/0/19142/coverbig.jpg?v=017c8ed5bb34be3c0f8e26265cc43083)
Aku tidak ingin menikah atau menjalani hubungan dengan siapapun, bahkan berkenalan dengan pria pun tidak! Yeah, itu karena ada ketakutan yang aku rasakan. Lagipula aku tidak siap untuk patah hati, itu sebabnya aku tidak siap untuk jatuh cinta. Sikap ku selalu dingin, ketus, dan tidak mengenakan saat bertemu dengan seorang pria. Karena aku ingin menghindari sesuatu yang aku takutkan agar tidak terjadi. Tapi,, bagaimana bisa ada seorang pria yang justru jatuh cinta padaku? Dia jatuh hati pada sikap ku? Aku Aina dan ini kisahku!
Chapter 1 "Perdebatan"
"Enggakkkkk.. Aina gak mau nikah Mah, Pah!." Teriak Aina saat sedang di ruang keluarga. Suasana malam yang seharusnya menenangkan menjadi menegangkan.
"Tapi Aina, usiamu sudah cukup matang. Kamu itu perempuan!." Balas Papah nya.
"Emang kenapa kalau Aina perempuan? Apa salah, jika Aina mengambil keputusan ini? Aina hanya ingin menjaga hati Aina, Aina gak mau hati Aina terluka Pah! Dan Aina gak akan menikah." Jelas Aina.
"Lihat kakak-kakak kamu sudah pada mempunyai keluarga sendiri. Emang kamu gak pengin menikah, punya anak?."
"Bukannya Aina gak pengin punya anak Pah, Mah. Aina cuman takut."
"Aina, Mamah mau tanya sama kamu. Sebenarnya apa yang kamu takuti? Apa alasan kamu buat gak nikah?. Sejujurnya Mamah, sama Papah sangat sedih dengan keputusan kamu seperti ini." Tutur Mamah Aina dengan lembut.
Aina seketika terdiam dan menjelaskan alasannya, "Bagaimana bisa Aina menyukai laki-laki, sedangkan laki-laki terdekat Aina melukai hati perempuan. Aina takut terkena karma mereka, Aina gak mau punya suami kayak Ka Aiman. Dan Aina gak mau juga kayak Mba Jenna. Liat, Ka Aiman melukai hati istrinya, dan Mba Jenna yang terkena karmanya, hati Mba Jenna terluka karna ulah suaminya, Ka Eko. Aina gak mau hal itu terjadi ke Aina juga, itu alasannya Aina mengambil keputusan seperti ini."
"Aina, di dalam Islam tidak ada yang namanya karma. Semua yang terjadi sudah menjadi takdir Allah. Semua sudah di atur oleh-Nya, masalah kakak mu Aiman, dia melakukan itu karena ada alasannya. Bukannya kami membela Aiman, tapi kamu bisa liat sendiri sikap Larsi kepada orang tua Aiman, dan itu orang tua kamu juga. Sebelum mereka menikah saja sikapnya sudah tidak mengenakan, tapi karna Aiman yang cinta dengan dia, kami sebagai orang tua bisa apa? Karena mereka bukan anak kecil lagi." Kata Papah Aina.
"Iyah, Nak. Bukannya kami sebagai orang tua Aiman membela Aiman, tapi kamu harus tau alasan kakak kamu menikah siri dengan Tias tanpa sepengetahuan Larsi. Mamah gak mau kamu sama kakak kamu marah-marahan terus."
Aina hanya menghembuskan nafas dan memainkan handphone nya.
"Kamu mau laki-laki seperti apa? Biar Mamah sama Papah yang carikan."
"Uuuuddddaaahhhh dong bahas itu nya,, Aina masih dua puluh satu tahun, hellow. Ini bukan zamannya Mamah sama Papah yang nikah muda." Aina menyentuh kepalanya sambil bergeleng-geleng dan tersenyum karena pemikiran orang tuanya yang pemikirannya masih stay di zaman kuno heheheheheheh.
* * *
Keesokan Paginya...
"Pagi Mah, Pah. Wihhh sarapan nih." Aina sangat excited untuk mengajar anak-anak sekolah menengah pertama (SMP), karena ini adalah hari pertama ia mengajar.
Aina adalah mahasiswi lulusan Universitas Islam Negeri Walisongo yang berada di Semarang. Aina mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam dan memperoleh gelar S.Pd. Dengan IPK yang memuaskan, sebenarnya Aina belum lulus kuliahnya belum terlalu lama. Tapi ia sudah berhasil mendapatkan pekerjaan menjadi seorang guru Agama Islam di SMP Islam Negeri di Jakarta. Itung-itung sambil menyalurkan ilmu yang di pelajari sewaktu kuliah dan menambah uang tabungannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 (Magister), karena Aina ingin menjadi seorang Dosen.
"Wahhhhhh, Bu guru sudah siap-siap ajah nih." Tutur Mamah Aina.
Aina hanya tersenyum sambil menyantap sarapannya.
"Apa kamu bisa membagi waktu antara mengajar dan kuliah, Nak? Takutnya kuliah S2 kamu terganggu." Tanya Papahnya.
Aina menelan makanan yang ada di mulutnya. "Insyaallah enggak kok Pah, kan sekarang Aina lanjut kuliah di universitas yang waktunya fleksibel."
"Syukurlah kalau kayak gitu."
Aina meminum susu yang sudah di sediakan di samping piringnya "glekk, glekk, glekk."
"Pelan-pelan sayang minumnya. Kamu mau nambah lagi rotinya?."
"Udah Mah. Udah kenyang, Aina mau langsung berangkat ajah yah. Takut telat, karena ini hari pertama Aina ngajar."
"Ya udah, hati-hati yah."
Aina bersalaman mencium tangan Mamah, dan Papahnya. "Dah, Mah, Pah. Do'a in yah mudah-mudahan hari ini dan seterusnya lancar."
"Iyah, pasti dong." Ucap Mamah Aina kepada Aina yang semakin menjauh dari meja makan.
* * *
Aina berangkat ke sekolah tempat ia mengajar menggunakan motor kesayangannya, Motie. Di sepanjang perjalanan menuju ke tempat ia mengajar Aina sangat senang sekali, karena menjadi pengajar adalah salah satu cita-citanya. Dan sekarang cita-citanya itu menjadi kenyataan.
"Ccccccccccciiiiiiiiiitttttttt." Aina memarkirkan motornya di tempat parkir motor yang sudah di sediakan. Saat ia berjalan menuju ke kelas 7D untuk mengajar, Aina di sapa oleh seorang guru olahraga.
"Selamat pagi Bu Aina." Sapaan guru olahraga yang bernama Pak Dimas. Pak Dimas ini cukup keren, tapi Aina tidak tertarik sama sekali padanya.
"Pagi juga." Balas Aina dengan cuek dan memasang muka datar. Berbeda dengan guru bahasa indonesia, Bu Atun.
"Selamat pagi Bu Aina." Sapaan Bu Atun.
"Selamat pagi juga Bu." Balas Aina dengan sangat ramah dan membuat Pak Dimas yang melihat senyuman Aina langsung terpesona sejak pandangan pertama.
"Wadidaw,, senyumannya manis sekali ya Allah. Apakah Bu Aina ini adalah separuh raga dan jiwaku yang hilang, ya Allah." Tutur Pak Dimas dalam hati.
Aina berjalan menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, Aina langsung menyapa murid-muridnya dengan ramah.
"Assalamualaikum, selamat pagi, anak-anak."
"Waalaikum salam, selamat pagi,, Bu guru."
"Perkenalkan, nama saya Aina Al Syarif. Kalian bisa memanggil saya Bu Aina"
"Hay, Bu Aina." Seru para murid dengan kompak.
"Saya guru baru di sekolah ini. Dan saya guru yang akan mengajar pendidikan agama islam. Karena saya guru baru dan belum mengetahui nama-nama kalian, jadi saya persilahkan untuk kalian semua memperkenalkan diri satu persatu. Dimulai dari yang pojok kanan yah, silahkan memperkenalkan diri." Pinta Aina sambil tersenyum.
Anak itu berdiri dan memperkenalkan dirinya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh perkenalkan nama saya Agus Wibawa." Dan anak itu duduk kembali.
"Next."
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh perkenalkan nama saya Putra Pangestu."
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh perkenalkan nama saya Indah binti Utsman."
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh perkenalkan nama saya Fatima Al Kautsar."
Dan seterusnya,, ada dua puluh murid di dalam kelas 7D. Dan masing-masing sudah memperkenalkan namanya.
"Kkkkrrrriiiiiiinnnngggggggg." bell sekolah berbunyi yang menandakan jam istirahat sudah tiba. Anak-anak antusias menata bukunya dan keluar dari kelas untuk pergi ke kantin sekolah, ada yang ke kantin dan ada yang ke luar membeli jajan di pedagang kaki lima. Aina menata buku ajarannya dan berjalan keluar kelas menuju kantor para guru.
Setelah sampai Aina duduk di tempat yang sudah di sediakan, tertulis nama Bu Aina Al Syarif, S.Pd. Guru PAI
Saat Aina membuka laptop, guru yang di sebelahnya menyapa. "Hallo Bu Aina, kenalin saya Nasya. Guru sejarah."
"Hallo juga Bu Nasya. Saya Aina, guru PAI dan saya juga guru baru disini." Balas Aina dengan lembut dan ramah.
"Gimana Bu Aina, pertama kali ngajar di sekolah ini?." Tanya Bu Nasya.
"Alhamdulillah Bu. Anak-anak bisa menerima saya, dan sikapnya juga baik saat menyambut saya."
Siapa yang mengira, Aina dan Nasya akan menjadi teman baik.
"Kalau boleh tau Bu Aina baru pertama kali mengajar atau sudah pernah mengajar sebelumnya?."
"Baru pertama kali saya mengajar, karena kebetulan saya juga baru lulus kuliah belum lama ini. Kalau Bu Nasya sendiri, udah berapa lama ngajar."
"Saya juga belum terlalu lama ngajar disini Bu, mau satu tahun ngajar. Karena saya sambil kuliah jenjang S2 juga."
"Wahhhhhh,, sama dong. Saya juga lho, Bu Nasya S2 dimana?."
"Di universitas Cempaka. Saya nyari universitas yang bisa sambil kerja juga Bu, heheheh maklum lah, bukan rich people. Hahahaha." Jawabnya sambil tertawa kecil.
"Universitas Cempaka?. Saya juga S2 disana." Ucap Aina.
"Yang benar Bu? Kalau gitu,, yeayyyy ada teman jadinya. Salam kenal yah Bu Aina semoga kita bisa berteman baik." Ucap Bu Nasya sambil tertawa kecil.
Bu Nasya, seorang guru sejarah yang sangat asik jika di ajak bercerita. Bu Nasya juga tidak terlalu kaku untuk di jadikan teman, dengan postur tubuh yang lumayan gumpal tapi sangat lincah dalam melakukan apapun.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...