/0/16816/coverbig.jpg?v=20240312175939)
Naina , ya ... Seorang gadis yang cantik nan jelita, Naina tidak ke kurangan satu apa pun , dari materi hingga kasih sayang kedua orang tuanya , tapi satu kekurang nya dia mengalami ke butaan dari sejak dia kecil , Naina tidak pernah merasakan jatuh cinta ,hingga pada akhirnya dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Arga, Arga mampu mengetuk pintu hatinya , tetapi perbedaan kasta kembali memisahkan mereka , Akan kah cinta mereka menjadi kenyataan ... Yuk ikuti ceritanya ...
"Cinta...
Cinta adalah melodi bagiku di saat aku tak dapat melihat namun aku masih bisa merasakan
Aku bisa merasakan bawah kamu lah orang yang selama ini yang aku cari cari dalam hidup ku, meski kamu selalu berkata bahwa itu bukan kamu, dan meski kamu mengganti namamu, namun aku bisa mendengar suara mu dan merasakan bahwa itu adalah kamu"Ucap seorang gadis yang duduk di tepi sebuah danau yang indah
Waktu itu di sebuah kota Jakarta yang indah ada sebuah keluarga yang hangat, suci dan suaminya Alan sangat menyayangi putri nya yang masih berumur lima tahun, putri nya sangat lucu dan cantik sekali nama nya Naina Suci berprofesi sebagai seorang dokter dan suaminya Alan bekerja sebagai Direktur di salah satu perusahaan di kota itu
Namun di suatu pagi yang cerah saat Suci dan Alan sedang libur dari kerja nya tiba tiba seorang Bibik berteriak dengan kencang nya
"Nyonya...Tuan...!!! Tolong nona Naina sedang kejang kejang ...Nyonya!!!"Terik bibik dari kamar nya Naina
Mendengar itu Suci dan Alan pun bergegas ke kamar Naina, mereka melihat Naina yang kejang kejang, Suci sebagai seorang dokter pun langsung berusaha untuk memberhentikan kejang kejang pada Naina
"Bagaimana ma,apakah Naina baik baik saja"Tanya Alan yang khawatir
"Pa, tubuh Naina panas sekali Pa!! ayo pa segera bawa dia ke rumah sakit"Ucap Suci yang panik dengan ke adaan Naina
Mendengar itu Alan langsung berlari mengeluarkan mobil nya dan Suci langsung berlari membawa Naina masuk ke mobil, mereka dengan kencang nya menuju rumah sakit,sampai di rumah sakit suci langsung membawa Naina ke UGD, Suci pun langsung memberikan perawatan untuk Naina
Dua jam berlalu kini Naina yang terbaring di tempat tidur dengan berbagai alat di tubuh nya pun mulai sadar dan terbangun
"Ibu, Ayah ... kalian di mana"Panggil Naina
mendengar itu Alan dan Suci pun langsung memeluk Naina
"Nak, kami di sini nak, syukur lah nak kamu sudah bangun, Ibu dan ayah sangat kahwatir pada mu nak"Ucap suci yang haru
"Ibu, tapi kenapa semuanya gelap ibu"Ucap Naina dengan suara kecil nya itu,yang seketika membuat Suci dan Alan seperti hilang dari tubuh mereka
"Apaa nak!! di sini semuanya terang nak, Putri ke sayangan ibu, ni lihat ibu ada di depan mu anak ku"Ucap suci yang kini mulai meneteskan air mata nya
"Ibu di sini sungguh gelap ibu, bahkan aku tak dapat melihat ibu yang berada di depan ku, ibu aku sangat takut ibu"Ucap Naina
Mendengar itu Alan pun terduduk lemah, airmata ya tak dapat terbendung dari matanya mendengar ucapan dari putri kesayangan nya,
Suci sambil mengusap air mata dan mengelus kepala Naina
"Putri ibu, kamu jangan takut ya, ibu ada disini"Ucap Suci dengan lembu nya
Namun Alan kini bangkit menuju pintu ruangan, Alan berteriak sekencangnya memanggil dokter, mendengar teriakan Alan semua dokter pun datang
"Ada apa pak Alan"Tanya dokter itu
"Pak saya memohon kepadamu, bukan kah kamu sepesiali mata, tolong Pak kembalikan penglihatan anak saya"Ucap Alan memohon serta berlutut kepada dokter itu
"Iya pak, saya ...tapi apa yang sebenar nya yang terjadi, bangun lah pak Alan jangan begitu, istri mu juga seorang dokter di rumah sakit ini , jadi tolong bangkit lah"Ucap dokter itu
"Pak periksa lah anak saya, dia berkata dia tidak bisa melihat apapun, pak kami sangat menyayangi nya pak"Melihat Alan yang begitu Suci pun meneteskan air matanya, Alan sungguh sangat menyayangi Naina
Dokter spesialis itu pun memeriksa Naina, dan hasil pemeriksaan itu membuat Alan dan Suci sangat tersiksa
"Maaf kan saya Bu suci dan Pak Alan, Anak bapak mengalami kebutaan permanen akibat step yang terjadi padanya hingga panas yang berlebihan itu menyerang ke dua bola matanya, dan cara satu satu nya untuk mengembalikan penglihatannya adalah dengan Transfalasi mata, namun sayang nya saat ini susah sekali untuk mencari yang bersedia mendonorkan mata mereka, mungkin kita butuh waktu yang lama untuk mencarinya, namun bapak dan ibu tenang saja saya kan mencari nya hingga ke luar negri sekalipun"Jelas dokter itu pada mereka
Alan dan suci sekita menangis tersedu sedu mendengar itu, Naina yang masih berumur lima tahun, bagaimana dia akan menjalani hidup nya, Suci kembali ke sisi Naina Suci memadang wajah putri kecil nya itu yang kini tertidur, Air mata suci tak henti henti nya mengalir
"Nak, Ibu sangat menyayangi mu nak,ibu berjanji mulai saat ini ibu akan selalu berada di sisi mu"Ucap suci
"Ma, mama tenang saja ayah berjanji walaw pun ke ujung dunia papa pasti akan mencari pendonor untuk Naina"Alan memeluk Suci,dan menguat kan suci
"Pa, apakah kita orang tua yang gagal pa"Tanya suci dalam pelukan Alan
"Tidak ma, ini semua takdir dari yang kuasa dan mulia sekarang kita akan merawat putri kita dengan baik, papa akan berhenti dari perusahan, papa ingin membukakan sebuah Cafe di mana kita bertiga tinggal di sana"Ucap Alan yang kini akan selalu ada untuk putri kecil nya itu
"Iya pa, mama juga akan berhenti dari pekerjaan mama, untuk apa semuanya jika mama tidak bisa menjaga putri mama, pokok nya pa Naina harus bisa melihat kembali, mama tidak tega melihat dia begitu pa"Pinta Suci pada Alan
"Iya ma, papa janji"
Mereka pun bersepakat untuk sama sama selalu di sisi Naina
Suci dan Alan pun membangun sebuah cafe yang telah dia dan Suci rencanakan, mereka berdua pun bersama menjaga Naina di kafe itu, Bibi pun yang telah lama mengikuti mereka juga ikut mereka pindah kesana, mereka memliki tiga orang pegawai kadang Suci dan Alan juga ikut membantu, Naina kecil sekarang setiap hari nya tak kekurangan kasih sayang dari orang orang sekitarnya,
Mereka semua merawat Naina dengan sangat baik, Naina juga bersekolah Namun, ya nama juga anak anak, Naina selalu dapat ejekan dari teman teman nya namun, Naina gadis yang periang dia sama sekali tidak terganggu dengan ejekan teman teman nya, hingga Naina pun menyelesaikan sekolah dasar nya, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama, namun sama hal nya Naina pun masih mendapatkan ejekan, tak ada yang ingin berteman dengan Naina, dalam tiga tahun masa sekolah Naina biasa biasa saja hingga naina mengijak SMA, selam SMA Naina sama sekali belum pernah suka kepada lawan jenis nya, dan entah kenapa Naina juga tidak memiliki teman, Naina hanya mempunyai satu teman ya itu paman Ben, paman Ben lah yang selalu menjadi mata untuk Naina, dan kini Naina pun sudah masuk Kuliah"Cinta...
Cinta adalah melodi bagiku di saat aku tak dapat melihat namun aku masih bisa merasakan
Aku bisa merasakan bawah kamu lah orang yang selama ini yang aku cari cari dalam hidup ku, meski kamu selalu berkata bahwa itu bukan kamu, dan meski kamu mengganti namamu, namun aku bisa mendengar suara mu dan merasakan bahwa itu adalah kamu"Ucap seorang gadis yang duduk di tepi sebuah danau yang indah
Waktu itu di sebuah kota Jakarta yang indah ada sebuah keluarga yang hangat, suci dan suaminya Alan sangat menyayangi putri nya yang masih berumur lima tahun, putri nya sangat lucu dan cantik sekali nama nya Naina Suci berprofesi sebagai seorang dokter dan suaminya Alan bekerja sebagai Direktur di salah satu perusahaan di kota itu
Namun di suatu pagi yang cerah saat Suci dan Alan sedang libur dari kerja nya tiba tiba seorang Bibik berteriak dengan kencang nya
"Nyonya...Tuan...!!! Tolong nona Naina sedang kejang kejang ...Nyonya!!!"Terik bibik dari kamar nya Naina
Mendengar itu Suci dan Alan pun bergegas ke kamar Naina, mereka melihat Naina yang kejang kejang, Suci sebagai seorang dokter pun langsung berusaha untuk memberhentikan kejang kejang pada Naina
"Bagaimana ma,apakah Naina baik baik saja"Tanya Alan yang khawatir
"Pa, tubuh Naina panas sekali Pa!! ayo pa segera bawa dia ke rumah sakit"Ucap Suci yang panik dengan ke adaan Naina
Mendengar itu Alan langsung berlari mengeluarkan mobil nya dan Suci langsung berlari membawa Naina masuk ke mobil, mereka dengan kencang nya menuju rumah sakit,sampai di rumah sakit suci langsung membawa Naina ke UGD, Suci pun langsung memberikan perawatan untuk Naina
Dua jam berlalu kini Naina yang terbaring di tempat tidur dengan berbagai alat di tubuh nya pun mulai sadar dan terbangun
"Ibu, Ayah ... kalian di mana"Panggil Naina
mendengar itu Alan dan Suci pun langsung memeluk Naina
"Nak, kami di sini nak, syukur lah nak kamu sudah bangun, Ibu dan ayah sangat kahwatir pada mu nak"Ucap suci yang haru
"Ibu, tapi kenapa semuanya gelap ibu"Ucap Naina dengan suara kecil nya itu,yang seketika membuat Suci dan Alan seperti hilang dari tubuh mereka
"Apaa nak!! di sini semuanya terang nak, Putri ke sayangan ibu, ni lihat ibu ada di depan mu anak ku"Ucap suci yang kini mulai meneteskan air mata nya
"Ibu di sini sungguh gelap ibu, bahkan aku tak dapat melihat ibu yang berada di depan ku, ibu aku sangat takut ibu"Ucap Naina
Mendengar itu Alan pun terduduk lemah, airmata ya tak dapat terbendung dari matanya mendengar ucapan dari putri kesayangan nya,
Suci sambil mengusap air mata dan mengelus kepala Naina
"Putri ibu, kamu jangan takut ya, ibu ada disini"Ucap Suci dengan lembu nya
Namun Alan kini bangkit menuju pintu ruangan, Alan berteriak sekencangnya memanggil dokter, mendengar teriakan Alan semua dokter pun datang
"Ada apa pak Alan"Tanya dokter itu
"Pak saya memohon kepadamu, bukan kah kamu sepesiali mata, tolong Pak kembalikan penglihatan anak saya"Ucap Alan memohon serta berlutut kepada dokter itu
"Iya pak, saya ...tapi apa yang sebenar nya yang terjadi, bangun lah pak Alan jangan begitu, istri mu juga seorang dokter di rumah sakit ini , jadi tolong bangkit lah"Ucap dokter itu
"Pak periksa lah anak saya, dia berkata dia tidak bisa melihat apapun, pak kami sangat menyayangi nya pak"Melihat Alan yang begitu Suci pun meneteskan air matanya, Alan sungguh sangat menyayangi Naina
Dokter spesialis itu pun memeriksa Naina, dan hasil pemeriksaan itu membuat Alan dan Suci sangat tersiksa
"Maaf kan saya Bu suci dan Pak Alan, Anak bapak mengalami kebutaan permanen akibat step yang terjadi padanya hingga panas yang berlebihan itu menyerang ke dua bola matanya, dan cara satu satu nya untuk mengembalikan penglihatannya adalah dengan Transfalasi mata, namun sayang nya saat ini susah sekali untuk mencari yang bersedia mendonorkan mata mereka, mungkin kita butuh waktu yang lama untuk mencarinya, namun bapak dan ibu tenang saja saya kan mencari nya hingga ke luar negri sekalipun"Jelas dokter itu pada mereka
Alan dan suci sekita menangis tersedu sedu mendengar itu, Naina yang masih berumur lima tahun, bagaimana dia akan menjalani hidup nya, Suci kembali ke sisi Naina Suci memadang wajah putri kecil nya itu yang kini tertidur, Air mata suci tak henti henti nya mengalir
"Nak, Ibu sangat menyayangi mu nak,ibu berjanji mulai saat ini ibu akan selalu berada di sisi mu"Ucap suci
"Ma, mama tenang saja ayah berjanji walaw pun ke ujung dunia papa pasti akan mencari pendonor untuk Naina"Alan memeluk Suci,dan menguat kan suci
"Pa, apakah kita orang tua yang gagal pa"Tanya suci dalam pelukan Alan
"Tidak ma, ini semua takdir dari yang kuasa dan mulia sekarang kita akan merawat putri kita dengan baik, papa akan berhenti dari perusahan, papa ingin membukakan sebuah Cafe di mana kita bertiga tinggal di sana"Ucap Alan yang kini akan selalu ada untuk putri kecil nya itu
"Iya pa, mama juga akan berhenti dari pekerjaan mama, untuk apa semuanya jika mama tidak bisa menjaga putri mama, pokok nya pa Naina harus bisa melihat kembali, mama tidak tega melihat dia begitu pa"Pinta Suci pada Alan
"Iya ma, papa janji"
Mereka pun bersepakat untuk sama sama selalu di sisi Naina
Suci dan Alan pun membangun sebuah cafe yang telah dia dan Suci rencanakan, mereka berdua pun bersama menjaga Naina di kafe itu, Bibi pun yang telah lama mengikuti mereka juga ikut mereka pindah kesana, mereka memliki tiga orang pegawai kadang Suci dan Alan juga ikut membantu, Naina kecil sekarang setiap hari nya tak kekurangan kasih sayang dari orang orang sekitarnya,
Mereka semua merawat Naina dengan sangat baik, Naina juga bersekolah Namun, ya nama juga anak anak, Naina selalu dapat ejekan dari teman teman nya namun, Naina gadis yang periang dia sama sekali tidak terganggu dengan ejekan teman teman nya, hingga Naina pun menyelesaikan sekolah dasar nya, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama, namun sama hal nya Naina pun masih mendapatkan ejekan, tak ada yang ingin berteman dengan Naina, dalam tiga tahun masa sekolah Naina biasa biasa saja hingga naina mengijak SMA, selam SMA Naina sama sekali belum pernah suka kepada lawan jenis nya, dan entah kenapa Naina juga tidak memiliki teman, Naina hanya mempunyai satu teman ya itu paman Ben, paman Ben lah yang selalu menjadi mata untuk Naina, dan kini Naina pun sudah masuk Kuliah
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.