/0/19178/coverbig.jpg?v=1267187d5995f0d54ceadbb47ee12f41)
Ryan adalah cowok yang tampan saat SMA, ia sangat populer di sekolahnya dulu. Lala yang merupakan pacar dari Ryan sampai terpesona dan ia yang pertama kali menyatakan cinta kepada Ryan. Namun ketika kuliah seiring waktu berjalan, wajah Ryan timbul jerawat sampai wajahnya pun tidak setampan dulu. Membuat sikap Lala berubah terhadapnya. Sikap Lala yang berubah, membuat Ryan sangat possesive dan selalu over thinking kepada Lala, sehingga Lala merasa risih dan akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk berpisah dengan Ryan. Suatu hari, Ify gadis polos yang tidak berpengalaman dalam hal pacaran maupun berciuman tersebut berkenalan dengan Ryan yang sudah pro. Ryan mengajak Ify berkencan, walaupun Ryan belum menyukainya. Ia hanya melampiaskan semua kepada Ify untuk melupakan Lala, mantannya tersebut.
Hari Minggu di pagi hari yang lumayan dingin, membuat cowok yang bernama Ryan Pamungkas kini malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Dengan kasur lipat yang sempit berukuran 90x200 itu, ia berbaring dengan menggunakan selimutnya yang berwarna hitam. Tidurnya pulas sekali, sampai bunyi alarm pun tidak ia dengar. Bahkan bunyi telepon masuk dari pacarnya pun tidak juga diangkat.
"Tililit...tililit...!!" handphone Ryan berbunyi dan bergetar di samping tempat tidurnya. Sudah pukul 09.00 Ryan pun baru sadar, kalau pacarnya sudah menelepon hingga 10 kali. Pukul 07.00 5 kali, pukul 08.00 4 kali, dan terakhir pukul 09.00, yang membuatnya terbangun. Saat menelepon ke-10 kali, teleponnya tidak terangkat. Ryan pun bergegas untuk meneleponnya balik.
"Hallo, sayang," ucap pacar Ryan, yang bernama Lala.
"Aduh, sayang, maaf ya, aku baru bangun," ucap Ryan yang masih dengan suara seraknya, karena baru terbangun dari tidurnya.
"Iya, nggak papa, kok. Tapi kamu hari ini bisa nganterin aku kan, jalan-jalan ke mal?"
"Iya, pasti bisa dong, sayang."
"Ya, udah, aku tunggu ya, di kosan aku, jam 10 an!"
"Oke."
Ryan pun bergegas untuk pergi ke kamar mandi. Namun, saat itu kamar mandi sedang terisi oleh teman satu kontrakannya, Aldo.
Aldo dan Ryan adalah teman satu kuliahan di jurusan Tekhnik Sipil. Mereka memutuskan tinggal satu kontrakan sejak mereka saling mengenal di semester 1.
"Do, masih lama nggak?" teriak Ryan sambil menggedor pintu kamar mandi.
"Gue baru masuk, Yan!" teriak Aldo dari dalam kamar mandi. Dengan terpaksa Ryan pun menunggu Aldo yang sedang mandi, di depan ruang TV.
Tak terasa ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Ia tidak sadar sudah menunggu Aldo selama itu. Ryan segera menuju kamar mandi dan menggedor pintunya lagi.
"Do, loe ngapain,sih? Main sabun?" sindir Ryan.
Tiba-tiba Aldo pun keluar dengan tampang rasa tidak bersalah. "Berisik!" katanya.
"Lama banget loe, Do!" gerutu Ryan. Saat Ryan masuk, tiba-tiba ia melihat cairan putih berceceran di lantai kamar mandi. "Astaga, Aldo...Aldo... saking jomblonya loe, ya!" gumam Ryan dan menghentakkan kakinya kesal. Segera ia mengguyur dengan air sampai tersiram bersih masuk ke lubang pembuangan air.
Aldo teman kuliahnya itu, memang sudah jomblo akut lama. Dia tidak pernah berpacaran sama sekali dalam hidupnya. Ia memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, kulitnya sawo matang, dan agak sedikit gemuk. Sebenarnya ia sudah cukup lama memendam perasaan dengan adik kelasnya, namun berada di fakultas dan jurusan yang berbeda darinya. Ia tidak berani mengungkapkannya, karena ia tahu diri.
Kemudian setelah Ryan membersihkannya , ia pun segera melucuti baju dan celananya dan menyiram air ke seluruh badannya untuk memulai mandi.
~~
Setelah Ryan selesai mandi, ia pun bergegas menyisir rambutnya dan melihat wajahnya di cermin. Ketika ia melihat dirinya sekarang, benar-benar membuatnya kecewa. Kenapa ia sekarang mempunyai begitu banyak jerawat di pipinya?
Dulu semasa SMA, dia adalah idola cewek-cewek di sekolah. Banyak cewek-cewek yang mengincarnya, bahkan menyatakan perasaan kepadanya. Namun setelah kuliah, wajahnya pun berubah pada saat menjelang semester 2. Wajahnya tiba-tiba dipenuhi dengan jerawat, sampai menimbulkan bekas jerawat di sebagian pipinya, membuatnya tidak setampan waktu ia SMA dulu.
Ia juga berpikir pacarnya, Alula Marisha, yang dipanggil Lala itu tidak menyukainya lagi, karena wajahnya sekarang tidak setampan dulu. Karena, dipikir-dipikir, setiap ia jalan dengan Ryan, ia selalu melirik cowok-cowok tampan di sekitarnya saat jalan dan mengomentarinya.
Lala adalah teman Ryan sewaktu SMA. Mereka berpacaran semenjak kelas XII sampai mereka semester 6 di kuliahan dan sama-sama mengambil jurusan Tekhnik Sipil di Universitas yang sama. Sudah 4 tahun mereka menjalin hubungan.
Sewaktu SMA, Lala lah yang menyatakan perasaan duluan kepadanya. Dari semua banyak cewek, di mata Ryan, ia adalah cewek yang cantik dan mempunyai kepribadian yang lembut. Maka dari itu, Ryan menerima menjadi pacarnya, karena Ryan pun menyukainya.
Tetapi, semenjak wajahnya berubah, Lala tidak seperti dulu. Walaupun Lala masih setia menjadi pacar dan sering jalan dengannya, sikap dan kepercayaan diri Lala saat berjalan dengannya berubah. Ia tidak lagi menggandeng tangan Ryan. Saat makan bersama pun, ia hanya melihat handphone. Sesekali ia kadang mencuri pandang cowok tampan yang berada disana. Apakah Lala akan setia sama gue dengan wajah gue yang seperti ini? Apa gue harus ke dokter kulit buat nanganin jerawat gue? Pikirnya.
Ryan pun pasrah dengan semua itu. Ia kadang memarahi Lala yang terkadang mengabaikannya waktu ia sedang berjalan bersama. Dan itu semua membuatnya over thingking sampai Ryan pernah cemburu saat Lala melakukan tugas dengan salah satu teman cowoknya di kampus. Ryan juga sering ribut dengan Lala karena masalah itu.
Untung Lala adalah cewek penyabar. Tetapi dalam benak Ryan tersimpan penyesalan, saat ia sering memarahi Lala. Ia takut kalau suatu saat, ia akan ditinggalkan oleh pacar yang disayanginya itu, karena sekarang Ryan menjadi sering over thinking.
Selesai dari berkaca di cermin, ia langsung mengambil kunci motor yang berada di laci belajarnya. Ia juga nggak lupa pamit sama teman satu kontrakannya tersebut, Aldo.
"Gue keluar dulu, Do, sama cewek gue!"
"Oke, take care Bro!" ucap Aldo dengan melambaikan tangan ke arah Ryan.
Ryan pun segera menancap gas motor gedenya yang ia parkir di halaman kontrakannya tersebut. Ia menyetir motornya dengan agak cepat, karena takut kalau pacar kesayangannya itu sudah menunggunya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 09.55.
Ryan akhirnya sampai ke kos Lala. Lala tampak sudah siap dengan baju crop top berwarna putih yang hampir memperlihatkan pusarnya dan sebagian dadanya, serta jaket jeans berwarna biru denim untuk menutupi sebagian keseksian ceweknya tersebut. Ia juga tampak cantik dengan rambutnya yang digulung sedikit ke atas dengan sedikit menyisakan rambutnya ke depan di kanan dan kirinya. Lala juga tampil senatural mungkin. Ia tidak suka berdandan berlebihan seperti cewek-cewek pada umumnya. Ia hanya memakai lip balm, agar bibirnya tidak tampak kering. Itulah mengapa, Ryan suka terhadapnya.
Saat Ryan datang, Lala segera menghampirinya. Tidak salah lagi, kalau ceweknya tersebut on time dan tidak suka mengulur waktu.
"Yuk, jalan!" ujarnya sambil membonceng naik ke atas motor Ryan.
"Pegangan yang kenceng, ya!"
Ryan pun melaju dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin Lala ketakutan, jika ia menyetir motornya dengan cepat.
Seperti biasa, Lala bersikap aneh. Ia tidak lagi memeluknya saat berjalan di motor. Ia hanya memegang sedikit bajunya, supaya tidak terjatuh. Namun, Ryan tetap ingin berpikir positif, supaya mereka tidak ribut karena masalah sepele tersebut. Walaupun, dalam pikirannya, sangat ingin mengomel.
Cewek blesteran Jepang-Indo bernama Yoshida Yui, pindah pertama kali ke sekolah elit dan ternama di Jakarta, ia sangat pendiam dan susah bersosialisasi. Ia memiliki rambut lurus yang panjang tergerai. Selain itu, ia mempunyai poni yang panjang hampir menutupi seluruh area matanya. Penampilannya tersebut membuat satu sekolahan menatapnya aneh, karena ia selalu berjalan menunduk, sehingga tampak seperti hantu dari Jepang. Hari pertamanya sekolah, tidak ada yang menyenangkan, karena tidak ada yang mengajaknya berkenalan satu pun. Berbeda dengan Andre, yang merupakan ketua kelas sekaligus cowok tertampan, pintar, dan populer di sekolahnya, ia sangat penasaran dengan Yui. Andre yang merupakan sahabat dekat Rara, gadis cuek, pintar, judes, dan tidak suka basa-basi dengan orang pendiam, sangat cemburu dengan sikap Andre yang perhatian dengan Yui. Membuat Rara semakin membenci Yui. Suatu hari sahabat kecil Yui, Takeru Ryota, menyimpan perasaan cukup lama dengan Yui. Ia terpisah cukup lama dengannya, karena Ryota bersekolah di luar negeri. Ryota pun menyusulnya ke Indonesia, agar bisa bersekolah dengan Yui dan bertemu kembali dengannya. Perseteruan di antara mereka berempat pun dimulai.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.