahan menghampiri mereka, rupanya mereka belum juga menyadari keberadaanku.
"Happy anniversary, suamiku sayang," ucapku setelah berada tepat di hadapan mereka.
Mas Farid dan wanita itu terkejut melihat kedatanganku. Saking asyiknya berduaan, mereka sampai tidak menyadari kehadiranku yang sudah menyaksikan semua kelakuan mereka dari tadi.
Mas Farid refleks menarik tangannya yang tadinya mengelus perut buncit wanita itu. Panik melihat kedatanganku dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Dek, ka-kamu sudah pulang?" tanya Mas Farid terbata.
Aku tidak langsung menjawab pertanyaannya. Kupandangi mereka berdua dengan sorot mata tajam. Ingin kukatakan kalau aku sudah mengetahui semuanya, tapi kutahan.
'Tenang Adelia, kamu pasti bisa menghadapi dua penghianat itu. Kamu pasti bisa membalas mereka dengan cara yang elegan,' batinku berbisik.
"Iya, Mas. Eh, ada tamu rupanya. Siapa wanita ini, Mas?" tanyaku sok ramah. Jangan tanyakan bagaimana perasaanku saat ini. Yang jelas, aku harus pura-pura tidak tahu tentang mereka.
"Iya, Dek. Ini sepupu mas yang baru datang dari kampung." Mas Farid kelihatan salah tingkah, sedangkan wanita itu tampak biasa-biasa saja.
"Sepupu?" Keningku mengernyit saat mendengar Mas Farid menyebut bahwa wanita itu adalah sepupunya. Masa iya sih, sepupuan tapi pakai elus perut segala, 'kan enggak masuk akal! Aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi dan mau percaya begitu saja.
"Duduk dulu, Dek, biar mas jelasin." Mas Farid menarik tanganku, tapi aku menepisnya. Aku enggan untuk duduk bersama mereka berdua.
Niatku ingin memberikan kejutan spesial kepada Mas Farid, tapi justru sebaliknya. Mas Farid lah yang memberi kejutan untukku dengan membawa wanita asing yang sedang hamil ke rumah ini. Entah apa maksudnya!
"Itu apa yang kamu bawa, Dek?" Mas Farid mengambil kue tart tersebut dari tanganku kemudian meletakkannya di atas meja.
"Ya ampun, mas lupa. Hari ni 'kan anniversary kita, maafin mas ya, Sayang." Mas Farid meraih tanganku, kemudian mengecup keningku di depan wanita itu.
Aku tahu, Mas Farid melakukan ini untuk menutupi kedoknya. Berpura-pura baik padaku, tetapi menusukku dari belakang.
Aku melirik wanita itu, ia masih duduk santai di atas sofa bludru yang kubeli setahun lalu itu. Air mukanya langsung berubah saat melihat perlakuan Mas Farid padaku. Jika ia hanya sepupunya Mas Farid, tidak mungkin ia cemburu melihat kemesraan kami.
"Berhubung kita kedatangan tamu hari ini, jadi kita akan merayakannya bertiga, bersama Rini," ucap Mas Farid sambil memandangi aku dan wanita itu secara bergantian.
"Oh iya, mas sampai lupa. Rini, kenalin ini istrinya Mas, Adelia." Mas Farid memperkenalkanku pada wanita itu.
Wanita yang sedang hamil itu pun berdiri dan mendekatiku sambil memegangi perut buncitnya.
"Aku Rini, Mbak. Sepupunya Mas Farid yang baru datang dari kampung," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
Kubiarkan tangannya mengambang di udara, enggan menyambutnya. Aku tidak mungkin bisa percaya begitu saja.
"Sepupu?" tanyaku penuh selidik.
"Iya, Dek! Rini ini adalah sepupunya mas. Untuk sementara waktu, Ia akan tinggal disini bersama kita." Mas Farid berucap dengan tenang seolah tanpa beban.
"Kenapa harus tinggal bersama kita, Mas? Dia kan punya suami. Harusnya dia tinggal sama suaminya dong. Bukan tinggal bareng kita," tolakku dengan memasang wajah tak suka. Aku tidak mau wanita itu tinggal di rumah ini. Aku tidak sudi serumah dengannya!
"Dek, Suaminya Rini baru saja meninggal dalam kecelakaan. Karena Rini stress di kampung, keluarga menyarankan agar Rini tinggal di rumah kita dulu untuk sementara waktu agar Rini bisa menenangkan pikiran." Mas Farid merayu dan berusaha meyakinkanku.
Berani sekali Mas Farid mengatakan bahwa suaminya Rini sudah meninggal. Ia pasti tahu dong, kalau perkataan itu adalah doa.
Jika Mas Farid bukan ayah dari janin yang sedang dikandung wanita itu, kenapa tadi ia mengelus perut wanita itu segala? Ah, otakku rasanya tidak sanggup berpikir lagi.
Aku curiga, itu pasti akal-akalan mereka berdua saja, agar aku percaya.
Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Begitu juga dengan Mas Farid. Sepandai-pandainya ia menyembunyikan bangkai, pasti lama-lama akan tercium baunya.
Bersambung ....
Awalnya, Monalisa adalah seorang istri yang penurut dan berbakti kepada suaminya. Namun sikapnya mulai berubah setelah mengetahui sebuah kebohongan yang disembunyikan oleh Bayu, suami yang sangat dicintainya. Semuanya terbongkar saat Monalisa meminjam ponsel sang suami untuk menelepon bapaknya di kampung. Tak sengaja, Monalisa menemukan foto-foto bayi di ponsel suaminya saat iseng mengecek galeri ponsel Bayu. Saat ditanya, Bayu beralasan bahwa foto tersebut diambilnya dari google. Namun, Mona tidak percaya begitu saja. Diam-diam, Mona memata-matai Bayu dan ternyata benar dugaannya bahwa suaminya telah memiliki anak dengan wanita lain. Hancur, sakit dan terluka, itu pasti. Tetapi Monalisa tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Monalisa bertekad untuk membalas rasa sakit hatinya.Ia pun menyusun rencana untuk menghancurkan Bayu dan wanita simpanannya itu. Membuat mereka merasakan sakit melebihi rasa sakit yang dialami oleh Monalisa. Kira-kira, apa yang akan dilakukan oleh Monalisa? Simak Kisahnya, yuk!
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
"Dapatkan wanita itu untukku. Malam ini dia akan menjadi milikku!" ujar Leo De Vana kala mata glasialnya menangkap mangsa yang menarik malam ini. ••• Leo De Vana ketua mafia Cosa Nostra yang terkenal bengis dan kejam akan musuh- musuhnya. Menduda selama 5 tahun tidak membuat Leo merasa kesepian. Dia sangat anti dan benci dengan sesuatu yang berurusan dengan wanita. Hingga Leo merasakan jatuh cinta kali pandangan pertama pada gadis SMA yang mampu meluluhlantahkan hatinya yang sudah lama mati sejak perselingkuhan istri dan sahabatnya. Demi bisa mendapatkan gadis tersebut, Leo merebut kehormatannya demi bisa menjerat gadis tersebut untuk menjadi milik Leo De Vana seutuhnya.
"Selain menjadi ART, kamu harus melayani saya di ranjang dan berikan ASI mu pada saya setiap saat, kau bisa menulis berapun nominal gajimu!" perintah Slater Jagger.
Brenna tinggal bersama orang tua angkatnya selama dua puluh tahun, menanggung eksploitasi mereka. Ketika putri kandung mereka muncul, mereka mengirim Brenna kembali ke orang tua kandungnya, mengira mereka miskin. Pada kenyataannya, orang tua kandungnya termasuk dalam kalangan atas yang tidak pernah bisa dijangkau oleh keluarga angkatnya. Berharap Brenna akan gagal, mereka terkesiap melihat statusnya: seorang ahli keuangan global, seorang insinyur berbakat, pembalap tercepat .... Apakah ada akhir bagi identitas yang dia sembunyikan? Setelah tunangannya mengakhiri pertunangan mereka, Brenna bertemu dengan saudara kembarnya. Tanpa diduga, mantan tunangannya muncul, menyatakan cintanya ....
© 2018-now Bakisah
TOP