/0/17000/coverbig.jpg?v=821d0d3e874bc3efec696d427fb655a1)
Ini adalah kisah- kisah horor mereka yang hobi mendaki Gunung. Kisah manakah yang akan membuat kamu takut untuk mendaki gunung...? Ikutin kisahnya biar gak penasaran dan jangan lupa like dan tinggalin jejak kalian di kolom komentar ya...
Pernahkah gak sih kamu mendengarkan kisah pendaki yang tersesat selama berhari- hari bahkan sampai 100 hari lama nya?
Ini adalah kisah horor yang di alami Yuda ketika mendaki Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Cerita ini berawal dari Yuda mendaki Gunung Salak pada tahun 2009. ketika ia masih remaja bersama tiga sahabatnya yaitu bernama Irwan, Yogi dan Angga.
Awalnya karena mereka suka mendaki, tadinya mereka berencana ingin mendaki Gunung Semeru tapi diurungkan. Jadi mereka mendaki ke Gunung Salak.
Saat itu mereka naik Bis ke Sukabumi dari Jakarta dan melakukan pendakian melalui jalur Pendakian Cidahu.
Awalnya semua berjalan dengan lancar. Yuda juga selalu mendadakan jalur-jalur yang susah untuk di ingat dengan tali rafia di dahan-dahan pohon yang rendah untuk turun besok.
Di malam pertama normal tidak ada keanehan sama sekali. Mereka membangun tenda setelah itu mereka masak dan makan lalu mereka beristirahat tidur dalam tenda.
Pada waktu subuh sekitar jam 4 mereka Summit Attack (menuju puncak) untuk mendapatkan Sunrise(matahari terbit).
Sampai mereka di puncak jam 6 pagi , mereka mendapatkan keindahan Sunrise yang sangat indah.
Mereka berfoto-foto dan membuat video-video untuk Mengabadikan momen di puncak Gunung Salak dengan kamera mereka masing-masing.
Setelah semuanya selesai jam 8 pagi, mereka memutuskan turun saat itu juga dan semuanya masih normal.
Saat mereka turun ke adaan pada saat itu hanya tim Yuda yang turun dari jalur Cidahu. Jadi mereka leluasa untuk berjalan.
Saat di perjalanan turun mulailah tanda-tanda keanehan terlihat, Seperti tanda- tanda tali rafia yang Yuda ikat di dahan-dahan pohon semuanya tidak ada.
Sampailah Yuda dan teman-temannya di sebuah percabangan jalan, seingat Yuda jalan ke kanan arah ke sungai dan arah kekiri jalur yang mereka lewati kemarin.
Tiba-tiba Yuda ragu dan lupa jalan yang kemarin mereka lewati, semua tanda yang dibuat hilang.
"Saya coba menelusuri jalur sebelah kiri ini kemana" ucap Angga.
Tidak lama Angga kembali lalu dia berkata,
" kayaknya kita ambil jalur kanan aja deh! Soalnya jalur kiri di depannya ada percabangan jalan lagi dan tidak ada tali rafianya." ujar Angga kepada teman-temannya.
Saat itu juga mereka memutuskan untuk lewat jalur kanan di situlah Awal mulanya mereka tersesat.
Mereka menelusuri jalur kanan, yaitu jalur kearah sungai mereka terus mengikuti jalur kanan.
Semakin mereka berjalan menelusuri jalur itu mereka belum juga menemukan sungai itu.
Mereka melelusuri jalur hingga tiba waktu senja. Yuda dan teman- temannya membangun tenda ditanah yang datar.
" perbekalan kita tinggal sedikit, air sedikit, beras juga tinggal sedikit, " ungkap Angga.
" Ya dimasak saja, tohh besok kita sudah turun kok keperkampungan. " ujar Yuda.
mencoba menyakini Angga pada saat itu.
Singkat cerita, setelah perbekalan dan logistik mereka sudah dimasak. Selesai makan mereka berbincang-bincang sebentar lalu mereka beristirahat dan tidur dalam tenda.
Pada malam kedua ini, di tengah malam Yuda mendengar suara raungan hewan buas dari arah luar tenda. Yuda mengeluarkan parang( alat potong ) yang Yuda bawa untuk berjaga-jaga selama pendakian.
Tidak lama hilang dengan perlahan suara raungan hewan buas tadi, hadi melanjutkan tidurnya.
Hari ke 3, paginya Yuda dan teman-temannya peking semua barang- barang mereka. Mereka masih menelusuri jalur kanan yang mereka pilih kemarin.
Setelah sekian jauh menelusuri jalur kanan tadi akhirnya mereka menemukan sungai yang mereka cari, berharap dengan menyusuri sungai arah kehilir mereka dapat menemukan perkampungan terdekat.
Di siang harinya, saat mereka beristirahat sempat ada suatu kejadian janggal yang menurut Yuda sangat aneh.
Dari kejauhan Yuda melihat hewan yang lumayan aneh seperti Monyet tapi sangat besar, rambutnya dilihat dari belakang sangat panjang. Hewan ini tidak jauh dari mereka, hanya Yuda yang bisa melihat hewan tersebut.
Logistik mereka cuman sisa Mie dua bungkus dan Telur sebiji mereka memasak semuanya karena itu saja yang tersisa.
" ini kita besok makan apa...? Semua sudah habis. Beneran bisa menemukan perkampungan gak sih? " tanya Yogi yang mulai ragu kepada Yuda.
" semoga saja besok kita sudah menemukan perkampungan, " jawab Yuda.
Setelah mereka makan lalu beristirahat dan tidur dalam tenda mereka.
Pada saat tengah malam, Yuda mendengar ada alunan suara musik Sunda, seperti sedang hajatan. Yuda mencoba membangunkan Angga, lalu berkata,
" Angga.. Aku ada dengar suara musik tuh, berarti ada orang hajatan didekat sini. Berarti kita sudah dekat dengan perkampungan. "
" Apaan sih kamu ? Orang gak ada suara apa apa , sunyi banget begini." jawab Angga.
Ternyata hanya Yuda yang mendengarnya. Yuda hanya diam lalu mencoba untuk tidur.
Saat hampir terlelap, tiba-tiba Yuda mendengar seperti ada yang memanggil namanya tapi suaranya sangat asing.
"Daa.. YUDAAAA...!" suara wanita sangat lirih panjang.
Yuda mendengar itu langsung menarik sleeping Bag dia sampai kepala agar tidak mendengar yang aneh-aneh lagi dan mencoba untuk tidur.
Paginya, yang membuka sleeping Bag Yuda adalah Angga. Dia kira Yuda sudah meninggal.
" Astagfirulloh, Yuda kalau kamu tidur jangan sampai menutup kepala begitu, " ucap
Angga yang tadinya panik melihat Yuda seperti itu.
Ayo baca bab selanjutnya biar gak penasaran sama Endingnya.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?