Cinta Pertama Dari Istri Kedua

"Bagaimana wanita ini mas?" Istriku melempar sebuah foto dihadapan ku, beberapa gambar wanita cantik yang akan dia seleksi untuk menjadi istri keduaku.

"Berhenti bertindak Bodoh Anita!"

"Tidak ada istri Yang mau dipoligami diluaran sana" jawabku Tegas , pada wanita yang sudah aku nikahi selama lima tahun tersebut.

"Tinggal pilih apa susahnya sih!"

"Lagian aku capek harus selalu menjalani peranku sebagai istri"

"Kalau kamu punya istri dua aku tidak perlu repot mengurus mu!" Celoteh Anita membuatku naik darah.

Anita memang selalu fokus pada karirnya dan juga kehidupannya menjadi wanita sosialita. padahal aku berusaha keras untuk menjadi suami yang terbaik bagi dirinya, aku bekerja siang dan malam hanya untuk mencukupi semua kebutuhannya walaupun aku sadar, hingga sampai detik ini aku tidak bisa menyayangi istriku. Dia terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan Dia adalah anak pengusaha kaya raya aku memang terlalu bodoh, memberanikan diri menikahi wanita yang memang belum siap untuk menikah dan tidak menjadikan aku prioritas utama dalam hidupnya.

"Aku tidak mau menikah lagi!"

"Terserah, kalau memang kamu tidak mau, kita bercerai saja!" Ancam Anita.

Lagi-lagi, dia selalu mengancam untuk bercerai padahal aku tidak mau menginginkan hal itu aku yang sudah terlanjur berjanji pada kedua orang tuanya untuk tetap mempertahankan pernikahan ini membuat aku tidak bisa berkutik, karena aku sendiri tidak mungkin berpisah dan menceraikan Anita begitu saja. Karena kedua orang tuaku yang memiliki hutang Budi pada kedua orang tua ANita sehingga membuat aku yang harus menanggung semuanya.

5 tahun bersama tanpa ada cinta di dalamnya membuat aku tetap menjalani rumah tanggaku dengan Anita dia memang wanita yang sangat cantik, dia juga berpendidikan tinggi dan memiliki karir yang bagus. Tetapi di balik itu semua, Dia sangat tidak mau menjalani perannya sebagai seorang istri bahkan sejak awal menikah denganku Anita tidak pernah menyiapkan masakan untukku, dia juga tidak pernah melayaniku dengan baik. Terkecuali memang aku memaksanya. dia juga tidak ingin memiliki keturunan, karena dia berpikir bahwa jika dia hamil dan melahirkan itu akan sangat menyusahkan dan merepotkannya.

Hingga akhirnya, dia memiliki sebuah ide yang sangat konyol yaitu mencarikan aku seorang istri kedua agar mampu merawatku dengan baik dan tidak lagi merepotkan dirinya. dia juga berharap, bahwa aku akan memiliki seorang keturunan dari wanita itu yang akan juga menjadi anaknya kelak. Hingga sampai detik ini, tidak ada satupun wanita yang mau walaupun aku sempurna di mata orang lain tetapi tidak ada satu wanita pun yang ingin dijadikan istri kedua.

"Pokoknya, aku akan pilihkan wanita yang akan dijadikan istri kedua kita akan tinggal bersama di rumah ini tapi tidak akan ada satupun yang tahu tentang hal ini kecuali kita kan aku tidak mau mengecewakan mama dan papa "ucapan ANita membuatku semakin kesal dengannya.

"Terserah kamu saja, aku mau berangkat ke kantor nanti kita bicarakan lagi setelah kita pulang! "Jawabku yang langsung pergi tanpa berpamitan pada istriku.

***

"Wah, manajer kita ini kenapa pasang wajah kusut seperti itu sih masih pagi? "Ledek Irwan salah satu sahabatku di kantor.

"Biasalah, siapa lagi yang selalu membuat hari-hariku kacau kalau tidak istriku anita "jawabku sembari membuang nafas kasar.

"Kenapa dipertahanin saka, padahal kamu itu tampan aku yakin di luaran sana pasti banyak wanita yang ingin menjadi istrimu " ujar Irwan mencoba menyemangatiku.

"Tidak semudah itu, keluargaku dan keluarga kita sudah sepakat tidak akan ada perceraian dalam pernikahanku karena memang, mereka sangat menjaga nama baik keluarganya tetapi tetap saja anak semata wayang mereka, tidak pernah bersyukur memiliki suami sepertiku"jawabku pada Irwan.

"Memang Anita mau minta apa lagi?"

"Dia memintaku menikah lagi "

"Kamu serius?" Irwan terbelalak mendengar jawabanku

"Aku serius".

"Istrimu kurang waras ya, mana ada seorang istri yang mau dimadu tapi dia dengan sendirinya mencarikan istri kedua untukmu "ujar Irwan yang sependapat denganku.

Jauh berbeda dengan sahabtku, Irwan bernasib baik dia menikahi gadis sederhana yang juga sangat mencintainya, setiap kali bahkan Irwan selalu dibawakan bekal makan siang dia juga selalu menghabiskan waktu dengan keluarganya karena dia merasa istrinya itu sangat menyayangi dirinya. jauh berbeda denganku, walau aku sudah memiliki segalanya tapi istriku tidak menginginkan waktu bersama denganku dia hanya ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan juga kehidupan pribadinya.

Aku bagaikan seorang suami bayangan, yang tidak memiliki arti apapun dan juga tidak bisa berbuat apapun karena memang kedua orang tua Anita berkuasa.