/0/19561/coverbig.jpg?v=ebd356be08ce379901e337b3844a5cc0)
Darendra Pusaka Adam, Putra mahkota keluarga konglomerat Adam Perkasa Group. Harus memupus impiannya bersanding dengan belahan jiwanya yang telah ia perjuangkan selama bertahun-tahun. Dan harus menerima perjodohan dari orang tuanya. Daren semakin meradang, kala mengetahui siapa yang akan menjadi istri nya. Ia adalah Renata Anjani Hutomo, putri bungsu keluarga yang tak kalah terpandang dari Adam Group. Renata di isukan mengidap gangguan jiwa karena gagal menikah. Acara pernikahan Renata di batalkan tepat lima menit sebelum acara ijab qobul di mulai, lantaran tiba-tiba ada wanita yang mengaku sebagai kekasih mempelai pria dan sekarang tengah mengandung buah cinta mereka. Apakah Darendra bisa menerima Renata? ataukah pernikahan ini hanya siasat Darendra? Ikuti terus kisah mereka dan jadilah saksi perjalanan rumah tangga mereka disini ^_^
POV RENATA
"Saya terima nikahnya, Renata Anjani Hutomo binti Agung Hutomo dengan maskawin tersebut, Tunai." jelas ku dengar, suara seorang laki-laki yang dengan lantang menyebut namaku dalam prosesi ijab qobul
"Bagaimana para saksi, sah ?"
"Sah." Jawab para saksi dan seluruh tamu undangan
"Alhamdulullillahirobil'alamin."
Air mataku menetes seiring dengan lantunan doa yang terpanjat, dada ku bergemuruh, aku merasa telah terlepas dari belenggu yang selama ini mengekang diriku. bayang-bayang dua tahun lalu saat aku yang memakai baju pengantin tapi malah perempuan lain yang duduk disamping calon suamiku dan menjadi istrinya, benar-benar membuat ku trauma hingga harus berobat ke psikolog.
"Selamat menempuh hidup baru sayang. Kebahagiaan menanti mu, " Usapan tangan mamah di pipiku, membawaku kembali dari lamunan
Nama ku di panggil MC acara, ia meminta mempelai wanita untuk turun ke ruang tengah, dimana prosesi akad berlangsung. Bersama mamah dan kakak ipar ku, aku di gandeng keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Semenjak dua tahun yang lalu, ini adalah kali pertama aku muncul di depan publik. Sontak semua mata tertuju padaku. Aku menunduk, seperti nya aku kembali terkena serangan panik.
'wajar jika perhatian mereka terpusat padaku, bukan kah saat acara pernikahan kedua mempelai memang jadi pusat perhatian' gumam ku, menenangkan diri.
Kak Dimas segera berdiri dan menyambutku di anak tangga terakhir. raut tegang yang tadi pagi terlihat kini berubah menjadi rona bahagia. Tugasnya menggantikan almarhum papah, sebagai wali ku sudah tertunaikan dengan baik.
"Mari, Mas antar ke suami mu."
Deg
mataku langsung beredar mencari sosok yang kakak sebut suami. saking banyak nya perasaan yang berkecamuk di hati ku, aku sampai lupa bahwa sekarang aku sudah resmi menjadi seorang istri. Istri dari seorang pria yang bahkan belum pernah ku lihat wajahnya secara langsung selian dari selembar foto.
Mataku berhenti pada sosok lelaki yang sedang duduk di depan penghulu. Ia mengenakan Jas yang senada dengan gaun yang aku kenakan saat ini.
Ia terlihat bertubuh proporsional, tegap, berahang tegas, berhidung bangir dan kulit kuning langsat.
"Gak usah takut, ada kakak. Abaikan semua pandangan orang orang." Kakak ku terus menggenggam tangan ku dengan erat sambil memimpin langkahku.
"Alhamdulillah sayang, kamu sekarang sudah resmi menjadi menantu mamah. Ayo sekarang cium punggung tangan suamimu." Dialah bu Anisa, mertua ku. Pertama kali aku melihat nya adalah saat beliau dan pak Danang melayat almarhum papah.
sekarang kami sudah bediri saling berhadapan, ekspresi datar yang ia perlihatkan sedari tadi membuatku tidak bisa membaca apa yang sebenarnya dia rasakan.
'Dingin' itu adalah kesan pertama yang ku tangkap dari sudut matanya. Mungkin dia grogi, atau tak nyaman karena ini baru kali pertama kita kenal.
segera ku cium punggung tangannya seperti selayaknya seorang istri, meskipun aku belum mengenalnya tapi aku tetap menghormati dia sebagai suami ku dan aku ridho dipersuntingnya, meskipun harus ngedrama 7 hari 7 malam dulu sebelum akhirnya aku menyerah kalah dan menyetujui perjodohan ini.
aku merasa ada telapak tangan lebar yang menyentuh lembut kepalaku
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih." lirih, namun sangat tartil. Aku semakin sesenggukan. Air mataku langsung meluncur tanpa komando.
Mungkin kak Dimas benar, jika dia adalah laki-laki terbaik pilihan Allah untuk ku. bagaimana tidak, ia tetap mau menikahi ku ketika semua lelaki bubar jalan saat mengetahui aku mengalami depresi.
"dia sudah halal bagimu, kamu boleh membuka cadarnya sekarang." Titah kak Dimas
Tidak, aku memang berhijab tapi tidak bercadar di keseharian ku. ini adalah ulah mamah dan kakak Ipar ku, mereka bilang supaya surprise.
perlahan dia membuka tali cadarku, wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajahku, aku bisa mendengar helaan nafasnya dan aneh nya hati ku merasa berdesir.
dalam hitungan menit cadarku sudah kulepas, bisa ku lihat pupil matanya semakin membesar. entahlah mungkin aku di luar ekspetasinya.
"dia tidak seperti orang gila."
"kalau aku tau dia tetap sama cantiknya seperti dulu, pasti aku tetap maju untuk menjadikan dia istriku."
cihh, aku benar-benar muak dengan mereka semua, bisa-bisanya bergibah didepan orang yang sedang mereka gibahkan. sangat tidak tau malu.
'terimaksih diriku, sudah mau mengantarku sampai sejauh ini. tugas mu sebagai Renata yang gila sudah usai saatnya kamu menjadi Renata yang dulu' tuturku dalam hati.
Dia Darendra. Dia adalah segala muara ku sekarang. Mau tak mau, suka tak suka.
aku dan Daren sudah berdiri di pelaminan, acara pernikahan kami memang digelar di rumah ku, tepatnya di halaman belakang. mamah sudah menyewa dua tim WO terkenal untuk menyulap pekarangan yang dijadikan lapangan golf mini itu menjadi ala-ala kerajaan di negeri dongeng.
tidak banyak tamu yamg di undang, mungkin hanya sekitar 200 orang yang terdiri dari keluarga inti ku dan Daren, serta rekan bisnis yang sudah di anggap dekat.
Daren baru menaruh ponselnya yang dari tadi tidak lepas dari tangannya, ketika ada rekannya yang naik ke atas pelaminan.
aku melirik sekilas ke arah ponselnya, layar nya belum mati dan mataku juga masih mormal untuk sekedar membaca tulisan kecil yang ada di aplikasi chating itu
'jangan melakukan sesuatu yang menyakiti dirimu, atau aku akan jadi manusia paling sakit di bumi. sabar, setelah acara selesai aku akan segera menemuimu. emot love merah'
aku langsung tersenyum getir. ternyata kisah ujian ku belum usai, aku terlepas dari belenggu hanya untuk masuk ke dalam belenggu yang lain.
'benar-benar menyedihkan, apa yang kamu harapkan dari laki-laki ini Ranat? ada laki-laki yang mau menikahi mu padahal kalian belum pernah bertemu sebelumnya, di tambah kabar tentang penyakit jiwa yang kamu derita. dan kamu percaya bahwa masih ada laki-laki yang ikhlas semacam itu' bisik batin ku merasa iba pada diriku sendiri.
"selamat ya mbak." kedua rekan kerja Daren bergantian menyalami ku
"kenalin nama saya Bayu."
"kalau saya Yoga, kami berdua ini adalah bank tempat suami mbak menyimpan aib. jadi kalau sewaktu-waktu Mbak butuh bocoran bisa langsung hubungi kita. dijamin infonya valid aman dan terpercaya, bahkan sudah lulus uji di ITB dan IPB, " cicit Yoga yang disambut oleh gelak tawa Bayu
"sialan lo, mau pergi sekarang atau gue batalin invest di perusahaan kalian berdua." hardik Darendra
" 10 dari 9 orang percaya bahwa suami Mbak ini keturunan Firaun, nggak ada baik-baiknya jadi orang heran gue" cicit Bayu
"kalau dia macam-macam sama mbak langsung aja kasih kerupuk kulit di depannya dijamin dia bakalan ngacir ke belahan dunia lain." kekeh Yoga
"But the way, ini info pertama yang kita kasih ya, semoga bermanfat." tukas Yoga melanjutkan
"Iya Mas nanti saya bakal nyetok banyak kerupuk kulit di rumah." jawabku sekenanya
Darendra langsung menatapku setelah mendengar apa yang aku katakan. suasana di atas pelaminan kembali hening sesaat setelah Yoga dan Bayu meninggalkan tempat.
sementara Darendra sudah kembali sibuk dengan ponselnya, Mungkin dia sudah tidak sabar untuk bisa bertemu dengan wanita yang terus mengirimkan pesan padanya itu.
21+ Alena Adriani Quensyah, harus menerima kenyataan pahit, ketika hidupnya hancur dalam semalam. Bayangan akan masa lalunya pun tidak pernah hilang dalam benaknya. Lagi-lagi Alena harus mengetahui kedua orang tua nya yang pergi begitu saja dan menjadikan nya sebagai jaminan pada seorang Mafia, membuat hidup Alena seperti didalam penjara. Akankah Alena bisa bertemu dengan orang tuanya kembali? Dan apa penyebab mereka meninggalkannya?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?