/0/16452/coverbig.jpg?v=160ff56ff55019775ce87beb40539ccf)
Maya Syaqilla-gadis kampung yang ingin mengubah nasib keluarganya dengan bekerja di kota, di sana Maya pikir bekerja menjadi pembantu sesuai apa yang sudah di sepakati oleh Handoko, namun ternyata salah, di sana dia menjadi istri kontrak majikannya selama satu tahun. Menjadi istri kontrak memang sangat mengubah kehidupan Maya dan keluarganya sangat drastis, sekarang kehidupan keluarga Maya sudah enak dan makmur, hal yang membuat Maya bahagia meskipun melakukannya dengan cara yang salah. Apakah nantinya diantara Maya dan Boy akan saling jatuh cinta dan berakhir menjadi pernikahan resmi? Dan akankah nanti pernikahan kontrak mereka akan terbongkar? Bagaimana reaksi kedua keluarga ketika tau pernikahan Boy dan Maya ternyata hanya kontrak??
Episode 1- Maya Bekerja di Kota
Maya Syaqilla.. Gadis kampung yang sangat ramah, humble, suka menolong sesama dan baik hati kini sudah mulai beranjak dewasa. Karena kehidupan di kampung yang serba kekurangan membuatnya nekat ke ibukota untuk mengubah nasib, Maya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan semua adik-adiknya masih sekolah.
Maya tidak mau terus menerus menjadi beban kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani di lahan orang dengan upah yang tidak seberapa, bisa untuk makan saja mereka bersyukur, maka dari itu tekad Maya sudah sangat kuat dan juga bulat untuk mengubah nasib keluarganya agar lebih baik, kalau bukan dirinya maka siapa lagi? Adik-adiknya masih sangat kecil jika harus diterpa betapa kejamnya dunia.
Selesai makan siang, Maya bergegas mencuci piring dan kembali duduk di tanah yang beralaskan tikar kumuh.
"Bu... Pak... Ada yang mau Maya sampaikan," ucap Maya terlihat serius dan kedua orang tuanya kini fokus dengannya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan nduk?" tanya Ibunya yang bernama Tinah.
"Iya kamu mau ngomong apa to nduk kok kelihatannya serius sekali, tumben," ucap Tejo juga penasaran.
"Memang ini hal yang serius, Maya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan sekolah dan Maya ingin bekerja di kota saja, Maya ingin nantinya hidup kita lebih enak," ucap Maya dengan penuh hati-hati.
"APA?? BAPAK GAK SETUJU, KAMU PIKIR HIDUP DI KOTA ITU ENAK? KAMU PIKIR GAMPANG CARI KERJA DI KOTA, HAH?" pekik Tejo menolak.
"Tapi pak.. Maya kasihan sama adik-adik yang setiap hari sering menahan lapar dan tidak bisa seperti anak lainnya, biarkan Maya saja yang merasakan itu semua pak jangan sampai adik-adik Maya merasakannya," ucap Maya memohon.
"BAPAK MASIH MAMPU MEMBIAYAI KALIAN APALAGI UNTUK SEKOLAH, JANGAN SIA-SIAKAN BEASISWA YANG DIBERIKAN OLEH SEKOLAHAN," pekik Tejo tak senang.
"Maya sebenarnya juga ingin sekolah setinggi mungkin, Pak, tapi sayangnya keadaan yang tidak berpihak pada Maya, izinkan Maya bekerja di kota pak," pinta Maya berlinang air mata.
"Kamu mau kerja apa to nduk? Pengalaman juga belum ada nantinya bakal susah untukmu melamar pekerjaan," tanya Tinah sambil berlinang air mata.
"Nanti Maya cari info dulu yang penting Ibu dan Bapak mengizinkan," ucap Maya.
"Orang tua mana yang ikhlas melepas anaknya bekerja jauh di kota orang nduk, berat hati Ibu," ucap Tinah tak rela.
"Maya janji tidak akan mengecewakan kalian," rengek Maya.
"Sekali bapak bilang gak ya gak," bantah Tejo yang langsung bergegas pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Bu... Huhuhu kenapa bapak galak sekali sama Maya, apa salah Maya?" tanya Maya menangis.
"Bapakmu cuma gak mau pisah darimu nduk, kamu anak tertua jadinya bapak mana ikhlas membiarkanmu bekerja di kota, lebih baik pikirkan ulang," ucap Tinah memberitahu.
"Maya sudah memikirkannya matang-matang," ucap Maya sangat yakin.
"Itu mungkin pemikiran sesaatmu saja, coba pikirkan kembali, Ibu mau kembali kerja dulu," ucap Tinah lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.
"Pokoknya aku harus bekerja di kota, mulai hari ini aku harus cari info," gumam Maya menyeka air matanya.
Setelah kepergian kedua orang tuanya kini Maya mendatangi rumah kerabatnya untuk menanyakan info pekerjaan di kota, namun sayang temannya tidak ada infromasi apapun lantaran mereka masih tetap melanjutkan pendidikan.
"Maaf banget, May, aku gak bisa bantu soalnya aku mau lanjut sekolah," ucap Eka tak enak hati.
"Gak papa kok memang aku aja yang salah karena menanyakan lowongan pekerjaan sama orang yang belum bekerja, maaf sudah ganggu waktunya," ucap Maya sedikit sedih.
"Apa kamu sudah memikirkan matang-matang untuk bekerja di kota? Kamu gak mau gunain beasiswa yang diberikan sekolahan?" tanya Eka.
"Enggak ah, dapat beasiswa juga nantinya aku masih harus membayar beberapa keperluan dan lain-lainnya, malah yang ada semakin membebani orang tuaku, jadi lebih baik aku bekerja saja," ucap Maya optimis.
"Sayang sekali tapi ya apa boleh buat, aku gak bisa membantu lebih, semoga kerja di kota menjadi rezekimu ya May," harap Eka tulus dan Maya mengaminkan lalu pamit pulang.
Kebetulan sekali ada tetangganya yang mendengar kalau Maya mau bekerja di kota, beberapa hari yang lalu saudaranya memberitahu Hartini untuk mencarikan gadis desa yang ingin kerja di kota.
"Maya, sini...." panggil Hartini melambaikan tangan pada Maya.
"Iya, Budhe, ada apa?" tanya Maya sembari berjalan mendekat.
"Katanya kamu butuh pekerjaan di kota ya?" tanya Hartini memastikan.
"Iya, Budhe, Maya memang ingin bekerja di kota," jawab Maya antusias.
"Bagus.. Kebetulan sekali ada saudara saya yang sedang membuka lowongan pekerjaan, apa kamu mau?" tanya Hartini.
"Pekerjaannya apa Budhe?" tanya Maya penasaran.
"Ya maaf, Maya, pekerjaannya itu menjadi pembantu rumah tangga dan saudara Budhe ini membutuhkannya segera, kalau kamu mau nanti Budhe kasih nomornya biar kalian bisa saling ngobrol," ucap Hartini sungkan.
"Gak papa Budhe.... Maya mau jadi pembantu yang penting halal," ucap Maya tanpa pikir panjang.
"Yasudah ini nomornya sudah Budhe catatkan, nanti tolong kamu duluan yang ngabarin ya," pinta Hartini dan Maya hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah itu Maya pulang ke rumahnya dengan hati bahagia karena sebentar lagi ia bisa bekerja di kota dan kehidupan keluarganya akan lebih baik. "Pokoknya aku harus segera mengabari nomor ini dan memberitahu jika aku bersedia, nanti mau gak mau Ibu dan Bapak pasti akan mengizinkan, bukan maksud Maya menjadi anak durhaka namun kalau bukan dari Maya yang mengubah nasib maka siapa lagi? Semoga ini jalanku untuk membahagiakan keluargaku," batin Maya lalu bergegas menghubungi nomor yang diberikan oleh Hartini.
Pada deringan ketiga barulah panggilan Maya dijawab, nada bicaranya terdengar ketus sehingga membuat nyali Maya sempat ciut. "Halo ini siapa ya?" tanya orang itu ketus.
"Astaga apa orang kota itu begini semua? Galak sekali," batin Maya kaget.
"Halo.. Jangan bercanda ya, saya matiin teleponnya," tegur orang itu lalu Maya mau gak mau mengutarakan maksud dan tujuannya.
"Ha-halo, permisi, apa benar ini dengan bapak Handoko? Perkenalkan pak saya Maya," tanya Maya memastikan.
"Ya betul, Maya siapa ya?" tanya Handoko penasaran.
"Saya Maya, tetangga Ibu Hartini, tadi beliau memberikan nomor telepon ini katanya anda sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai pembantu?" tanya Maya hati-hati.
"Pembantu? haha itu hanya kamuflase saja, aslinya mah lu bakal nikah kontrak sama bos gue," batin Handoko geli.
"Eh iya benar apa kamu bersedia?" tanya Handoko.
"Bersedia pak saya mau," jawab Maya antusias.
"Baiklah kalau begitu 2 hari lagi saya akan menjemputmu, kebetulan jadwal libur saya hari itu, sanggup?" tanya Handoko.
"Secepat itu pak? Baik saya sanggup," jawab Maya mantap.
"Bagus.. Sampai jumpa 2 hari kedepan ya, Maya," ucap Handoko lalu memutus panggilan.
"Ish belum dijawab udah asal matiin aja, emang ya orang kota itu minim etika," gumam Maya terheran-heran lalu meletakkan kembali ponsel jadulnya.
Setidaknya kali ini Handoko bisa bernafas lega karena tugas dari bosnya bisa terselesaikan, mencari pendamping untuk bosnya ternyata tak terlalu sulit.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Kurnia, yang buta karena kecelakaan ditolak oleh semua sosialita-kecuali Elara, yang menikah dengannya tanpa ragu. Tiga tahun kemudian, dia mendapatkan penglihatan kembali dan pernikahan mereka pun berakhir. "Kami sudah kehilangan banyak tahun. Aku tidak akan membiarkan dia menyia-nyiakan tahun itu lagi untukku." Elara menandatangani surat perjanjian perceraian tanpa sepatah kata pun. Semua orang mengejek kejatuhannya-sampai mereka menemukan bahwa dokter ajaib, maestro perhiasan, genius saham, peretas ulung, dan putri sejati Presiden ... semuanya adalah dirinya. Ketika Kurnia merangkak kembali, seorang miliarder kejam mengusirnya. "Dia istriku sekarang. Pergilah."
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih