/0/18382/coverbig.jpg?v=9bbdc40dbf7874e0fb2cfa1b2697a7af)
Hidup tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana kita dibalik itu semua sangat banyak pilihan yang berikan kepada kita. Jalan yang kita ambil menurut kita mungkin bagus tapi semua pilihan pasti ada kosekuensinya. Kita sebagai manusia yang berakal harus pandai melihat pilihan dan situasi ke depannya. Apakah kita mau memilih dari salah satu pilihan yang diberikan ditambah dengan konsekuensinya masing-masing? Bisa saja kita tidak memilih apapun, berjalan mengikuti arah angin tapi tetap saja itu punya konsekuensi tersendiri. Pikirkanlah itu semua, jangan menyesal karena telah salah menjatuhkan pilihan.
Hidup tidak bisa dijalani sesuai dengan keinginan kita. Semua ada pilihan-pilihannya dan setiap pilihan itu pasti ada konsekuensinya. Kita yang menjalani hidup itu harus bisa memilih yang terbaik. Apakah kita mau memilih dari salah satu pilihan yang diberikan dengan konsekuensinya masing-masing? Atau kita bisa saja tidak memilih namun pasti akan tetap ada konsekuensinya? Pikirkanlah itu semua, jangan menyesal karena telah salah menjatuhkan pilihan ....
***
"Chel, sudah sampai?" ucap seseorang dari telepon yang digenggam gadis manis itu.
"Aku lagi nungguin barang di bagasi Yadi, nanti kalau aku duluan yang sampai di ruang tunggu pasti aku telpon kamu." Gadis itu terlihat agak repot dengan koper dan ransel yang dia gendong serta HP yang memenuhi tangannya.
"Oke deh." Lelaki itu mematikan hpnya dan langsung melesat menuju tempat di mana dia dan gadis itu sudah berjanji untuk bertemu.
Dengan setengah berlari, lelaki itu mendapati gadis manis itu yang ternyata sudah sampai di ruang tunggu duluan, "Sorry Chel, aku tadi bingung jalan masuk ruang tunggunya yang mana makanya agak lama nyampe sini," ujar lelaki itu ngos-ngosan.
"Ya ampun sampai ngos-ngosan gitu, nggak apa-apa kok, Yadi. Eh kita langsung pulang aja yah, nggak usah singgah-singgah lagi, aku capek banget nih." Gadis itu masih mengulas senyum manis walau sangat terlihat kalau dia sudah sangat lelah.
"Oke deh tuan putri," balas lelaki itu lalu membantu gadis itu membawa barangnya ke mobil.
***
Setelah agak lama di perjalanan gara-gara macet, mereka berdua pun sampai di rumah besar yang terlihat mewah tapi tampaknya tidak ada siapa-siapa di rumah itu. "Papa sama mama aku belum pulang dari kerja yah, Yadi?! Nggak sadar apa mereka kalau anaknya pulang hari ini, masih kerjaan aja yang diurusin!" Rachel memasang wajah masam.
"Masuk ajalah dulu Chel, nanti di dalam baru ngobrolnya biar enakan," jawab Yadi cuek, dia terus berjalan masuk ke rumah itu dengan membawa seluruh barang-barang Rachel. Rachel masih dengan mode ngambek tetap mengikuti Yadi berjalan masuk ke rumahnya.
Terlihat dalam rumah itu sangat gelap, "Yadi nyalain lampunya dong, gelap banget ini nggak bisa lihat apa-apa!" teriak Rachel. Sayangnya nihil, tak ada satu pun balasan dari Yadi atau lampu yang menyala terang, 'Yadi mana sih?!' batinya.
Tiba-tiba lampu menyala, "SUPRAISE!!! Selamat datang Rachel ... kami semua kangen sama kamu!!!" teriak sahabat-sahabatnya dan langsung memeluk gadis manis itu.
Rachel membalas pelukan sahabatnya itu dengan perasaan senang, dia tidak menyangka kalau sahabat-sahabatnya bakalan menyambut kepulangannya, "Thank you, ya ampun ... aku juga kangen banget loh sama kalian. Aku pikir bakalan cuma Yadi aja yang nyambutin aku pulang bahkan aku nggak mikir kalau mama sama papa bakalan sempatin waktu kasih kejutan buat aku." Rachel melayangkan pandangannya kepada orang tua dan sahabat-sahabatnya itu, sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan mereka bahkan hal itu hampir membuat Rachel meneteskan air matanya.
"Kita nggak bakalan mungkin biarin kamu pulang ke rumah sendirian tanpa ada sambutan dari kita kan, sayang. Makanya mama sengaja nyuruh Yadi buat jemput kamu dengan alasan sibuk supaya mama bisa bantu teman-teman kamu untuk nyiapin pesta penyambutan kamu." Mama Rachel langsung memeluk anaknya haru begitu juga dengan papanya, sudah berapa lama mereka tidak tinggal dalam satu rumah dan membuat papa dan mamanya harus pulang balik untuk menemuinya. Rachel juga tidak kuasa untuk menahan air matanya, jujur dia sangat rindu dengan orang tuanya walau mereka sering pulang balik untuk menemui Rachel tapi tidak akan sama seperti Rachel tinggal bersama mereka.
"Sekarang Chel, kamu bersih-bersih dulu sama ganti baju terus ikut makan yah. Aku dah siapin makanan kesukaaan kamu di halaman belakang," ujar salah satu sahabatnya yang bernama Liora.
"Emang Liora deh sahabat aku yang paling jago masak, makasih yah, Liora. Semuanya aku tinggal dulu yah bentar, nanti langsung aku nyusulin ke halaman belakang kok." Rachel segera menuju kamarnya yang sudah sangat lama dia tinggalkan sementara yang lainnya berjalan ke halaman belakang rumah Rachel.
Rachel memasuki kamarnya, tidak ada yang berubah, semua tampak sama seperti terakhir dia meninggalkan kamar itu. Papa dan mamanya sangat mencintainya dan dia yakin kalau mereka sebenarnya berat melepaskan Rachel yang tiba-tiba memutuskan pergi waktu itu karenanya mereka tidak mengubah tatanan kamar Rachel agar mereka masih merasa Rachel selalu ada dekat mereka.
Rachel anak tunggal keluarga itu tapi Rachel sangat merasa kalau orang tuanya tidak pernah memanjakannya. Segala sesuatu yang Rachel inginkan harus diputuskan dengan dibicarakan dulu oleh semua anggota keluarga. Seperti keputusannya yang ingin meninggalkan rumah waktu, dia yakin kalau orang tuanya merasa konyol dengan alasan Rachel untuk pergi tapi melihat Rachel yang sepertinya memang membutuhkan suasana baru, akhirnya mereka sepakat merelakan Rachel berjauhan dari mereka selama tiga tahun lebih.
Rachel membuka kotak berdebu yang selalu dia simpan di laci paling bawah lemarinya, setidaknya itu adalah salah satu tempat yang tidak akan dibuka sama sekali oleh mamanya. Beberapa mainan anak-anak, aksesoris anak-anak serta foto-foto kenangannya bersama sahabatnya selalu dia simpan di kotak itu. Tidak ada yang berubah dari semua sahabat-sahabatnya, tidak ada yang berubah kecuali satu. Ada yang menghilang, memutuskan pergi tanpa berkata apapun dan membuat Rachel juga harus memutuskan untuk pergi menjauh.
***
Setelah makan, Rachel lalu berjalan membawa minumannya dan duduk di bawah pohon rindang di belakang rumahnya. Dia termenung sambil memandang rumah besar yang berada pas di samping rumahnya. Dia tak sadar bahwa ada Yadi, cowok yang tadi menjemputnya di bandara, mendatanginya, "Chel, Rachel ... Rachel!!!" teriak Yadi sambil melambai-lambaikan kelima jari tangannya di depan muka Rachel yang sedang termenung.
"Eh, iya Yadi, kenapa?" tanyanya bingung.
"Masih kangen yah sama dia?" Yadi ikut memandang rumah besar yang tadi juga dipandang oleh Rachel.
Rachel menunduk, wajahnya berubah sendu, "Iya tapi aku harus melupakan dia, kan? Aku nggak tau dia di mana tapi di manapun dia, aku tau kalau dia lebih bahagia di sana dibandingkan di sini bersama kita." Rachel menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya.
"Aku yakin dia sebenarnya tidak bermaksud seperti itu, dia pasti punya alasan kenapa tiba-tiba berjalan pergi dari kita. Mau alasannya masuk akal atau tidak tapi Chel, aku mau kamu kembali ke sifat ceria kamu yang dulu sebelum dia pergi. Aku sama anak-anak sangat khawatir saat kamu memutuskan untuk pergi juga dan sebenarnya kita tidak ingin kamu pergi tapi kita yakin kalau itu bisa membuat kamu tenang dan kembali seperti dulu lagi, aku rindu Rachel yang dulu." Yadi mengacak-acak rambut Rachel sambil mengulas senyum, menenangkan hati sahabatnya ini adalah prioritas utama Yadi sekarang.
Rachel tersenyum memandang Yadi, sahabatnya dari kecil ini selalu menjadi orang yang paling sabar untuk menenangkan dan menghibur dia saat sedih. Salah satu sahabatnya yang sudah tiga tahun dia tinggalkan ke Jogja untuk menenangkan diri tapi tidak pernah berubah dari sejak itu. Yadi selalu menelponnya, menanyakan keadaannya bahkan tidak segan-segan ke Jogja kalau Rachel sedang sakit, sedang sedih atau saat Yadi sedang banyak waktu senggang. Sebenarnya sahabat-sahabatnya yang lain juga seperti itu tapi Yadi yang paling sering menanyakan keadaannya. Sebenarnya Rachel menyematkan nama Guardian Angel buat Yadi tanpa Yadi ketahui karena Rachel betul-betul merasa dijaga oleh Yadi, Rachel bahkan tidak peduli entah Yadi suka apa tidak dengan nama itu.
"Tapi Chel, jangan pernah benci sama dia, dia masih tetap sahabat kita dan kita akan berusaha memahami apa sebab dia pergi. Anak-anak yang lain juga selalu kangen kok sama dia dan selalu berharap kalau suatu hari dia memutuskan buat kembali ke kita. Udahlah kita nggak usah bahas itu lagi, kamu udah siap kan buat masuk kampus bareng-bareng kita." Lihatlah, Yadi mempunyai hati seperti malaikat bukan? Sejahat apapun sahabatnya, meninggalkannnya tanpa alasan apapun bahkan tanpa salam apapun tapi dia akan terus berusaha mengerti semuanya.
Rachel mengulas senyum lebar, "Iya, aku mau rasain ngampus bareng kalian."
"Woi berduaan mulu, ayo sini, tiramisu bikinan Liora udah jadi ini!" teriak salah satu sahabat mereka, Jovan.
Yadi berdiri dan mengulurkan tangannya ke Rachel, "Ayo, kita isi perut dulu sebelum menghadapi hari-hari selanjutnya." Rachel tersenyum dan membalas uluran tangan Yadi, mereka kemudian berlari menuju sahabat-sahabatnya.
Setiap orang memiliki kenangan yang indah dan juga kenangan yang buruk. Hanya saja setiap orang juga memiliki caranya masing-masing untuk melupakan kenangan buruk miliknya dan hidup bahagia dengan kenangan indah mereka. Tapi bagaimana kalau akhirnya kita tidak bisa mengingat sama sekali kenangan bahkan tentang diri kita sendiri. Kita tidak bisa menghapus kenangan buruk yang sangat ingin kita hapus bahkan harus hidup dengan kenangan itu. Apa yang harus kita lakukan? Disinilah kita akan mengerti bahwa ingat dan mengingat adalah salah satu hal penting dalam kehidupan
Tentang seorang gadis yang ternyata adalah seorang mafia diberikan misi disebuah tempat dan harus berbaur dengan warga tempat baru itu. Dia bertemu dengan orang-orang yang dijadikan sebagai keluarganya selama dia tinggal di tempat itu. Hal ini dipermaksudkan agak keadaannya lebih mudah untuk melakukan misi tanpa di ketahui warga desa tersebut. Siapa sangka keadaannya malah tambah runyam dengan masuknya orang-orang baru yang menyadari identitasnya. Apakah dia akan berhasil menyelesaikan misinya dan bisakah dia tetap menyembunyikan identitasnya sebagai mafia?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."