/0/18255/coverbig.jpg?v=b7a696c08d0c0f623b0a2407ab5290b0)
Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
"Satu latte ukuran medium, please," pinta seorang gadis cantik bernama Milly saat berada di meja kasir sebuah café yang berada di dekat wilayah perkantoran di kota Manhattan.
"Tunai atau dengan kartu, Nona?" tanya petugas kasir yang melayani pesanan.
"Kartu." Milly menyodorkan kartu debit yang baru saja dia ambil dari dalam dompet.
Petugas kasir tadi meraih kartu milik Milly, menggeseknya cepat di mesin pembayaran setelah memproses tanda terima pada aplikasi, diakhiri dengan satu lembar struk yang keluar dari print termal. "Silakan kartunya, dan mohon ditunggu sebentar untuk pesanannya. Akan kami panggil sesuai dengan nomor antrian, terima kasih dan datang kembali," ucap petugas kasir itu ramah.
Milly tersenyum sambil menerima kartunya kembali. "Terima kasih."
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Milly Benson, hari pertama masuk kerja. Perjuangannya selama bertahun-tahun untuk menjadi seorang pengacara akhirnya terwujud. Apalagi, firma yang menaunginya sebagai seorang penegak hukum adalah Wardwell Law Firm-salah satu firma hukum besar di Manhattan. Setiap pengacara pasti memiliki impian untuk bisa menjadi bagian dari firma itu, dan Milly adalah salah satu dari mereka yang sangat beruntung.
Kepala Milly menunduk untuk memeriksa halaman sosial medianya. Tidak ada apa-apa sebanarnya, dia hanya membunuh waktu untuk menunggu antrean pesanannya. Tak sengaja, saat Milly mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan café, dia justru melihat hal yang membuatnya mengerutkan kening. Seorang waitress yang membawakan pesanan kopi pada seorang pria baruh baya di meja paling ujung terlihat sangat tidak nyaman.
Milly beringsut ke meja sebelahnya agar bisa melihat kejadian itu lebih jelas. Instingnya sebagai seorang yang bertekad untuk menegakkan hukum di mana saja, membuatnya selalu memperhatikan hal detail yang menurutnya tidak benar, dan raut wajah waitress itu sedikit mengganggunya.
Mata Milly membelalak lebar saat tangan pria paruh baya itu meraba paha waitress yang berjingkat kaget. Kopi yang akan diletakkan di meja terjatuh ke lantai. Genangan kopi hitam membasahi lantai dan menciprat ke sepatu mereka.
"Jalang sialan!" sentak pria paruh baya itu pada waitress yang dengan sigap mengambil pecahan gelas dan meletakkan dengan hati-hati di nampan. "Kau tidak tahu berapa harga sepatuku ini?! Dengan gajimu beberapa bulan saja tidak akan mampu membelinya!"
Waitress tadi terus meminta maaf dan mencoba membersihkan sepatu pria paruh baya itu dengan kain lap yang selalu terselip di apron pinggangnya.
"Jangan sentuh!" Tidak disangka, pria paruh baya itu menendang waitress yang sedang membungkuk di kakinya sampai dia jatuh terduduk.
Milly tidak bisa tinggal diam. Bahkan saat nomor antreannya dipanggil, dia justru melangkah ke arah pria paruh baya itu dan waitress yang tampak sedang menahan tangis.
"Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" tanya Milly setelah dia berjongkok di sebelah waitress tadi, kemudian membantunya berdiri.
"Hei! Lebih baik kau tidak ikut campur masalahku dengan jalang itu!" sergah pria paruh baya itu sambil menatap remeh pada Milly.
Mata Milly menyipit, kemudian melepas tangannya pada lengan waitress itu dan berjalan maju untuk mendekat ke arah pria paruh baya yang telah berdiri. "Kau menyebut dia jalang?"
Tatapan mata Milly yang mengintimidasi membuat pria paruh baya itu mundur selangkah. "Y-ya! Si jalang itu yang sudah menumpahkan kopi di sepatu mahalku! Kau pasti akan langsung dipecat kalau aku melapor pada pemilik café ini!" sentaknya sambil mengarahkan telunjuknya pada waitress yang mulai gemetaran.
"Kau yang akan mendapat masalah jika masih saja mengganggunya," ucap Milly kesal. "Aku melihatmu meraba paha gadis itu. Cepat minta maaf sekarang juga!"
Pria paruh baya itu mendelik saat mendengar kalimat terakhir Milly. Sebelah tangannya melayang cepat, mengarah pada wajah Milly. "Kurang ajar!"
"Kau yang harus disebut sebagai pria kurang ajar yang tidak tahu diri!" Tangan Milly menahan tamparan pria paruh baya itu.
"Sudah kubilang jangan ikut campur! Atau kau akan..." Pria paruh baya itu tidak melanjutkan kalimatnya karena Milly sudah menendang tulang keringnya sampai pria itu berlutut dan mengaduh kesakitan.
Beberapa pengunjung café telah berkerumun untuk melihat kekacauan itu, termasuk beberapa waitress lain yang dengan cepat mengamankan rekannya. Sementara seorang berjas rapi dengan wajah tampan menenteng segelas kopi yang baru saja dia ambil di meja pengambilan.
"Mau kubawa kasus ini ke jalur hukum? Aku bahkan memiliki bukti saat kau melecehkan gadis itu di ponselku." Milly menepis tangan pria paruh itu dan menatapnya dengan gestur menantang.
"Brengsek!" Tanpa diduga, pria paruh baya itu menyerang Milly untuk merebut ponsel yang ada di genggamannya. Dorongan keras pada badan Milly membuat gadis itu terjatuh, tapi masih dengan mempertahankan ponselnya untuk tidak direbut oleh pria paruh baya itu.
"Hah! Kau benar-benar membuat kesabaranku habis, Pak Tua!" seru Milly emosi.
Milly berdiri dengan menggeram kesal. Dia sudah bersiap untuk membalas serangan pria paruh baya itu saat beberapa orang mencoba untuk menghentikannya.
"Lepaskan! Aku harus memberi pelajaran pada orang yang tidak memiliki etika dan sopan santun seperti orang itu!" sentak Milly. "Panggilkan polisi! Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya pada waitress tadi!"
Mendengar kata polisi, pria paruh baya itu segera meraih tas kerjanya dan berlalu cepat, melewati Milly yang masih dipegangi oleh beberapa pengunjung. "Lepaskan!"
"Maaf, Nona. Biarkan saja dia pergi, kau akan terkena masalah jika terus menantangnya," ucap waitress yang dibela oleh Milly.
Milly memandang waitress itu, menghampirinya. "Kau baik-baik saja, kan? Tidak ada hal lain yang dilakukan oleh pria itu padamu, kan?"
Waitress itu menggeleng, tersenyum dengan wajahnya yang masih merona merah. "Aku sungguh tidak apa-apa. Biar bagaimanapun, aku salah karena menumpahkan kopi pada sepatunya."
"Tidak! Kau tidak salah! Pria itu yang memang brengsek." Milly menghela napasnya lagi. "Aku benar-benar ingin menghajarnya!"
Kerumunan pengunjung telah bubar. Menyisakan Milly dan waitress tadi.
"Terima kasih karena telah membelaku, Nona. Aku ... sungguh menyesal karenaku, kau menjadi terkena masalah juga." Waitress itu menunduk, dia benar-benar merasa tidak enak pada Milly.
Milly tersenyum, mengusap pundak waitress itu. "Jangan merasa begitu. Aku memang tipe orang yang suka mendatangi masalah. Lain kali, hubungi aku kalau ada yang melecehkanmu lagi. Aku akan membelamu dan menghajar para laki-laki brengsek yang menggodamu, ok?" Milly menuliskan nomornya di atas tisu, kemudian menyerahkannya pada waitress itu.
"Terima kasih, Nona..."
"Milly, panggil saja aku Milly." Mata Milly melirik ke jam tangannya. "Astaga! Aku sudah terlambat! Maaf, aku harus pergi!"
Milly berlari menuju meja pengambilan pesanan, kemudian menyambar gelas latte-nya yang mulai dingin dan kembali berlari menuju pintu keluar. Sebelum benar-benar pergi, dia kembali menolehkan kepalanya pada waitress tadi.
"Ingat ya, hubungi aku kalau ada masalah, bye!" ucap Milly sambil berlari-tetapi tanpa disadari ada pria tampan berdiri tegak sedang memegang kopi, menatap pertengkaran antara Milly dan pria paruh baya itu.
"Aku seperti pernah melihat gadis liar itu," ucap pria tampan itu sambil menyesap kopinya.
Marsha hanya mencintai satu pria, dan itu bukan William. Begitu juga dengan sebaliknya, yang dicintai oleh William bukan Marsha. Dua insan itu terjebak dalam sebuah perjodohan yang diatur sedemikian rupa. Mereka sudah sama-sama menolak, tapi sepertinya takdir berkehendak lain. Mereka saling membenci, dan tak menyukai satu sama lain dipaksa dipersatukan oleh sebuah ikatan pernikahan. Bagaikan tom dan jerry yang tak pernah bisa akur. Itu adalah julukan untuk dua insan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu benih-benih mulai muncul. Marsha goyah dengan perasaannya, dan William terbelenggu karena sebelumnya memiliki wanita idaman lain. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Akankah takdir menyatukan dua insan yang hatinya tak utuh? Atau, sebenarnya mereka adalah dua insan yang seharusnya bersatu?
Seperti mimpi buruk, Belva yang merupakan sosok perempuan kuno, terjebak cinta satu malam dengan Ares Ducan-pria angkuh dan dingin. Sialnya, hubungan satu malam itu membuat Belva mengandung anak Ares Ducan. Hubungan rumit membentang, ditambah dengan status sosial yang berbeda. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Belva dan Ares?
Trauma membuat Jovie Montgomery untuk tidak ingin menikah. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya begitu saja, menyisakan luka yang amat dalam untuk Jovie. Baginya semua pria sama. Pria akan pergi di kala rasa cinta sudah hilang dan kejenuhan melanda. Hal tersebut membuat Jovie memagari dirinya agar tak jatuh cinta pada pria mana pun di dunia ini. Sampai suatu ketika takdir mempertemukan Jovie dengan Jace Sherwood-Casanova tampan-yang banyak digilai wanita. Jace merasa tertantang dengan segala penolakan Jovie. Hingga pada suatu saat, Jace bertaruh dengan teman-temannya mendapatkan Jovie. Namun, sayangnya pertaruhan itu terbongkar. Jovie yang tadinya mulai jatuh hati pada Jace, menjadi menjauh pergi. Ini adalah kisah rumit antara Jovie dan Jace. Jovie yang tak percaya pada pria manapun, malah terjebak jatuh cinta pada sosok Casanova yang meninggalkan luka padanya. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Jovie dan Jace? Mampukah Jace mendapatkan Jovie kembali? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** Dunia dan semua orang hanya tahu kalau Briella Moretti sangat beruntung karena putra sulung keluarga Maven menikahinya. Tidak ada yang tahu kalau Adrian Maven menikahi Briella hanya untuk membalas dendam. Adrian bermaksud menyiksa Briella, menghancurkan dan merusak kehidupan gadis itu. Tapi bisakah dendam Adrian terbalaskan tuntas, sementara kebaikan dan ketulusan Briella membuat hatinya goyah? Akankah cinta atau dendam yang menang dalam permainan kali ini?
Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Vintari terpaksa menerima perjodohan yang telah diatur oleh kedua orang tuanya. Gadis berusia 19 tahun itu terpaksa mengubur impiannya menikah dengan lelaki yang dia cintai. Bagi Vintari, menikah dengan sosok pria dewasa bernama Zeus Ducan merupakan mimpi buruk, sedangkan bagi Zeus menikah dengan gadis ceroboh seperti Vintari bagaikan kesialan bertubi-tubi. Sampai suatu waktu ketika Vintari mulai nyaman berada di dekat Zeus, fakta baru telah menghampiri. Fakta di mana membuat Vintari terkejut. Zayn—lelaki yang dicintai Vintari—adalah adik tiri Zeus. Bagaikan tersambar petir, Vintari merasa terjebak akan dua rasa yang ada di hatinya. Lantas siapa yang pada akhirnya yang dipilih Vintari? Apakah Vintari memilih Zeus? Atau malah Vintari lebih memilih Zayn? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."