Setelah menikah, aku tinggal di rumah mertua. Niat hati agar aku bisa merawat mertua juga. Tapi entah mengapa rasanya ada yang berbeda dengan mertuaku.
Setelah menikah, aku tinggal di rumah mertua. Niat hati agar aku bisa merawat mertua juga. Tapi entah mengapa rasanya ada yang berbeda dengan mertuaku.
"Saya terima nikah dan kawinnya Hanum Humaira dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"
"Bagaimana saksi?"
"Sah!"
"Alhamdulillah!"
Syukur dan bahagia atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku hari ini Ya Rab, aku telah resmi menjadi istri dari laki-laki yang cintai, Faris Ramadhan.
Pertemuanku bermula dari 4 bulan yang lalu. Kami bertemu di sosial media. Awalnya kami hanya saling berbalas komentar di sebuah postingan akun humor, namun ternyata kami jadi nyaman satu sama lain.
Dari berbalas komentar, kami berlanjut ke pesan pribadi, lalu ketemuan dan dia mengatakan niat untuk menjalin hubungan yang serius.
Tentu aku mengiyakannya, toh aku juga berada di usia yang sudah pantas menikah. Kami mengadakan pertemuan keluarga dan mendapatkan respon yang bagus. Tanpa menunggu lama, persiapan pernikahan langsung dilakukan.
Aku sudah merasa lelah dengan janji atau hubungan yang gantung, jadi aku berdoa untuk didatangkan laki-laki yang serius dan tulus kepadaku.
Wah tidak disangka, Allah langsung mendatangkannya. Dia laki-laki yang Allah kirimkan untuk menjadi imamku dan membimbingku ke jalan yang lebih baik.
"Hanum, kamu ingatkan? Kalau ibuku seorang janda dan aku adalah anak bungsu, jadi aku harus tetap menjaga ibu. Aku juga tidak akan melupakan tugas dan kewajibanku sebagai suami. Kamu tetap boleh melakukan apapun yang kamu mau," kata Faris.
"Ya, aku juga akan merawat ibu bagaikan ibu kandungku, karena aku anak tunggal yang tidak punya kesempatan merawat ibuku lagi," balasku.
Ibuku telah meninggal disaat aku masih SMA dan ayahku telah menikah lagi. Jadi aku rasa tidak apa-apa kalau aku harus tinggal di rumah mertua dan merawatnya.
Hubunganku dengan mertuaku juga tidak ada masalah. Ibu mertuaku baik dan ramah, jadi kemungkinan aku tidak akan mengalami drama perseteruan mertua-menantu seperti yang banyak terjadi diluar sana.
Akhir pekan telah usai, pesta pernikahan pun telah berakhir, saatnya kami kembali bekerja. Suamiku, Faris bekerja di bagian HR perusahaan makanan dan aku bekerja dibagian marketing perusahaan digital.
Setiap pagi hatiku sungguh bahagia, karena bangun langsung bertatapan dengan mata suami. Kami melaksanakan sholat subuh berjamaah dan mengaji bersama.
Setelah sholat aku turun ke lantai satu untuk menyiapkan makanan. Ternyata ibu mertuaku sudah lebih dulu memasak. Aku terkejut dan merasa malu karena terlambat sedikit.
"Tidak apa-apa Hanum, kamu bisa membantu ibu membereskan rumah seperti menyapu dan mengepel," sahut ibu mertua ketika melihatku.
"Ibu maaf seharusnya aku turun lebih cepat,"jawabku.
"Tidak apa-apa, lagi pula ibu memang hobi masak dan ibu tidak bisa sembarangan makan makanan yang dimasak orang lain. Maklum kan sudah tua, sudah banyak penyakit,"
Aku yang mendengar perkataan ibu mertua langsung bergegas membereskan semua sudut rumah, tidak lupa juga dengan menyapu dan mengepel.
Tidak masalah bagiku, aku kerjakan saja pekerjaan yang bisa kulakukan sebelym berangkat bekerja.
Waktu telah menunjukkan pukul 06.50 kami sudah selesai sarapan. Masakan ibu mertua ternyata sangat enak. Aku sampai kalap dan lupa diri.
Aku dan suamiku bekerja dengan naik kereta, namun kami berbeda jalur. Jadi kami berangkat bersama dengan motor atau mobil ke stasiun, setelah itu kami melanjutkan dengan kereta masing-masing.
Sesampainya di kantor, semua orang seperti orang gila, tersenyum padaku. Sungguh pemandangan yang aneh, karena biasanya mereka semua tipe yang serius.
"Ada apa sih kalian semua? Salah makan?" Tanyaku yang heran.
"Cie penganten baru, kenapa engga pergi bulan madu aja?"
"Nanti aja sekalian akhir tahun, kan banyak target yang harus dicapai sebelum aku pergi bulan madu."
Perbincangan sehat pagi hari di kantor. Aku pergi meninggalkan mereka dan menuju ruanganku. Disana sudah ada Kana, teman semeja kantorku.
"Eh gimana Num, nikah? Berarti kamu sudah enggak perawan lagi kan ya?" Pertanyaan frontal keluar dari mulut Kana.
Aku langsung melirik sinis ke arahnya sambil membuka laptopku. Ternyata begini ya rasanya langsung masuk kerja setelah menikah. Tau gitu aku ambil cuti sekalian.
Aku tidak menjawab pertanyaan Kana karena aku langsung melanjutkan pekerjaanku. Banyak yang harus dikerjakan sebelum rapat nanti siang. Aku tidak mau waktu habis terbuang hanya untuk menceritakan kisah pernikahanku.
Makan siang pun tiba, aku dan Kana makan di food court kantor. Kami memilih bakso sebagai menu makan siang kami.
"Yah Kan, masa enggak ada sendok garpunya, terus kita makan pake apa dong?" Tanyaku.
"Makannya kita dicomot,"
"Sembarangan! Emang ini bakso kering, aku habis ini masih ada rapat tau, masa persentasi tangan bau bakso, kan enggak lucu!"
"Ini sendok garpunya,"
Aku yang sedang mengomeli Kana jadi terhenti karena ada tangan yang memberikan sendok garpu kepada kami. Tangan itu adalah tangan Tio.
"Makasih sendok garpunya," kataku pelan.
Tio adalah orang yang bisa dibilang sebagai calon suamiku tapi tidak jadi. Keluarganya tidak menerimaku karena perbedaan suku. Tio berasal dari keluarga Padang dan aku dari Betawi. Keluarga Tio menginginkan ia berjodoh dengan darah sesama minang.
"Wah sendok dari mantan tuh,"
"Apasih Kan, kaya bocil,"
"Kalau kamu jadi nikah sama dia, wah engga tau bakal secakep apa anaknya nanti, jujur ya menurutku masih ganteng Tio dari Faris,"
"Ganteng tapi engga dinikahin iya buat apa juga Kan, aku butuh yang lebih siap,"
Setelah pembicaraan itu, aku dan Kana langsung menghabiskan bakso kami dan kembali bekerja hingga sore hari.
Pulang kerja, suamiku telah menungguku di stasiun transit. Rasanya senang karena ditunggu. Kami pulang dengan bergandengan tangan sepanjang jalan.
Segitu tiba di rumah, ibu mertua juga sudah menanti kami, menyambut kami dengan senyuman dan makanan yang hangat. Setelah sholat maghrib kami semua makan malam bersama.
Dan itu lah kisah hari pertamaku sebagai istri, sungguh bahagiakan, tetapi kisah sebenarnya baru saja dimulai setelah pernikahan kami berjalan lebih dari 3 bulan.
Semua orang kini mempertanyakan, kapan hamil? Kapan ngisi? Kenapa belum hamil juga?
Wah rasanya telingaku menjadi panas. Mereka yang bertanya tidak sadar, aku ini baru 3 bulan menikah bukan 3 tahun menikah. Kami juga sudah berusaha agar kami cepat diberi momongan. Tapi bagaimana kami hanya bisa sebatas berusaha.
Semua mempertanyaannya, mertua, ipar, ayah bahkan ibu tiriku pun sama. Belum lagi dari lingkungan kantor dan tetangga. Mereka semua apa sih?! Seolah aku sudah bertahun-tahun belum hamil juga.
Aku juga tidak tahu kalau tidak akan hamil cepat. Asal kalian tahu, aku juga inginnya hamil cepat. Tapi bagaimana? Kami sudah melakukan prosedur yang seharusnya, tinggal Allah lagi yang memberikan yang entah kapan itu.
Terlalu banyak tekanan dan pertanyaan membuat aku tertekan. Rasanya aku sudah tidak ada tenaga lagi untuk berangkat kerja.
Brugh...
Lima tahun setelah pernikahan mereka, Tobias Stevens menghadapi kebangkrutan dan terjerat utang besar. Kesehatannya memburuk dan dia bekerja serabutan sebagai kuli di sebuah gudang tua. Penghasilannya nyaris tidak cukup untuk membayar sewa. Untuk mendukung keluarga, Dorothy bekerja di siang hari dan mengumpulkan botol di pinggir jalan untuk dijual pada malam hari, sering kali dia membawa putrinya, Margaret Stevens, bersamanya. Pada hari ulang tahun Dorothy, Margaret memberikan kejutan dengan membawakan kue mangkok murah yang dibeli dari uang yang dia kumpulkan selama setengah tahun. Dorothy terharu hingga meneteskan air mata. Setelah menabung dengan tekun selama berbulan-bulan, akhirnya dia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membeli tiket dan membawa Margaret ke taman bermain yang selalu diimpikannya. Saat tiba di pintu masuk, tak disangka mereka malah melihat Tobias di sana. Salah satu tangan pria itu melingkar di pinggang cinta pertamanya, Liza Briggs. Sedangkan tangan lainnya menggandeng putri Liza, Sandra Briggs. Mereka sedang menuju ke wahana. "Ayah ...." Margaret memanggil dengan suara lantang ke arah sosok Tobias. Seorang petugas taman bermain segera berbalik dan menghentikan Dorothy dan Margaret. "Maaf, taman bermain ditutup untuk acara pribadi yang diadakan oleh Pak Stevens hari ini. Kalian bisa kembali di lain hari."
Alea Marisa Herlambang adalah gadis 19 tahun yang cantik dan cerdas. Gadis yang selalu patuh pada orang tua dan tidak pernah macam-macam. Setelah ayahnya terlibat kasus korupsi besar yang banyak merugikan negara, Alea bukan hanya ikut menjadi bahan bully semua orang di penjuru negeri, dia juga harus terpaksa berhenti dari kuliahnya dan kehilangan masa depan. Harta keluarganya dibekukan negara, ibunya mendadak struk karena suaminya yang tertangkap bersama wanita muda di sebuah hotel. Alea sudah tidak memiliki apa-apa dan tidak mungkin dia mengharap belas kasihan keluarga paman serta bibinya terus-menerus. Selain itu juga tidak ada yang mau memperkerjakan anak seorang koruptor, semua orang mencaci dan membencinya, bahkan memberi doa buruk untuk mereka. Untuk bisa mengurus ibunya Alea terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu yang anak laki-lakinya juga merupakan teman Alea di kampus. Apakah Alea akan tahan menjalani pernikahan dengan pria yang terlihat lebih pantas menjadi ayahnya? sementara anak laki-laki dari suaminya itu juga mencintai Alea sejak lama dan tidak pernah berhenti mengganggunya.
Telepon itu datang di hari terpanas tahun ini. Putraku, Leo, dikurung di dalam mobil yang panasnya seperti oven oleh Saskia, saudara tiri suamiku. Sementara itu, suamiku, Bramantyo, hanya berdiri di sana, lebih khawatir tentang mobil Mustang klasiknya daripada anak kami yang nyaris tak sadarkan diri. Saat aku memecahkan kaca jendela untuk menyelamatkan Leo, Bram justru memaksaku meminta maaf pada Saskia, merekam penghinaan itu untuk dipertontonkan ke publik. Aku pun segera menemukan rahasianya yang mengerikan: dia menikahiku hanya untuk membuat Saskia cemburu, menganggapku tak lebih dari sebuah alat dalam permainannya yang keji. Dengan hati hancur, aku mengajukan gugatan cerai, tetapi siksaan mereka justru semakin menjadi-jadi. Mereka mencuri perusahaanku, menculik Leo, dan bahkan merancang sebuah gigitan ular berbisa, membiarkanku sekarat. Kenapa mereka begitu membenciku? Pria macam apa yang tega menggunakan putranya sendiri sebagai pion, dan istrinya sebagai senjata, dalam sandiwara sekejam ini? Tetapi kekejaman mereka menyulut kemarahan dingin yang membara di dalam diriku. Aku tidak akan hancur. Aku akan melawan, dan aku akan membuat mereka membayar semuanya.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Menurut banyak orang, William menikahi Renee karena terpaksa. Kini, wanita yang benar-benar dicintainya telah kembali-dan sedang hamil-mereka tidak sabar menunggu William meninggalkan Renee. Secara mengejutkan, Renee sangat terbuka tentang ini."Jujur saja, justru aku yang minta cerai. Aku lebih ingin ini daripada kalian semua!"Tapi banyak orang anggap itu hanya upaya sia-sia untuk menjaga gengsi. Sampai akhirnya William membuat pernyataan sendiri."Tidak akan ada perceraian. Siapa pun yang menyebarkan rumor palsu akan menghadapi gugatan!" Renee hanya bisa mengernyit. "Si gila ini mau apa lagi sekarang?"
Ditinggalkan sejak kecil dan menjadi yatim piatu akibat pembunuhan, Kathryn bersumpah akan merebut kembali setiap bagian dari hak warisannya yang dicuri. Ketika dia kembali, masyarakat menyebutnya sebagai anak hasil hubungan gelap yang tidak beradab, mengejek bahwa Evan kehilangan akal karena menikahinya. Hanya Evan yang tahu kebenarannya: wanita yang dipeluknya dengan hati-hati seperti porselen itu menyimpan cukup banyak rahasia untuk membuat kota ini gemetar. Dia juga dikenal sebagai dukun legendaris, peretas ulung, dan pembuat parfum kesayangan istana. Di pertemuan-pertemuan, para direktur mengeluh melihat pasangan yang mesra itu, "Apa dia benar-benar perlu hadir di sini?" Evan hanya mengangkat bahu. "Istri senang, hidup tenang." Segera topengnya jatuh, dan mereka yang mencibir pun tunduk dengan kagum.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY