/0/16154/coverbig.jpg?v=e514499dc76f7a12f0f85d165ef50834)
Laura, seorang wanita cantik, tangguh yang hilang selama bertahun-tahun yang berhasil menyiksa Kendra Adelio hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah. Tiba-tiba kembali ke Indonesia dengan seorang anak kecil di genggamannya. Hal itu cukup membuat Kendra geram. Bertahun-tahun lamanya ia mencari segala informasi tentang wanita itu namun hasilnya nihil. Setelah tragedi satu malam yang tidak sengaja itu membuat seluruh hidup Laura dan Kendra berubah drastis. Sebenarnya apa yang terjadi pada malam itu? Dan mengapa Laura hilang bak di telan bumi tanpa petunjuk apapun.
Laura, seorang wanita yang berusia 23 tahun baru saja tiba di Indonesia. Kaki jenjangnya melangkah menyusuri koridor bandara ibu kota. Bak wanita berkelas, wajah ayu, rambut hitam pekat panjang yang mengurai, dengan dress yang melekat dalam dirinya menambah kecantikan dalam diri wanita itu.
Tetapi, tangan kanannya menggandeng tangan mungil seorang anak laki-laki yang mungkin berusia 4 tahun.
"Mama," panggilnya.
Membuat sang empu menoleh dan menurunkan badannya.
"Ada apa sayang?"
"Aku lapar," ujarnya dengan mencebikkan bibirnya lucu.
Laura terkekeh, wanita itu mengusap kepala sang anak. "Mari kita makan sayang," ajak Laura membuat si kecil bersorak riya.
Mata Laura melirik satu persatu toko di bandara, wanita itu mencari bakmi, makanan kesukaan sang anak.
"Reynald, kita makan di sana ya?" Ajak sang empu sembari menarik tangan laki laki mungil itu.
Laura memesankan dua porsi bakmi dengan es teh. Wanita itu lalu duduk menunggu pesanannya datang, sembari mengotak atik ponsel genggamnya dan mendengar celoteh sang anak.
Wanita itu rencananya ingin menghubungi sahabatnya namun, niatnya masih di urungkan. Ia memilih menelpon sosok pak Jaka- selaku penjaga rumahnya selama wanita itu berada di Eropa.
Tak lama. Pesanan dua bakmi itu datang membuat Laura tersenyum tipis dan mengucap terima kasih.
Beruntungnya, Reynald bukan anak yang rewel, sejak dalam kandungan dan bayi. Laki-laki itu tidak pernah merepotkan Laura, seakan mengerti keadaan mamanya yang tengah berjuang menghidupi dirinya.
Meskipun begitu, Laura tak akan membiarkan Reynald kesusahan atau bahkan kekurangan apapun. Meski kemandirian ia ajarkan sejak dini, namun Laura memberikan kasih sayang sepenuhnya. Tak heran jika Reynald tumbuh menjadi anak yang cerdas, penurut, bahkan pengertian.
"Mama, apakah kita akan bertemu papa?" tanya Reynald.
Uhuk!
Laura tiba-tiba tersedak, ia meraih es tesnya dan meneguknya dengan cepat. Wanita itu sesekali memukul dadanya dengan pelan.
Ia menoleh pada Reynald, mengingat saat laki-laki itu berusia 2 tahun setengah. Menanyakan dimana papanya, dan Laura menjawab sedang bekerja di Indonesia. Dan sejak itu, Reynald tidak pernah menanyakan lagi dimana papanya.
Namun sialnya, kini Laura kembali ke Indonesia dan anaknya menanyakannya. Membuat Laura ber kelimpungan sendiri mencari jawaban.
Laura menghela nafas pelan, ia menatap dalam Reynald dan mengatakan dengan lembut.
"Apa Reynald sekarang tidak bahagia dengan mama?" tanya Laura.
Reynald menggeleng, "Aku senang, sangat senang," jawab Reynald membuat Laura tersenyum dan mengangguk.
"Jadi, meskipun kita hanya berdua. Tidak masalah bukan?" ucap Laura dengan senyum kecilnya.
Reynald diam untuk beberapa saat dan mengangguk kecil membuat Laura mengusap rambut sang anak.
Pelan-pelan Laura menghela nafas kecil, rasanya sangat berat melihat sang anak yang sekecil itu berusaha memahami keadaannya. Laura selalu bersyukur di dalam hatinya. Reynald seolah lahir dengan kedewasaan yang tertanam sejak kecil.
Keduanya melahap bakmi sampai tandas. Lalu Laura mengajak sang anak keluar dari bandara dan memasuki mobil hitam yang ia sewa yang sudah sejak tadi menunggunya.
Tanpa Laura sadari, ada laki-laki asing yang diam sedari tadi mengawasinya. Diam-diam laki-laki itu memotret Laura lalu mengirimkan pesan pada atasannya.
Bukankah ini wanita yang kau cari?
Photo. Terkirim.
***
Laura ini kini turun dari mobil, wanita itu menghirup nafas dalam dalam. Ia menatap rumah yang di desain minimalis namun elegan itu, dengan lingkungan yang asri karna sedikit jauh dari kota. rumah ini sengaja di bangun bertahun-tahun lalu dan di jaga dan di rawat oleh pak Jaka.
Bertahun-tahun Laura mempercayakan rumah ini pada sosok tua paruh baya itu.
Laura tersenyum kecil. Rumah ini dahulunya adalah rumah sederhana warisan orang tua nya. Setelah orang tuanya meninggal. Dan tragedi malam itu.
Laura menggunakan sebagian uangnya untuk merenovasi rumah ini, karna bagaimana pun ia akan kembali ke Indonesia. Tanah kelahirannya.
"Non Laura sudah pulang?" sapa pak Jaka yang kini rambutnya penuh dengan rambut bewarna putih namun wajahnya masih segar dan semangat.
Laura tersenyum. "Sudah pak, bapak apa kabar?" tanya Laura.
"Baik non, ini den Reynald?" sapa pak Jaka.
Laura tersenyum tipis, ia memperkenalkan pak Jaka pada Reynald sebagai kakeknya.
Pak Jaka adalah orang kepercayaan ayahnya yang sampai kini setia mengabdi pada keluarga Laura. Laki-laki paruh bayah itu kini membantu membawakan koper Laura, sedangkan wanita itu menggendong Reynald yang masih canggung dan asing pada suasana rumah.
"Terimakasih pak Jaka," ujar Laura di balas senyuman tipis.
Meskipun dengan rumah minimalis. Namun rumah ini memiliki halaman yang luas sehingga kamar yang tersedia cukup banyak. Pak Jaka memang tinggal disini sejak dahulu, walaupun Laura pergi bertahun-tahun lalu namun wanita itu percaya pada pak Jaka.
Lihatlah saat ini, keadaan rumah yang rapi, kolam yang bersih, dan tanaman yang terawat.
Laura mensejajarkan tubuhnya dengan anaknya.
"Reynald, sekarang Reynald tinggal disini ya? Kita rangkai lagi semuanya dari awal," ucap Laura lalu mengecup kening Reynald.
Laura memilih kamar yang dekat dengan kolam renang, karna pemandangan jendela nya yang menuju langsung ke taman.
Kini, ia harus menghubungi sahabatnya. Karna Reynald harus masuk ke taman kanak-kanak maka Laura membutuhkan bantuan sahabatnya.
Laura tak ingin menghubungi sejak tadi, karna dirinya tahu bahwa tadi masih di jam kerja dan akan merepotkan sahabatnya. Cukuplah saat ini Laura akan memberikan kejutan pada teman-temannya dan mengatakan bahwa ia akan menetap disini.
***
Disisi lain, sosok laki-laki berwajah tampan dengan rahang tegas dan hidung mancungnya. Sedang memijat pelipisnya. Ia terasa pusing seharian ini. Masalah proyek yang hampir gagal membuat kepala Kendra hampir pecah.
Laki-laki itu berdiri dari tempat duduknya. Memilih menatap bangunan luar dari dalam perusahaannya sejenak.
Laki-laki itu membuka jasnya, dan membuka beberapa kancing kemejanya membuat tubuh atletisnya semakin terlihat dan menambah ketampanannya.
Pintu ruangan Kendra terbuka. Menampilkan Adrian sosok sahabat sekaligus asistennya.
"Duduk lah Ken, perusahaan akan mengerjakan ulang proyek ini," tutur Adrian.
Kendra menghela nafas berat, ntah lah mengapa ia merasa cuaca ibu kota saat ini terasa panas sehingga ia mudah emosi.
"Bayangkan saja, jika proyek itu lalai dan benar-benar gagal kita bisa rugi miliaran Adrian," tekan Kendra.
Pintu terketuk lagi. Menampilkan sosok perempuan yang membawakan kopi untuk Kendra.
Adrian mengambilnya dan meletakkan di meja Kendra lalu menyuruh wanita itu pergi.
"Masih ada waktu seminggu untuk memperbaiki proyek itu," jawab Adrian sembari menepuk pundak sahabat nya itu. "Duduklah, dan minum. Tenangkan dirimu. Jangan seperti orang kesetanan," imbuh Adrian.
Kendra akhirnya kembali duduk, ia menyeruput kopi hitamnya sedikit demi sedikit membuat perasaan gundahnya sedikit hilang.
"Apa karna pesan itu kau jadi seperti ini?" tanya Adrian.
Kendra mengernyit, laki-laki itu meletakkan kopinya. "Pesan? Pesan apa maksudmu?" Tanya Kendra.
"Periksalah ponselmu," jawab Adrian.
Kendra mengambil ponselnya, ia mengecek pesan dari bawahannya yang sudah terkirim 4 jam yang lalu. Sedari tadi ia sibuk dengan pekerjaannya.
Kendra membuka room chatnya itu dan membacanya. Dia diam-diam meremas ponselnya.
"Dia kembali," gumamnya.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.