Disertai bunyi gedebuk, pria itu terjatuh ke tanah. Dia pingsan sebelum dia bisa mengucapkan apa pun.
Corinna mendekat dengan hati-hati, mengerahkan tenaganya untuk membalikkan pria itu, dan mengenali wajah di depannya.
Pria itu tidak lain adalah Andres Spencer, pewaris terkenal dari keluarga yang terkemuka di Kota Driyver.
Dia mempertimbangkan risiko dan keuntungan dari campur tangannya. Keputusannya jelas dengan adanya potensi di mana situasi ini bisa menguntungkan untuknya.
Dia memeriksa napas Andres, samar tetapi masih bisa dirasakan.
Pria ini masih hidup, ada harapan untuk menyelamatkannya.
Dia menopang lengan Andres di bahunya dan perlu mengerahkan tenaga besar untuk mengangkat pria yang tidak sadarkan diri itu.
Mereka berjalan ke pintu tersembunyi di gang, pintu yang kemudian Corinna buka dengan sebuah kunci.
Tempat ini merupakan salah satu klinik rahasianya di area kumuh.
Di dalam, dia dengan sigap memindahkan Andres ke meja operasi.
Setelah melepas mantelnya yang basah oleh darah dan mengenakan snelli, dia mensterilkan peralatan bedahnya dan mulai menjalankan operasi.
Beberapa saat kemudian, peluru yang berlumuran darah berdenting saat mengenai nampan logam.
Corinna menghela napas lelah, operasi ini jelas menguras tenaganya. Kemudian dia menjahit luka Andres, memastikan lukanya telah ditangani dengan baik.
Akan tetapi, saat dia selesai ....
Pintu kliniknya dibuka paksa dari luar!
Tiba-tiba, sekelompok pengawal bersenjata berpakaian hitam menyerbu masuk ke dalam ruangan.
Beberapa pengawal segera mengelilingi Andres, yang masih tak sadarkan diri di ranjang operasi, sementara yang lain bergerak untuk mengamankan lokasi.
Seorang pengawal menempelkan laras pistol yang dingin ke pelipis Corinna, suaranya kaku saat dia bertanya, "Apa rencanamu dengan menyandera Pak Andres?"
Meski mendapat ancaman, Corinna tidak sedikit pun memperlihatkan rasa takut.
Dia melirik Andres dan memperhatikan jemarinya yang bergerak.
Sepertinya pria itu perlahan kembali sadar.
Perubahan situasi ini membuat kecemasannya makin berkurang.
Dia mempertimbangkan apa seseorang yang berpengaruh seperti Andres, seseorang yang dihormati di kedua sisi hukum, akan berterima kasih atas campur tangannya.
Rasa sakit melanda tubuh Andres, setiap gerakan kecil menimbulkan rasa nyeri tajam yang membuatnya berkeringat.
"Lepaskan wanita itu." Suara Andres lemah tetapi tetap berwibawa saat berbicara.
"Kalian semua keluar."
Meskipun kondisinya lemah, karisma dalam suaranya tidak terelakkan dan para pengawal tidak ragu-ragu untuk mematuhinya.
Mereka segera pergi, meninggalkan Corinna dan Andres berduaan di dalam klinik tersebut.
Corinna memanfaatkan momen ini untuk duduk di kursi terdekat, menyilangkan kakinya dengan santai.
Dia mengamati Andres dengan lekat, tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Kamu yang menyelamatkanku?" Suara Andres terdengar sedikit curiga.
Corinna hanya menjawab dengan singkat, ketenangannya tidak tergoyahkan.
Andres meringis kesakitan saat menyentuh lukanya. "Sebagai tanda terima kasih, aku bersedia membantumu dalam satu hal. Apa ... yang ingin kamu minta?"
Corinna menyandarkan diri ke belakang, pura-pura memikirkan jawaban atas pertanyaannya.
"Anggap saja aku akan meminta bantuan yang kamu janjikan itu di lain waktu."
Nada suaranya santai, tapi dia sudah mempertimbangkan hubungan ini bisa membuka banyak kemungkinan baru.
Andres terkenal di Kota Driyver, merupakan sosok tangguh yang tidak bisa dianggap remeh.
Mengingat tantangan yang dihadapi Corinna sekarang, tentunya sangat berharga mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan seseorang seperti Andres.
"Hubungi aku jika kamu membutuhkan bantuanku," ucap Andres, memberikan kartu nama ke arahnya sambil perlahan bangkit dari tempat tidur.
Corinna menyaksikannya pergi, sebuah senyuman terbentuk di bibirnya.
Menyelamatkan tokoh penting seperti Andres bukanlah bagian dari rencananya, tetapi di sinilah dia, mungkin selangkah lebih maju dari harapannya karena campur tangan ini.