/0/18676/coverbig.jpg?v=826938fa2d6147a359ff89b8580da6c0)
"Kamar dua kosong satu. Dia adalah milikmu." Richard tersenyum senang saat mendapat uang hasil dari menjual wanita. Adalah Maria, wanita yang ia tipu. Kini harus menjadi gadis pengantar tidur bagi lelaki bernama Mark yang menderita insomnia.
"Kau benar-benar payah, Mark! Dua malam kau tidur di samping gadis itu, tapi tidak sedikit pun menyentuhnya. Kau ini normal atau tidak?"
Lelaki yang bernama Mark itu tak mengambil pusing cemoohan yang dikeluarkan oleh Richard, lelaki satunya yang berprofesi sebagai germo itu.
"Aku bukan dirimu! Lagi pula aku bukan pecinta anak remaja!" sanggah Mark dengan santainya. Namun, sukses membuat lelaki itu tersindir.
Tak lama, Mark dan lelaki germo itu melangkah menuju sebuah kamar, di mana terdapat gadis yang sedari tadi jadi topik perbincangan mereka.
Dialah Maria, gadis berusia sembilan belas tahun yang terperangkap ke dalam tipu daya mucikari tersebut.
Maria yang semula diimingi pekerjaan di kota, tidak tahu kalau dia sedang ditipu. Bukan bekerja kantoran, atau jadi ART ... dia justru berakhir disekap, juga disiksa karena terus memberontak saat tahu nasibnya yang hanya akan berakhir di ranjang lelaki hidung belang.
Langkah kedua lelaki itu kian mendekat. Sementara Maria semakin ketakutan dan merapatkan tubuhnya di tempat persembunyian, terlebih tatkala pintu kamarnya terbuka.
'Tuhan, tolong selamatkan aku,' batin Maria ketakutan sembari membekap mulutnya sendiri.
Langkah Mark semakin dekat, aroma parfum pun kian menyengat. Baunya sungguh wangi, tetapi Maria tidak peduli. Benak gadis malang itu dipenuhi ketakutan.
Bug!
Maria hendak menghantam bahu lelaki tersebut. Naas, kaki jenjangnya harus terbentur nakas. Hingga kehilangan keseimbangan.
Tubuh ramping Maria menindih Mark. Bersamaan dengan itu, lampu kamar pun menyala. Hingga keduanya saling menatap satu sama lain.
Sesaat, Maria terpana menatap wajah tampan lelaki yang berada di bawahnya. Wajah Mark memang jauh dari seram untuk dikatakan sebagai orang jahat. Begitu pula yang dipikirkan Maria.
Namun, tak lama ... dia langsung mengenyahkan pikiran bodoh itu saat teringat posisinya yang sedang dalam bahaya.
"Apa kau sudah puas menatapku?" ucap lelaki itu.
"Ha?" Maria hanya bisa tercengang bagai orang bodoh. Tangannya menempel tepat di depan dada lelaki bertubuh kekar tersebut.
"Menyingkirlah, aku tidak suka anak bau kencur."
Seketika Maria menarik diri. Menundukan kepala sembari meremas jemari. Perasaan gadis itu berkecamuk. Ada rasa takut dan juga kesal.
"Apa kau tidak sekolah? Mengapa menjadi gundik di tempat ini?" Mark beranjak, merapikan kemeja hitamnya. "Anak seusiamu seharusnya masih menempuh pendidikan. Kau malah menjual tubuh!"
Pertanyaan itu membuat Maria merasa terhina, hingga sukses menghujam jantung. Bukan keinginan Maria hidup dalam kemelaratan. Bukan pula kehendaknya menjadi gadis malam yang diperjual belikan. Melainkan takdir kejam yang tak dapat ia ubah. Richard telah menipu dirinya.
"Mungkin di rumah Anda tidak tersedia roti tawar murahan. Sehingga menganggap semua manusia mempunyai nasib yang sama!" seru Maria dengan mata berkaca-kaca.
Harga diri gadis itu kian terluka. Kalimat hina itu kerap ditujukan kepadanya. Namun, entah mengapa kali ini ia merasa sangat terluka hingga berdarah.
"Ehem!" Lelaki itu berdehem sembari membenarkan posisi jas. Lantas kembali berucap, "Itu karena kau dan keluargamu sangat malas untuk berusaha!"
Belum kering luka yang ditorehkan Richard, kini muncul lelaki lain menghina dirinya.
"Siapa namamu?" tanya lelaki itu kemudian.
"...."
Namun, Maria tidak menyahut. Ia terlalu sakit hati.
"Dengar, belajarlah untuk menghormati yang lebih tua. Jangan diam saja, bukankah kau masih punya mulut untuk bicara?!" Mark mulai sinis. Namun, masih menjaga intonasi.
"Maafkan saya, Tuan," jawab Maria.
"Katakan siapa namamu? Dan mengapa kau bisa berakhir sampai di sini? Apakah ada yang memaksamu untuk menjajakan tubuh?"
Maria pikir, mungkin lelaki itu bisa menolongnya untuk keluar dari sini. Untuk itu, gadis itu tak takut untuk menjawab pertanyaan tersebut, meski kata-kata yang diucapkannya terdengar begitu pahit.
"Iya, lelaki bernama Richard yang telah memaksaku. Dia menipu kami." Maria mulai memberitahu. "Om, tolong bantu aku. Keluarkan aku dari sini. Aku ingin pulang. Aku tidak mau menjadi pelacur."
Maria mendekat, memohon pada lelaki itu.
"Apakah menurutmu wajahku layak dipanggil Om?"
"M-maaf." Maria melepas lengan lelaki itu. Hatinya melemah. Seolah kehilangan harapan. Disangkanya dia akan mendapat pertolongan. Setidaknya lelaki itu tidak menodai harga dirinya.
"Panggil aku Mark. Aku tidak setua itu untuk menjadi Walimu!"
Maria semakin ketakutan. Dia telah melakukan kesalahan besar.
"Dengar, jika kau ingin keluar dalam keadaan utuh dari tempat ini. Minimal kau harus bekerja padaku." Mark duduk di kursi, menyilangkan kaki sembari mengisap cerutu.
"Aku akan melakukan apa saja. Asal aku bisa keluar dari sini." Ibarat mendapat angin segar, Maria kembali mendekat. Menarik tipis kedua sudut bibirnya. Ada setitik harapan di dalam sana untuk selamat.
"Kau jangan terlalu bersemangat. Pekerjaan ini tidak akan mudah bagimu," ucap Mark, memupus harapan Maria.
"Tidak masalah, asal Anda bersedia menepati janji." Tak ada lagi yang diinginkan Maria selain keluar dari tempat itu.
"Baiklah, sepertinya kau memang tidak menginginkan tempat ini," balas Mark.
"Katakan apa yang harus aku lakukan?"
"Kau terlalu terburu-buru, Nona. Apa kau tidak takut padaku?" Lagi-lagi Mark membuat nyali Maria menciut.
Tadinya wanita itu merasa lega, karena akhirnya dia bertemu seseorang yang bisa diandalkan.
"Aku bahkan lebih berbahaya dari Richard. Apa kau yakin ingin bekerja padaku? Kau tidak takut kesucianmu kurenggut? Atau bisa jadi aku menjual organ tubuhmu pada salah satu pemilik bank skin." Lihatlah betapa menakutkannya itu. "Pikirkan baik-baik keputusanmu. Sebab, begitu kau setuju, tidak akan ada jalan untuk kembali," imbuh Mark.
Maria terdiam lesu, dan berpikir. Apakah jika dia bersedia mengikuti perkataan lelaki itu, dia bisa kembali pada orang tuanya, atau justru berakhir semakin parah.
Namun jelas, pilihannya tak mungkin dia berdiam diri di tempat itu, di mana Richard bisa saja menjualnya pada lelaki hidung belang setiap saat.
Setelah melalui pemikiran panjang lagi matang, kini Maria mengangkat kepala. Membulatkan tekad dalam memilih.
"Baiklah, aku bersedia." Tidak ada jalan untuk kembali di dunia ini. Yang dijanjikan Tuhan adalah melangkah maju, agar tidak terjebak dalam rotasi yang sama.
"Pilihan yang bijak." Mark tersenyum menyeringai. Seolah rencananya telah berhasil.
Mark berdiri, merapikan jasnya yang kusut. Lantas memasukan kedua tangan kedalam saku celana. Lalu ia pun berkata, "Jadilah pelayanku, maka aku akan menjamin hidupmu."
Mata Maria membeliak sempurnah. Pilihan yang baru saja diambil, seolah menghantarnya pada kegelapan. Harapan perihal hidup normal dengan impiannya telah sirna seiring dengan tawaran Mark yang begitu misterius.
"Tolong bantu aku dari pria itu. Aku mohon." Yumi memelas kepada Yoga agar segera mengusir Aditya dari tempatnya berada. Aditya adalah mantan kekasihnya yang baru dijumpai setelah sekian lama berpisah. Sementara Yoga merupakan pria berprofesi sebagai pengusaha sekaligus konsultan. Yang setiap hari dikejar-kejar paparazi bagai artis papan atas. Lantas bagaimanakah kisah mereka?
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Andra terjebak dalam dunia kelam. Dia menjalani hidup sebagai berondong simpanan dua orang wanita kesepian. Suatu hari Andra bertemu seorang gadis mandiri yang membuat Andra ingin kembali ke jalan yang benar. Bisakah Andra terlepas dari jeratan dua orang tante yang telah memberinya kemewahan? Maukah gadis pujaan hatinya menerima segala kekurangan dan masa lalu Andra seumpama gadis itu tahu apa pekerjaan Andra sebelumnya?
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Tessa Willson dan Leonil Scoth telah menikah hampir dua tahun lamanya. Kesibukan Leo membuat Tessa merasa kesepian. Apa lagi akhir-akhir ini Leo tak pernah membuatnya puas di atas ranjang. Akibatnya Tessa sangat kecewa. Sampai akhirnya Arnold Caldwell datang di kehidupan Tessa dan Leo. Arnold adalah ayah sambung Leo. Arnold datang ke kota New York tadinya untuk urusan bisnis. Namun siapa sangka justru Arnold malah tertarik pada pesona Tessa. Keduanya pun berselingkuh di belakang Leo. Arnold memberikan apa yang tidak Tessa dapatkan dari Leo. Tessa merasakan gairahnya lagi bersama Arnold. Namun di saat Tessa ingin mengakhiri semuanya, dirinya justru malah terjebak dalam permainan licik Arnold. Mampukah Tessa terlepas dari cengkeraman gairah Arnold, dan mempertahankan pernikahannya dengan Leo?