Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTUKU
TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTUKU

TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTUKU

5.0
53 Bab
6.3K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Area 21+ Helios diperkosa oleh Zeus di malam sebelum pernikahan Zeus digelar. Alih-alih menikah dengan kekasihnya, pria itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menikahi Helios. Setelah menikah, Zeus dan Helios pindah ke apartemen. Di sanalah awal penderitaan Helios di mulai. Seperti apa penderitaan-penderitaan yang akan Helios alami? Mampukah ia bertahan atau justru memilih untuk pergi?

Bab 1 1. Jangan Lakukan Ini, Tuan!

"Astaga, aku lupa! Aku 'kan harus meletakkan baju pengantin ini di kamar Tuan Zeus. Kalau sampai besok pagi baju pengantin ini masih di sini, bisa-bisa aku dipecat karena Tuan Zeus gagal menikah," lirih Helios sambil menepuk dahinya.

Wanita itu bergegas meraih baju pengantin itu dan menatap jam dinding. "Sudah pukul sepuluh malam. Mudah-mudahan saja Tuan Zeus belum pulang," imbuhnya.

Helios merupakan wanita berusia dua puluh tahun yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman mewah keluarga Cartwheel. Wanita cantik dengan tinggi seratus enam puluh sentimeter itu memiliki rambut hitam yang panjang, lesung di bawah kedua sudut bibirnya, hidung mancung, dan bola mata yang jernih. Namun sayangnya, wanita cantik itu bernasib sial.

Baru saja meletakkan setelan pengantin di atas tempat tidur Zeus dan hendak berbalik keluar, tiba-tiba tubuhnya didorong dengan kasar. Ia terjatuh di atas tempat tidur yang sangat empuk itu dengan terkejut.

"Aawww!" pekik Helios terkejut.

Pandangan wanita itu langsung ke arah di mana seseorang mendorongnya. "Tu-tuan Zeus." Terkejut wanita itu mendapati pemilik kamar ada di depan matanya. Kemudian, ia langsung beranjak bangun, "Ma-maaf, Tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk masuk ke kamar Tuan tanpa izin. Sa-saya ha-hanya ingin meletakkan baju pengantin, Tuan, saja," sambung Helios sambil menoleh menatap tuxedo yang ia letakkan di atas tempat tidur sebelumnya.

Pandangan wanita itu tetap setia menunduk dan sama sekali tidak berani menatap Zeus. Apalagi ia tahu betul seperti apa sosok anak majikannya itu. Pria yang hampir tidak pernah tersenyum dan selalu bersikap dingin.

Merasa ada yang aneh karena tidak mendapatkan respon apa pun atas permintaan maafnya, Helios memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Namun, ia dikejutkan dengan gerakan tangan pria itu yang sedang melepas jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Terlebih selang beberapa detik, pria itu mulai melepas kancing kemejanya.

"Tu-tuan? A-apa ya-yang sedang Tuan lakukan?" tanya Helios terbata. Tubuh dan suaranya sudah mulai bergetar

Di sana, Zeus terlihat sedang melucuti pakaiannya satu per satu. Takut terjadi hal buruk, Helios beranjak melangkah maju hendak keluar. "Maaf, Tuan. Saya mau permisi keluar karena baju pengantinnya sudah saya antar." Namun baru melangkah sekitar dua langkah, pergelangan tangannya direngkuh dengan paksa dan tubuhnya dihempaskan kembali ke atas tempat tidur.

"Aww! Apa yang Tuan Zeus lakukan?" tanya Helios ketakutan.

Lagi-lagi, wanita itu beranjak bangun. Namun belum sempat berdiri, Zeus sudah kembali mendorongnya hingga ia jatuh terlentang di atas tempat tidur.

"Jangan lakukan ini, Tuan, saya mohon!" lirih Helios.

Wanita itu beranjak duduk dan bergerak mundur. Ia melihat Zeus sedang melepas kancing terakhir kemejanya. Kemudian, pria itu melepasnya dan melempar ke sembarang arah.

Melihat Helios yang memberingsut ketakutan di ujung kepala ranjang membuat Zeus ikut naik ke atas tempat tidur. Ia menarik paksa tangan Helios dan langsung mengungkung tubuh wanita itu sambil melucuti pakaian Helios yang tersisa. Kemudian, ia melepas celananya dan kain lain yang masih melekat di tubuhnya.

"Tidak, Tuan, jangan! Jangan lakukan ini pada saya, Tuan!" teriak Helios memohon.

Tangannya bergerak memukuli dada bidang pria itu dan kakinya pun tidak berhenti menendang. Air matanya sudah memgerucuk deras bak menganak sungai. Namun sayangnya, hal itu tidak membuat Zeus merasa kasihan. Pria itu semakin giat menggerilya menikmati setiap jengkal tubuh Helios. Membuat beberapa hingga banyak tanda merah. Menikmati bukit marshmallow yang keras dan menantang.

Tidak lama kemudian, pria itu mulai menikmati tubuh Helios dengan brutal. Ia sama sekali tidak peduli dengan reaksi yang ditunjukkan Helios. Tangan wanita itu bergerak ke sana kemari dengan kuku panjang yang menyapu kulit tubuh atletis pria itu. Bahkan bahunya pun tidak lupa mendapat bagian di mana Helios menggigitnya dengan sekuat tenaga merasakan bagian tubuh bawahnya yang luar biasa sakit.

Meski tubuhnya penuh cakaran dan bahunya yang terluka karena gigitan, ia sama sekali tidak bisa merasakannya. Yang Zeus rasakan saat ini hanya nikmatnya surga dunia. Surga yang baru pertama kali ia rasakan menjelang hari pernikahannya dengan kekasihnya, Minerva.

Merasa tidak ada lagi harapan, Helios melemaskan seluruh otot-ototnya dan menjatuhkan seluruh tubuhnya. Ia hanya berbaring membiarkan Zeus bergerak sesukanya di atas tubuhnya. Dengan bulir-bulir bening yang terus mengalir membanjiri wajahnya, wanita itu menatap kosong ke arah pintu.

"Kenapa tidak ada satu orang pun yang mendengar teriakanku? Apa memang harus seperti ini nasibku?" tanya Helios dalam hati.

Pukul enam tadi, semua anggota keluarga Cartwheel pergi untuk menghadiri sebuah acara. Jadi, di rumah besar itu hanya tersisa Helios, beberapa asisten rumah tangga, dan penjaga keamanan. Namun entah mengapa, tidak ada satu pun dari mereka yang mendengar teriakannya. Mungkinkah mereka semua sudah tertidur?

Di tengah keputusasaan Helios, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Suara sepatu pantofel yang diadu dengan lantai marmer itu semakin mendekat. Sepersekian detik kemudian, terdengar suara ketukan pintu berkali-kali.

Melihat secercah harapan, Helios berteriak meminta tolong sambil menatap ke arah pintu. "To-tolong! Siapa pun di luar, tolong aku!" teriak Helios.

Mendengar suara wanita itu, sontak Zeus mengangkat kepalanya dan membungkam bibir Helios dengan bibirnya. Tubuhnya terus bergerak lincah tanpa merasa kelelahan sedikitpun.

Dalam hitungan detik, kenop pintu bergerak turun ke bawah, dan pintu terbuka lebar. Terpampanglah dua sosok paruh baya dengan setelan pasangan berdiri di depan pintu dengan terkejut.

"To-long sa-ya, Tu-an, Nyo-nya," lirih Helios terputus-putus.

Bertepatan dengan Zeus yang selesai menumpahkan cairan hangat ke rahim Helios, suara seorang pria terdengar.

"Apa yang kau lakukan, Zeus?" tanya Asilas dingin.

Asilas Cartwheel merupakan ayah dari Zeus Cartwheel. Pria paruh baya itu begitu terkejut melihat putranya sedang berada di atas tubuh asisten rumah tangganya. Terlebih dengan istrinya, Diana. Wanita itu menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan manik mata yang terbelalak. Bahkan tubuhnya terhuyung ke samping dan hampir terjatuh.

"Sayang," terkejut Asilas mendapati istrinya terhuyung. Pria itu lekas meraih tubuh istrinya dan memeluknya.

"Zeus, Pa. Bagaimana bisa putra kita melakukan hal keji itu pada Hely? Bagaimana bisa dia melakukannya di saat ke esokan harinya akan menikah dengan Mine?" Wanita itu menangis meratapi perbuatan putranya.

"Papa juga tidak tahu, Ma, tapi yang paling penting sekarang Mama tenang dulu," balas Asilas menenangkan. Padahal, ia sama kacaunya dengan sang istri.

"Tapi, Pa ..."

"Tidak ada kata tapi, Sayang. Kita akan menyelesaikan masalah ini sama-sama," sanggah Asilas percaya diri.

Sementara itu, Zeus mulai bergerak dan berbaring di samping. Sedangkan Helios, wanita itu lekas menyembunyikan tubuh polosnya dengan selimut. Kemudian, ia bergerak turun dan duduk meringkuk di lantai.

"Anak itu benar-benar," geram Asilas. Ia sudah berteriak sebelumnya dan sang putra sama sekali tidak menghiraukannya. "Mama tunggu di sini sebentar!" Lalu, ia melangkah cepat ke arah kamar mandi.

"Papa mau apa ke kamar mandi?" tanya Diana khawatir. Namun sayangnya, sang suami tidak menjawab pertanyaannya.

Tidak berselang lama, Asilas keluar dari kamar mandi sambil membawa seember penuh air dingin. "Bangun, Zeus!" teriak Asilas sambil menumpahkan air itu ke wajah putranya.

Sontak, Zues langsung terbangun. Pria itu terduduk dengan terkejut. Raut wajahnya memerah dan terdengar suara eratan gigi yang saling diadu.

"Siapa yang berani melakukan ini padaku?!" bentak Zeus sama sekali tidak melihat kondisi tubuh polosnya. Ia juga sama sekali tidak menyadari keberadaan ayah dan ibunya di sana.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY