/0/17820/coverbig.jpg?v=42b344e9128ad2636aafb6252dbc82c5)
Satu tahun hidup berumah tangga dengan Dimas, yang Nela dapat hanyalah sakit hati. Uang bulanan yang tak seberapa, membuat Nela harus ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga. Ia bekerja tanpa sepengetahuan sang suami, mertua, serta adik iparnya. Nela hidup di lingkungan yang toxic, bertetanggan dengan mertua dan ipar yang selalu ikut campur urusan rumah tangganya dengan Dimas. Apakah Nela akan bertahan dengan lingkungan toxic itu?
"Nel, ini uang belanja bulan ini," kata Mas Dimas sambil menyodorkan sepuluh lembar uang merah.
"Mas, enggak ada nambah dikit apa," protes ku.
"Kamu kalo jadi istri nggak boleh boros. Seharusnya kamu itu bersyukur aku masih mau ngasih uang bulanan gini," kata Mas Dimas dengan nada sedikit tinggi.
"Loh, ini kan aku masak buat kamu juga Mas. Ini belum sampai sebulan uangnya udah habis," sanggahku.
"Makanya, kamu harus hemat! Biasanya malah lebih kan. Kalo lebih ya ditabung! Kamu nggak usah banyak protes! Nggak bersyukur banget!" balas Mas Dimas dengan nada tinggi sambil berjalan keluar rumah hendak berangkat kerja.
Boro-boro nabung, pengeluaran saja banyak. Bayar listrik, bayar air, beli beras, stok makanan di kulkas, dan lain-lain. Untung saja rumah ini dibangun di tanah ibu mertua, kalo nggak, harus bayar kontrakan lagi.
Mas Dimas kerja di salah satu pabrik mebel di daerah sini, dan gajinya perbulan tujuh juta. Tapi dia hanya memberi uang bulanan satu juta per bulan kepadaku. Ditambah lagi dia selalu mau makan yang enak-enak, otomatis uang bulanan yang dia kasih itu habis belum saatnya, tapi aku selalu tutup kekurangan itu dengan uang hasil bisnis online kecil-kecilanku, jadi di pikirnya uang bulanan satu juta itu cukup bahkan lebih.
Sisa uang gajinya diberikan ke ibunya dengan alasan berbakti kepada orangtua. Tidak hanya ibu, dia juga membagi untuk adiknya Ririn yang sudah bersuami dengan alasan kasian karena suaminya kerja serabutan. Tanpa dia sadar aku juga harus diberi uang bulanan di luar uang makan.
Aku buka bisnis online kecil-kecilan tanpa diketahui Mas Dimas dan ibu mertuaku. Aku jualan jajanan yang dititpkan di toko sahabatku Aina yang terletak di dekat sekolah. Selain dititipkan, aku juga memposting di sosial media F******k dan W******p. Tidak hanya itu aku juga bekerja sebagai desainer online atau panggilan di salah satu perusahan busana kenalan Papa dan Mama dulu.
Sebelum menikah, aku bekerja sebagai desainer di perusahan itu, lalu ketika menikah aku memutuskan untuk berhenti bekerja atas permintaan suamiku. Siapa sangka tiga bulan yang lalu bosku meminta aku bekerja lagi tapi secara online.
Aku tidak memberi tahu suamiku soal itu. Mas Dimas tidak mengetahui aku bekerja. Yang dia dan ibunya tahu aku hanyalah orang miskin. Padahal tidak seperti itu.
"Pagi-pagi, udah melamun bukanya bersih-bersih, masak kek, jadi istri itu harus rajin," oceh mertuaku tiba-tiba.
"Ngapain ibu ke sini?" kataku karena masih pagi beliau sudan ada di rumahku.
"Suka-suka ibu dong, ini kan rumah anak ibu! Masak apa kamu pagi ini? Ibu lapar," kata ibu sambil berjalan ke dapur.
Untung aku belum masak. Kebiasaan ibu begitu, suka sekali minta makanan di rumah. Bukannya aku tidak mau, tapi dia selalu mengoceh dan berkomentar tentang makanan yang aku masak padahal dia menghabiskannya. Tidak hanya itu, mertuaku ini selalu menceritakan yang tidak-tidak tentangku kepada para tetangga.
"Loh, kok nggak ada apa- apa sih!" ujar ibu marah saat membuka tudung saji di meja makan.
"Nela, balum masak, Bu," kataku singkat, malas berdebat dengan ibu sepagi ini.
"Lah, gimana sih jadi istri. Tadi kan Dimas udah kasih uang belanja, kamu apakan uang itu? Kalo kamu nggak belanja, sini uangnya biar ibu yang belanja," tukas ibu.
Aneh mertuaku ini. Aku yang belum masak, tapi dia yang repot sekali. Aku tahu dia mau makan tapi seenggaknya bersikap baiklah padaku.
"Nela bisa belanja sendiri. Mending ibu pulang deh, masak saja sendiri di rumah. Mas Dimas juga udah kasih ibu uang bulanan kan? Kalau ibu malas masak, beli aja di warung," kataku santai.
Aku yakin uang bulanan ibu kali ini pasti lebih.
Ibu melotot tak percaya dengan apa yang sudah dia dengar. Kulihat wajahnya merah hendak marah. Selama ini aku hanya diam, tapi sekarang tidak lagi. Aku capek diam terus.
Diam sama dengan ditindas!
"Berani sekali kamu sama mertua. Awas aku laporin Dimas!" ancam ibu sambil menunjuk ke arah wajahku. Ibu memang begitu, jadi aku malas menanggapi berlebihan.
"Terserah ibu. Aku mau mandi dulu." Malas merespon omongan ibu, aku langsung masuk ke kamar mandi karena hari ini aku mau ke toko Aina untuk menitipkan jajannan yang tadi pagi-pagi sekali sudah kubuatkan.
Saat hendak mandi aku lupa membawa handuk. Sialan! Aku pun keluar mengambil handuk, tapi tiba-tiba langkahku terhenti ketika aku mendengar ada suara orang di kamarku.
'Siapa ya? Apa Mas Dimas udah pulang? Tapi kan ini masih pagi banget,' gumamku dalam hati.
Karena merasa aneh dan ganjal, gegas aku ke kamar. Takutnya ada pencuri.
Saat aku masuk, betapa kagetnya aku melihat isi lemariku berantakan. Dan lihat siapa di sana....
'Dasar tidak tahu malu!' umpatku.
B E R S A M B U N G......
Rubby sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. Ruby hanyalah gadis di pertengahan tiga puluh tahun. Meski begitu, tubuhnya masih terawat dengan baik. Pinggangnya masih ramping tersambung oleh lengkungan indah pinggul yang tidak berlebihan meski kentara jelas.
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Hidup Odelia seakan mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi. Mulai dari perusahaan di mana dia bekerja berada di ambang kebangkrutan. Lalu dicampakan oleh calon suami yang memilih Wanita lebih kaya. Semua benar-benar telah menghacurkan hidup Odelia. Keputusasaan Odelia membuatnya memilih pergi ke klub malam. Namun, sayangnya lagi dan lagi kesialan menghampiri Odelia. Wanita itu mabuk berat hingga berakhir tidur dengan Noah Danzel—CEO dari perusahaan di mana dia bekerja. Lalu bagaimana kisah Odelia dan Noah, ketika mereka sudah terjebak dalam situasi rumit ini? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?