Berpura-pura mencintai hanya demi sebuah ambisi. Layla, berniat membalaskan rasa sakit yang ia rasakan atas kenyataan pahit yang terjadi pada keluarganya. Namun, rencana yang sudah disusun matang malah tak berjalan sesuai harapan. Sebab, ada cinta yang membuatnya harus berhadapan dengan keadaan yang menjadikannya bimbang. Akankah Layla berhasil menuntaskan dendamnya? Ataukah ia malah terjebak dalam cinta yang membuatnya harus rela melepas rencana yang sudah terancang? Temukan jawabannya di cerita terbaruku yang berjudul "Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan". Tetap Utamakan Baca Alqur'an yaa...
Bab 1 Dibalik Kecelakaan Bapak
"Layla berjanji akan mencari tau siapa yang membun*h, Bapak. Layla juga yang akan membuat orang itu merasakan derita lebih dari yang Layla dan Ibu rasakan. Layla janji, Pak! Layla janji!" batin ku seraya menatap dalam ke arah pusara bapak yang masih basah.
Kesedihan hari ini betul-betul tak bisa ku bendung. Bahkan tak terasa air mataku kembali menetes mengingat bagaimana dulu bapak begitu menyayangiku, memanjakan ku tanpa lupa mendidik ku dengan segala ajarannya tentang kehidupan. Dan air mataku semakin deras manakala kenangan indah itu berganti dengan bayangan kematian bapak yang belum lama terjadi. Bapak mengalami kecelakaan tunggal dengan amat tragis ketika beliau dalam perjalanan pulang dari kota. Tepatnya dari kantor tempat beliau bekerja sebelumnya yang mana kala itu sebelum bapak berangkat, beliau menyampaikan niat kedatangannya ke kantor itu hanya akan mengambil pesangonnya selama bekerja di kantor tersebut.
Di sisi lain ada hal yang membuatku semakin bersedih bercampur marah dari kematian bapak adalah ketidakadilan yang aku terima. Dimana di saat proses pemeriksaan tempat kejadian perkara, ditemukan hasil jika penyebab kecelakaan tunggal yang dialami bapak karena rem yang tidak berfungsi dengan semestinya. Pihak kepolisian yang menyelidikinya pun beranggapan kemungkinan besar yang terjadi adalah bapak memang sengaja di .celakai dengan memutus kabel rem pada mobilnya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu penyelidikan kecelakaan yang dialami bapakku malah ditutup begitu saja oleh kepolisian. Dengan alasan jika apa yang dialami bapak hanya kecelakaan karena kelalaian dari pihak pengemudi. Apalagi setelah kecelakaan terjadi semua barang berharga milik bapak masih berada di tempatnya. Hanya saja uang pesangon yang dimaksudkan tidak ditemukan di tempat kejadian perkara. Meski begitu pihak kepolisian menganggap jika besar kemungkinan uang tersebut di ambil oleh orang yang melewati kecelakaan tersebut.
Tentu saja keputusan ini lah yang kemudian membuatku marah dan tak terima. Aku merasa geram pada pihak kepolisian karena bagiku sangatlah tidak masuk akal jika dengan mudahnya mengubah pernyataan yang sebelumnya sudah di tetapkan. Apalagi jelas-jelas terlihat kalau kabel rem di mobil bapak memang sudah terputus ketika kecelakan terjadi. Dan soal uang pesangon yang hilang, pihak kepolisian pun tidak mengusutnya dengan tuntas.
Di sisi lain selama belasan tahun bapak bekerja, beliau sering mendapatkan banyak apresiasi dari teman dan atasannya karena kinerjanya yang bagus. Sebab ini lah yang memungkinkan jika ada pihak-pihak tertentu yang tidak menyukai bapak selama beliau bekerja di kantor tersebut. Ditambah pula bapak juga pernah bilang kalau ada seseorang yang secara terang-terangan selalu memperlihatkan sikap ketidak sukaanya terhadap beliau.
Karena hal tersebutlah aku bertekad untuk menemukan fakta yang sebenarnya dibalik kecelakan yang dialami bapak. Jika memang benar kecelakan tersebut di sengaja, akan ku cari dalang di baliknya dan akan ku buat ia merasakan lebih dari apa yang aku rasakan. Dan aku juga betul-betul dibuat penasaran dengan perubahan keputusan dari pihak kepolisian tersebut yang bagiku itu tidak make sense dengan apa yang terjadi. Karena aku menduga pasti ada oknum dibalik dihentikannya penyelidikan kecelakan yang dialami bapakku.
Aku bahkan tak peduli dengan resiko yang akan aku terima karena keputusanku ini.
Sebab peristiwa ini lah yang menjadikanku tidak hanya kehilangan sosok bapak, tetapi aku juga harus menerima kenyatakan bahwa ibuku mengalami depresi yang mengharuskan beliau dirawat di rumah sakit jiwa. Sungguh, kenyataan yang teramat menyakitkan di sepanjang hidupku.
Jadi, menemukan fakta yang sebenarnya adalah salah satu kunci supaya aku bisa melanjutkan hidup dengan lebih tenang.
"Kuatkan hatimu, Nduk. Ingat, masih ada ibumu yang membutuhkanmu," ucap Pakde Rudi –adik kandung bapak– yang sedikit membuatku tersentak.
Aku tersenyum seraya menghapus sisa-sisa air mataku. Dalam hati aku membenarkan kata beliau, meski bapak telah tiada, aku sebagai anak tunggal diharuskan menjadi lebih kuat demi diriku sendiri juga demi kesembuhan ibuku yang entah sampai kapan akan berada di keadaan yang demikian.
***
Beberapa bulan berlalu ....
"Alhamdulillah, Mas keterima di kantor Bu Mirna," kata Mas Bima padaku.
Aku tersenyum senang mendengar kabar tersebut. Sebab, itu artinya langkah pertama untuk memulai balas dendam ku atas kematian bapak dan depresi yang dialami ibuku telah tercapai. Karena sebenarnya kantor yang akan menjadi tempat bekerja Mas Bima tersebut adalah kantor yang sama dengan kantor bapakku bekerja dulu. Dan sengaja Mas Bima melamar di kantor tersebut karena nantinya ia yang akan membantuku menyelidiki orang-orang yang kami duga ada sangkut pautnya dalam kecelakaan yang di alami bapakku. Termasuk Bu Mirna yang memang saat itu hingga sekarang masih menjabat sebagai manajer di kantor tersebut.
Waktu pun terus berjalan. Hingga tak terasa tiga bulan sudah Mas Bima bekerja di kantor Bu Mirna. Dan selama itu juga Mas Bima berhasil mengumpulkan data-data siapa saja orang yang pernah bekerja sama yang kemungkinan juga memiliki rasa ketidaksukaan terhadap bapak selama bekerja di kantor tersebut.
Selain itu aku dan Mas Bima juga mengetahui sebuah fakta jika ternyata ada seorang wanita yang juga bekerja di kantor tersebut yang mana wanita itu merupakan cinta pertama sekaligus mantan kekasih bapak ketika beliau masih berkuliah di kota. Fakta ini Mas Bima dapatkan dari beberapa seniornya di kantor yang memang mengenal bapak sejak lama. Dan diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh beberapa teman kuliah bapak yang kebetulan masih tinggal di kota.
Setelah bertahun-tahun berpisah, wanita itu akhirnya dipertemukan kembali dengan bapak di tempat kerja yang sama. Kala itu wanita tersebut masih menyimpan rasa suka terhadap bapak. Namun bapak menolaknya karena saat itu bapak sudah menikah dengan ibu dan sudah memiliki anak, yaitu aku. Dan wanita itu adalah Bu Mirna. Atasan Mas Bima yang juga menjadi atasan bapak selama lima tahun sebelum kepergiannya.
"Gak tau kenapa, aku yakin Bu Mirna pasti ada kaitannya dengan kecelakaan bapak," ucapku pada Mas Bima.
Mas Bima terdiam sejenak seakan sedang memikirkan sesuatu. Lalu beberapa saat kemudian ia pun berkata yang membuatku semakin yakin kalau kecurigaan ku terhadap Bu Mirna itu benar.
"Aku juga ngerasa gitu, tapi ... Kita, kan, gak ada bukti apapun." Mas Bima memperlihatkan keraguan di wajahnya.
"Tapi bisa jadi kan karena cintanya yang ditolak terus Bu Mirna jadi gelap mata. Dan motif kayak gini udah sering terjadi sama orang-orang yang ngerasa sakit hati. Iya, kan, Mas?" sambung ku.
Mas Bima menganggukkan kepalanya sebentar seolah ia membenarkan ucapan ku barusan. Namun,di sisi lain keraguan masih saja menyelimuti dirinya hingga membuatnya terdiam untuk beberapa detik.
"Aku akan selidiki lebih lanjut nantinya," kata Mas Bima tiba-tiba yang seketika itu membuatku terheran-heran.
Meski kebingungan dan Mas Bima sendiri juga tidak menjelaskan lebih lanjut terkait rencananya untuk menyelidiki Bu Mirna, pada akhirnya aku pun hanya bisa menurut. Aku percaya Mas Bima pasti akan menemukan solusinya sama seperti ia menemukan fakta terkait orang-orang yang berada di sekitar bapak sebelum beliau meninggal dunia.
Dan benar saja, tak membutuhkan waktu yang lama, Mas Bima pun kembali menemui ku dan menyampaikan sesuatu padaku. Dimana, anak sulung Pakde Rudi itu mengatakan jika dari penyelidikannya beberapa hari ini, ia menduga kuat kalau Bu Mirna memang ada kaitannya dengan peristiwa tragis yang dialami bapakku. Mas Bima menyimpulkan hal tersebut lantaran ia mendapatkan informasi mengenai catatan kriminal dari Bu mirna yang ternyata sudah beberapa kali berurusan dengan pihak kepolisian namun tidak ada kelanjutan proses dikarenakan adanya jaminan uang yang diberikan. Selain itu, karena cintanya yang tertolak, besar kemungkinan memang menjadi salah satu motif untuk mencelakai bapakku karena Bu Mirna merasa sakit hati.
So, pantas bukan jika aku mencurigai Bu Mirna?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Warning area dewasa (21+) Bijaklah memilih bacaan! ~~~ "Jika kau mau aku akan membantumu. Membiayai seluruh operasi ayahmu yang terkena kanker paru-paru. Setahuku, biaya pasien yang terkena kanker paru-paru itu tidak sedikit. Jumlahnya bahkan lebih dari lima puluh ribu dolar. Tentu, jika kau mau menerima tawaran dariku." Gwen bergeming. Mencerna semua pernyataan Nich barusan. Tetapi, belum selesai Gwen mencernanya, Nich kembali berkata, "Jadilah istriku, Gwen." "A-apa?" "Menikahlah denganku, Gwen. Aku mohon …." Gwen nampak berpikir sejenak, sambil menjilat sisa-sisa jejak bibir Nich. Beberapa saat kemudian dia mengangguk. "Aku mau menerima tawaranmu, asal kau juga mau menerima syarat dariku, Nich." Sebelah alis Nich terangkat. "Apa?" sambil mengusapkan ibu jari di bibir Gwen. "Kita menikah kontrak. Hanya sebatas itu, Nich." *** Gwen Florine terpaksa menerima tawaran mantan kekasih sekaligus pria yang telah menorehkan luka di hatinya sejak 10 tahun yang lalu, lantaran pergi tanpa pamit. Demi sang ayah yang membutuhkan biaya besar untuk operasi. Lantas, apakah Gwen akan terjerat oleh pesona seorang Nicholas Kennedy kembali, di saat hatinya telah membeku? Lalu, apa sebenarnya alasan Nicholas pergi meninggalkan Gwen 10 tahun yang lalu? ### Simak yuk!
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."