/0/17237/coverbig.jpg?v=912f23b23462fbafe0c02c62baed6894)
Riyadi, seorang pria setia dan penyabar. Ia selalu bekerja keras walau hanya menjadi karyawan biasa di sebuah pabrik triplek. Kesetiaannya dalam membangun rumah tangga bersama Mia isterinya, harus kandas di tengah jalan hanya karena perselingkuhan yang Mia lakukan. Endingnya, Riyadi menemukan seorang wanita yang berstatus janda namanya Ririn. Ririn adalah seorang janda karena suaminya meninggal dunia akibat suatu penyakit. Endingnya, Riyadi bahagia dengan pernikahan keduanya. Begitu juga dengan Mia, walau menjadi istri yang kedua. Dan Mia menemukan kesadarannya kembali yang hilang karena di butakan oleh materi dan keegoisan.
"Assalamu'alaikum, Julia, Ibu datang Nak," ucap ibu mertua, setelah sampai di depan pintu, dengan sedikit berteriak.
"Waalaikumsalam Bu, mari masuk. Apa Mbak Neti gak ikut?" tanya Julia istriku, sedikit ketus. Sambil membuka pintu rumah.
"Gak Julia, Mbakmu hanya ngantar aja tadi di depan. Ada kerjaan katanya," jawab ibu mertuaku, seraya duduk di sofa depan televisi.
"Oh gitu, Ibu lama gak di rumah Julia?" tanyanya lagi, sambil menuju dapur untuk membuatkan teh.
"Gak juga Julia, palingan juga besok udah pulang ke rumah Neti. Ibu mesti jaga anaknya Neti, kasihan kalo Ibu berlama-lama. Neti sibuk," jawab ibu mertuaku, sembari memberi pengertian kepada Julia.
"Ibu ini, pilih kasih. Giliran di rumah Mbak Neti, Ibu bisa betah, tiba di rumah Julia, Ibu seperti injak bara api. Coba nih Bu, seminggu aja di sini. Cucu Ibu juga kangen. Bukan hanya anaknya Mbak Neti aja yang butuh Ibu," cerocos Julia, sambil berdiri dengan tangan berlipat di dada.
"Apaan sih Nak, Ibu bukan gak sayang sama anak kamu. Buktinya Ibu selalu datang ke rumahmu buat liatin Deta. Deta kan udah gede, udah kelas tiga Sekolah Dasar. Sedangkan anak Neti masih Batita. Kan kasihan kalo sampe orang lain yang asuh, pasti kurang diperhatikan," keluh ibu mertua, sambil termangu.
"Ya udah Bu. terserah Ibu maunya gimana, toh, Ibu milih di rumah Mbak Neti karna Ibu tau, Mbak Neti banyak uangnya. Iya kan!" gertak Julia tanpa sopan santun.
"Apa sih Nak, kok ngomongnya gitu sama Ibu. Ibu gak pernah pilih kasih, Ibu menyayangi kalian lebih dari apa pun," ucap ibu mertua, sembari menitikkan air mata.
Kemudian Julia beranjak ke dapur, sepertinya dia malas meladeni ibunya yang sudah tua. Karena menurutnya ibu mertuaku pilih kasih. Padahal, bukan begitu sebenarnya. Ibu mertuaku adalah sosok ibu yang baik, polos, tulus dan penyayang.
Berbeda jauh dengan anaknya Julia, istriku. Julia memiliki sifat yang egois, suka cemburu dengan saudara sendiri. Dan satu lagi, kurang penyayang.
Deta, anakku masih berusia delapan tahun. Kini duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar Negeri di kotaku. Deta adalah anakku satu-satunya. Kata istriku, dia sengaja menunda punya anak lagi. Karena katanya hamil itu capek dan merusak gaya.
Aku tak mempermasalahkan. karena kalau ditanya masalah tambah anak, yang ada dia akan marah sejadi-jadinya.
Aku bukan tipe tempramen. Tapi jika sudah kelewat batas, aku mungkin akan pergi meninggalkannya. Tapi, sejauh ini tidak ada kejanggalan dari Julia, semua masih seperti biasanya.
Aku Riyadi, seorang suami yang bekerja di sebuah perusahaan pembuatan triplek. Aku karyawan kontrak, dengan gaji UMR. Plus gaji lembur, dan THR kalau hari raya.
Julia selalu protes saat aku gajian. Yang katanya gajiku sedikitlah, yang kurang banyak lemburlah dan lain sebagainya.
"Mas, kayaknya gajinya Mas masih kurang deh. Buat kebutuhan sebulan," sungutnya. Ketika aku berikan gajiku sebulan, kala itu.
"Kurang gimana sih Dek? kalo kamu hemat, gajinya Mas pasti cukup sama keperluan pribadi kamu. Anak kita cuma satu, Mas gak ngerokok, paling kalo pengen cari hiburan, Mas cuma nangkring di warung depan. Minum kopi atau teh. Kan Mas gak pernah macam-macam, Dek," ungkapku, sambil sesekali menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.
"Tapi Mas, gimana pun itu masih belum cukup untuk biaya sebulan. Kayaknya Mas harus nambahin lembur deh, kan Deta perlu jajan tiap hari," desaknya, sambil memalingkan wajahnya dariku.
"Kalo gitu Mas akan nambahin lembur tapi kita harus punya tabungan loh Dek. Karna di bandingkan karyawan lain, Mas paling unggul hari kerjanya. Mas gak pernah absen banyak, palingan kurang lembur aja," ucapku, meyakinkannya.
"Loh, kok Mas bandingin kerjaan Mas dengan yang lain sih. Hidup Mas kan beda dengan yang lainnya. Sama anak istri pake perhitungan. Paling juga kalo nyimpan di celengan itu harga dua puluh ribu an, itu juga jarang. Gimana mau nabung, kebutuhan banyak banget," umpatnya kesal.
"Ya udah! Jangan di permasalahkan. Besok Mas pasti lembur, kita buat target, sebulan harus bisa nyimpan walaupun sedikit-sedikit. Gak mungkin kan kita gak mikirin masa depan anak kita? walaupun rumah udah ada, tapi tujuan hidup mesti ada Dek," ucapku lagi.
"Apaan sih Mas! Jadi kamu mau bilang rumah ini pemberian Ayah Ibumu, hasil jual sawah di kampung. Gitu," gegasnya, mulai membelokkan perkataanku.
"Dek! Mas cuma bilang kita hemat, Mas gak pernah mengungkit masalah rumah kita. Kenapa sih kamu makin aneh, hanya masalah hemat. Di mana-mana, wanita itu berhemat. Kalo kamu selama ini udah nabung, iya Mas syukuri. Mas hanya kasih pengertian Dek, bukan yang aneh-aneh, Mas ini suamimu. Jadi masih sepantasnya Mas ngasih tau kamu," kataku lagi.
Kali ini Julia diam, tapi dengan wajah yang garang.
Keesokan harinya, ibu mertua pun dijemput oleh mbak Neti. Ibu pun bersiap untuk pulang. Julia yang dari tadi di dapur memasak, segera ikut membereskan barang-barang ibu. Tak lupa juga mbak Neti membelikan makanan ringan untuk Deta, anakku.
"Mbak, minggu depan bisa gak Ibu agak lamaan di sini? Deta nanyain, kapan Ibu bisa lama di sini dengan Deta," tanya Julia sambil nunggu ibu mandi.
"Terserah Ibu aja Julia, aku sih nurutin gimana maunya Ibu. Aku gak maksain kok," jawab mbak Neti, sambil memberi jajan anaknya yang masih Batita itu.
"Nanti kita bilangin Ibu ya Mbak, sekali aja. Udah itu, ya, kembali seperti semula lagi," usul Julia girang.
"Iya, tapi kalo Mbak lagi kerja, bisa kan Mbak titipin anak Mbak di sini. Kalo Ibu di sini?" tanya mbak Neti.
"Oh, iya, gak papa kok Mbak. Kasihan kalo dijagain orang lain, ke sini aja deh nanti kalo Ibu udah jadi ke sini," kata Julia, sambil tersenyum.
"Oke deh Julia. Nanti kalo Ibu di sini seminggu, anakku dijaga Ibu di sini aja. Gak keberatan kan kamu dan Riyadi?" tanya mbak Neti, memelas.
"Oh, gak sama sekali Mbak. Yang penting Ibu di sini dulu." jawab Julia dengan semangat.
Tak lama, ibu selesai mandi. Segera mbak Neti dan anaknya serta ibu pulang memakai mobilnya mbak Neti.
Setelah ibu mertuaku pulang, aku pun menemui Julia. Dan kulihat Julia sedang senyum-senyum sendiri, seperti membayangkan sesuatu. Tapi aku tak tau apa yang dia bayangkan.
Sambil mengutak-atik ponselnya sembari berjalan, dia tidak melihatku berjalan kearahnya. Sehingga Julia menabrakku, dan ponsel nya jatuh.
Bagaikan tersambar petir di siang hari, aku terkejut melihat gambar lelaki lain terpampang di beranda ponselnya.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!