/0/17047/coverbig.jpg?v=e3a5245efe60e8842fec1fa0e070a195)
Kembar, seharusnya ketika seseorang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. Tetapi apa jadinya ketika kedua saudara kembar ini selalu bertentangan Yang awalnya baik-baik saja kini berubah menjadi berantakan karena suatu hal yang terjadi dimasa lalu. Ya, Melodi memiliki alasan untuk itu kenapa dia bersikap seakan membenci Meli. Dan selalu mencintai orang yang sama. Merebutkan posisi dimana mereka memiliki peran masing-masing. Cinta itu membawa mereka kedalam perselisihan yang semakin dalam. Bisakah salah satu dari mereka melepaskan orang yang dicintainya? Sanggupkan mereka melupakan cintanya demi saudaranya sendiri?
"Cinta itu seperti mimpi buruk yang datang tiba-tiba dan pergi tanpa kata-kata"
***
Tiba-tiba kantin berubah menjadi ramai karena datang dua cowok yang dikagumi banyak siswi di sekolah ini. Bukan hanya rupanya yang tampan tapi pikirannya juga cerdas. Semua murid disekolah ini mengidolakan cowok-cowok seperti itu.
Kecuali Melodi, dia sangat membenci seorang cowok salah satu diantara mereka. Melodi bahkan muak bertemu setiap hari dengan cowok itu. bagaimana tidak, cowok itu selalu menyudutkannya setiap saat dan melukai harga dirinya sebagai seorang manusia.
Entah mengapa setiap Melodi bertemu dengan orang itu, Melodi selalu naik darah. Melodi selalu teringat patah hati yang terjadi di masa-masa dulu. Jika memang cintanya bertepuk sebelah tangan tidak masalah. Akan tetapi, tidak perlu sampai menginjak-injak harga dirinya.
"Harus dong! nah, lo gimana sekarang?"tanya Andin menyenggol bahu Melodi pelan. Kebetulan Andin duduk disebelah Melodi jadi Andin bisa bebas memukul Melodi nanti.
"Gak gimana-gimana dong!"jawab Melodi santai. Sesekali menyedot es coklat kesukaannya.
Ada cerita yang tidak bisa diungkapkan, bukan maksud tidak percaya tapi Melodi belum siap mengungkapkan jati dirinya. Belum saatnya dia bercerita siapa dia dan bagaimana hidupnya. Jika bisa Melodi tidak mau seperti ini. Keadaanlah yang memaksa Melodi harus berubah. Ingat! Dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri dan dia mampu berdiri sendiri. Setidaknya itu yang menjadi prinsip Melodi saat ini.
Beri kritik dan sarannya ya di komentar😊masih penulis amatir, mohon di mengerti.
Dan jangan lupa tekan bintang⭐
Terima kasih🥰
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.