/0/19139/coverbig.jpg?v=1ed13e1d4e43a9e8bf857b90d37b476e)
" Sadar Gra, gue temen pacar lo!! " Pekik Sila frustasi dengan tingkah pria di hadapannya. " Aku gak peduli, yang penting kamu pacar aku. " Acuh nya dengan seringai yang menyebalkan. " Stress, gila. Mati aja lo sana. " " Aku rela mati asal bersamamu. " " Najis" --- Kewarasan Sila sepertinya di permainkan saat menghadapi Agra yang merupakan pacar dari sahabatnya, pria itu tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacar. Apalagi saat pria itu yang bersikap mengatur dirinya layaknya pasangan kekasih membuat Sila benar benar gemas ingin mencekik leher pria itu hingga mati.
" Akhh, berhenti sak_it."
" Pelase. Gue mohon hentikan. Bunuh gue aja, jangan kaya gini. "
" Tidakh akan. Kamu akan hidup bareng gue selamanya sayang. "
" Akhh enak banget ughh. "
" Sekeras apapun lo nolak, lo tetep bakal jadi milik gue. "
Tangisan wanita itu semakin pecah, di iringi desahan yang sesekali keluar dari bibir nya. Pria di atas nya begitu bringas mengambil hal yang dijaga oleh pemilik nya.
Tak peduli sekeras apapun wanita itu menolak dan meracau meminta berhenti, pinggul nya tetap bergerak dengan tempo yang cukup cepat. Menusuk dan menenggelamkan benda keras itu di titik terdalam wanita itu hingga memekik sakit dan juga nikmat.
" Kumohon hiks. "
" Kenapa hmm ahh. Kenapa memohon? Ingin lebih cepat? Iya? " Kekeh nya dengan geraman serak. Urat di pelipis nya tercetak, membuktikan seberapa hebat nafsu yang menguasai pria itu.
" Ahhhh. Huhu, pelan please. "
" Nope! Akan lebih nikmat kencang seperti ini sayang " Sangkal nya.
" Pelan akhh! " Wanita itu memekik merasakan milik nya yang menyemburkan pelepasan nya, namun rasa nikmat dan sakit bercampur saat laki-laki di atas nya itu tak menurunkan tempo hentakan milik nya sedikitpun.
Wajah putih wanita itu sudah memerah, karena nafsu, marah, kecewa yang bercampur aduk. Tidak menyangka jika hal yang dijaga nya di ambil paksa oleh orang yang bukan cinta nya.
Dan sial nya, desahan tak bisa terhenti meskipun dia bersusan payah menahan nya untuk tidak keluar.
" Akhh jangan menjepit nya sayang. Aku akan sampai. " Erang nya.
Tangan wanita itu mencengram bahu penuh otot pria itu dengan kencang, " Pelase, di luar. " Mohon nya di sela desahan.
Dia tidak ingin bodoh dengan membiarkan benih milik pria itu tertanam di rahim nya.
" Ahh please. Di ah luar. " Pekik nya kesetanan. Milik nya terasa sesak dengan milik pria itu yang mengembung dan siap menyemburkan lava nya.
Pria di atas nya tak kalah kesetanan, menghentak dan menusuk dalam untuk mencapai puncak kenikmatan nya. Terganggu dengan tangan kecil itu, dia mengambil nya kasar, menekan di atas kepala wanita itu dan mendongak dengan desahan panjang. Kenikmatan itu meledak, membuat wanita di bawah nya mengejang sebentar menerima semburan sperma yang kini masuk ke dalam rahim.
" Brengsek!! Kenapa di dalem!! "
Seringai terbit di wajah tampan dengan rahang tegas itu, dia menunduk. Mengecup ringan bibir yang membengkak dan terlihat sexy itu.
" Itu tujuan ku. "
" Gila lo. Kalo hamil, sekolah gue berantakan. "
" Sudah ku bilang, apapun bisa ku dapatkan. Jika sejak awal menurut, semuanya tidak akan seperti ini. "
Air mata wanita itu kembali luruh dengan wajah tak peduli dan puas yang di berikan pria di atas nya. Tubuhnya bergetar hebat, perasaan takut mendominasi dirinya.
" Daripada bikin gue hancur perlahan, lebih baik lo bunuh gue. " Pinta nya serak, isakan menyesakan keluar dari bibir nya.
" Nope. Jika kamu membuat semuanya mudah, kamu akan bahagia. "
" Lepas. Biarin gue pergi. " Lirih wanita itu dengan nada putus asa. Nasi sudah menjadi bubur, mau menangis darah pun tidak akan mengembalikan keperawanan nya.
" Tidak ada yang akan pergi dari sini. "
" Ngapain lo!! " Pekik wanita itu, tubuhnya kembali meremang dengan bibir hangat pria itu yang mengulus nipple nya. Tangan nya yang terkunci oleh cekalan tidak bisa memberikan perlawanan.
" Ronde selanjutnya sayang. " Seringai nya.
" Brengsek! Gue gak ma- akhh. "
Dengan gampang nya, tangan kekar itu membalikkan tubuh sang wanita tanpa melepaskan penyatuan mereka dan kembali menghentakkan milik nya, memompa dengan cepat hingga desahan serak itu kembali mengalun.
Milik nya semakin licin keluar masuk karena sisa pelepasan keduanya. Tak membiarkan tangan nya menganggur, sesekali dia menampar bongkahan padat milik wanita itu hingga tercetak jejak merah.
" Ahh terus mendesah sayang eungh. Itu sangat indah! " Serak nya dengan suara berat.
Semakin kasar permainan nya, maka semakin tercetak wajah puas di wajah tampan itu. Lolongan dan permohonan berhenti bagai nyanyian merdu untuk pria itu, tidak ada rasa kasian yang timbul di hatinya.
Baginya, semakin tersiksa wanita di bawah itu karena nafsu. Maka hasrat nya semakin membuncah. Ini yang selalu dia impikan dulu dan baru tercapai sekarang.
" Kulum. " Serak nya, memasukkan jempol telunjuk nya dengan paksa ke mulut kekasihnya.
Merasakan lidah hangat itu membuat kepala nya seakan pecah, kenikmatam yang di rasakan nya berkali lipat. Sebentar lagi dia mencapai pelepasan nya.
" Ahh sayang eumh, sebentar lagi. " Erang nya dengan suara berat.
Pompaan terus dia lakukan hingga puncak nikmat ini kembali pecah untuk yang kesekian kalinya.
" Terimakasih sayang. " Bisik nya.
Cup
" Brengsek. Mati lo. " Umpatan lirih itu di sambut tawa senang.
Bibir itu mendarat lembut di bibir sexy wanita di bawah nya yang sudah menutup mata dengan ekrpesi kacau yang lagi-lagi terlihat sexy dan membuat hormon nya terasa panas.
" Sayang, kau tidur atau tidak kuat menerima kenikmatan? " Lirih nya, sesekali bibir nya mendarat di wajah penuh jejak air kata itu.
" Oke, istirahat lah." Lanjutnya dengan nada kecewa. Ekspresi nya bak anak kecil yang tidak di berikan permen.
" Masih ada esok, aku senang aku yang pertama. Dan sudah seharusnya seperti itu. "
" Good night honey. "
Bibir nya mengigit gemas bibir bengkak itu, dengan pelan dia mencabut penyatuan mereka hingga cairan itu kembali keluar.
" Malang sekali anak papah, tidak tertampung di rumah mamah mu. " Tutur nya sedih, kemudian tertawa pelan.
Tiga jarinya berusaha mendorong cairan itu, berharap masuk kembali kedalam. Meskipun sia-sia.
Dengan tubuh telanjang, dia beranjak dari tempat tidur. Duduk di sofa tak jauh dari sana dengan rokok yang sudah tersulut.
Netra tajam nya menatap tenang wanita di atas tempat tidur itu yang lelap dengan tenang, tubuh putih beberapa jam lalu sudah penuh oleh bekas merah. Tanda kepemilikan dan juga tamparan yang beberapa kali dia layangkan.
" Itu akibatnya jika bermain dengan ku. " Lirih nya yang menguap di ruangan kamar itu.
" Shit. Murahan sekali. " Umpat nya melihat milik nya yang kembali tegang. Hanya karena melihat tubuh telanjang di depan matanya itu. Dan ini tidak berlaku dengan semua perempuan sexy yang sering di temui nya di club.
" Kau pintar mencari rumah. " Kekeh nya mengusap milik nya yang menegang.
" Sabar, besok pagi kita berkunjung lagi. Biarkan dulu istirahat. " Bisik nya menenangkan, bibir nya tersungging lebar. Tak sabar membuat wanita itu mengerang dan mengumpat di sela desahan nya.
Sekasar apapun umpatan yang keluar dari wanita itu tidak membuat nya tersinggung, justru semakin terlihat menawan dan memacu adrenalin nya.
" Bukan nya butuh untuk di abadikan? " Gumam nya.
Dia mengambil sebuah kamera dari lemari, mendekat dan mengambil tempat terbaik untuk mengabadikan tubuh polos di atas tempat tidur itu.
" Terlalu cantik dan menawan untuk di lewatkan. "
"Ugh," Lenguhan keluar dari bibir perempuan yang tengah terpejam itu. " Yes, honey. Moan again !" Geram pria itu. " Akh, you make me crazy" Alana tidak tau jika setiap malam selalu ada orang yang menyelinap masuk ke dalam apartment mewah nya, menyentuh saat dia tidur dan pergi setelah puas tanpa dia tau keberadaan nya. Yang Alana rasa, semua itu hanya mimpi nya. -- " Rasanya aku ingin mengecup dan memberikan tanda di setiap inci tubuh kamu. mengurungmu dan menjadikan kamu hanya untuk ku. " " Pria gila. " " Yes, that's me"
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi