/0/19562/coverbig.jpg?v=aae4c13aba3e51f2a2c80a8c61476b59)
Meski punya kekasih, Ellshora dipaksa sang bibi balas budi dengan cara menguras harta para CEO yang terpikat padanya. Namun, sang bibi berjanji Luke Whiston adalah target terakhir Ellshora. Hanya saja, CEO dingin paling diincar saat ini mengetahui rencana Ellshora. Diam-diam, dia bertekad membuat Ellshora jatuh cinta dengannya lebih dulu. Lantas, siapa yang lebih dulu jatuh di perangkap panas ini?
Tidak tahu diri!"
Bibi Mia melempar sepatu ke arah Ellshora. Ellshora berhasil menghindar. Tapi teriakan itu masih terdengar jelas. Bagai genderang yang nyaris memecahkan telinganya.
"Bocah tidak tahu balas budi! Jangan berpikir kau bisa kabur sebelum hutangmu lunas!" murka Bibi Mia.
Pintu rumah dibanting dengan keras, dengan segenap tenaga dan emosi yang menggebu dalam diri Ellshora. Untungnya, pintu itu baik-baik saja sekarang. Bibi Mia kesal bukan main. Rencana yang Daniel usulkan menurutnya memang harus dilakukan bagaimanapun juga. Ia mengakui bahwa Ellshora mempunyai daya tarik yang kuat. Ia mempunyai kecantikan dan tubuh yang proporsional.
"Dia hanya perlu mendekati pria kaya itu. Membuatnya jatuh cinta, lalu ambil uangnya sebanyak mungkin," Bibi Mia masih bersungut-sungut.
"Dia punya banyak hutang, tapi masih memirkirkan hati," imbuh Bibi Mia.
"Apa dia masih muda?" tanya Paman Gary, sembari melirik Daniel.
Dengan cepat Paman Gary mendapat balasan anggukan dari anak laki-lakinya itu. "Dia kaya. Dan dia sangat tampan?" dan, sekali lagi, Daniel mengangguk.
"Jelas itu rencana yang menguntungkan juga untuk dia nantinya. Kenapa masih mempertahankan pacarnya yang miskin itu?" kata Paman Gary.
"Kau harus balas budi padaku, Bocah Brengsek!" Bibi Mia berteriak lagi, suaranya sampai ke luar pintu hingga Ellshora bisa mendengarnya.
Hujan turun dengan sangat tiba-tiba. Dan tiba-tiba pula langkah kaki Ellshora yang berencana meninggalkan halaman rumah, terhenti. Ia berdiri di depan pintu, menyesali hujan yang datang tak tepat waktu.
'Sial!' gerutu Ellshora.
Ellshora menutup tudung hoodie-nya, kemudian memasukkan kedua tangannya di saku. Ketika melihat sepatu yang Bibi Mia lemparkan padanya barusan, dengan cepat Ellshora mengambil benda itu. Kemudian melemparnya keras di tengah hujan dengan penuh kekesalan. Emosinya kembali meledak.
'Kalian yang brengsek! Apa mengurus keponakan yang kehilangan orang tuanya, bisa disebut hutang?' monolog Ellshora.
Ellshora menghela napas yang terasa tercekat di tenggorokannya. Dirinya sedang dikuasai oleh emosi.
'Kalian pikir, aku tidak lelah? Sangat lelah!' Ellshora menghela napas. 'Kalian pikir, aku tahan? Oh, jelas hidup bersama makhluk seperti kalian aku tidak tahan!' Ellshora kembali bermonolog. Ia nyaris menangis, tapi masih ia tahan. 'Tapi kenapa aku terlalu lemah untuk meninggalkan rumah ini? Kenapa aku selalu punya alasan untuk bertahan di sini?' Ellshora kini tidak mampu membendung air matanya. 'Betapa piciknya kalian. Merenggut kebebasanku dengan alasan semua hutangku.' Ellshora terisak-isak.
Dalam hujan yang makin deras, Ellshora sibuk menggerutu seorang diri. Suara hujan yang keras, bersamaan dengan tangis Ellshora yang pecah seketika.
'Hutang balas budi?' sudut bibir Ellshora menyungging, 'Hah! Seharusnya sejak awal kalian membuangku di hutan saja. Lebih baik aku hidup sebagai tarzan, daripadi menjadi manusia yang hidup dengan keluarga seperti kalian!'
DAAARRRRRR!!!!
"Arrrgggg!"
Jeritan lantang Ellshora terdengar nyaris bersamaan dengan kerasnya suara petir sore ini. Spontan, ia membuka kembali pintu dan segera masuk ke dalam dengan detakan jantung yang masih tidak terkendali. Jelas, Ellshora terguncang, sebab ia sangat takut petir.
Ketika Ellshora baru saja berhasil mengendalikan detak jantungnya, ia menghembuskan nafas panjang sembari terpejam sesaat. Setelah membuka mata perlahan, ia tahu, di depannya jelas bukan pemandangan bagus.
Wajah ketiga orang itu begitu jelas. Ellshora menyesal kenapa hujan harus datang di saat-saat seperti ini. Ia harusnya meninggalkan rumah, dan pergi ke taman kota menikmati secangkir coklat panas bersama Zane. Faktanya, sekarang hujan justru menjebak Ellshora dalam rumah ini. Ia melihat Bibi Mia, Paman Gary dan Daniel sudah berdiri di hadapannya.
Ekspresi Bibi Mia, begitu puas. "Tak butuh waktu lama, akhirnya kau setuju juga dengan rencana kita."
Aku tidak bilang setuju! Aku menolak!" Ellshora kekeh.
"Kamu pikir aku menerima penolakan?" Bibi Mia menengadah.
Tapi Ellshora tak gentar. Ia maju selangkah dan mendongak. Kini jarak di antara keduanya sangat sempit, menyisakan sedikit ruang untuk bernafas. Daniel dan Paman Gary menyaksikan pemandangan itu. Entah sudah berapa kali pemandangan seperti itu mereka lihat selama ini.
"Untuk terakhir kalinya aku bertanya, jadi beri aku jawaban sejelas mungkin. Berapa total hutang yang harus kubayar?" Ellshora terlihat tegas. "Akan segera kulunasi semuanya. Setelah itu, aku akan pergi dari rumah ini dan tak akan pernah mau melihat wajah kalian lagi."
Suasana hening beberapa saat. Tak ada suara yang keluar dari mulut empat orang di ruangan itu.
"Hahaha ...." seketika Bibi Mia, Paman Gary dan Daniel tertawa lebar tanpa ekpresi secara bersamaan.
Setelahnya, suasana kembali hening. Bibi Mia mundur dari Ellshora. Mengambil posisi di sisi Ellshora, kemudian tangannya tiba-tiba dengan penuh kelembutan merangkul bahu Ellshora. Kontras dengan sikapnya beberapa menit sebelumnya.
"Ellshora," bisik Bibi Mia, suaranya yang lembut justru seperti panas yang tiba-tiba menyengat di telinga Ellsora.
"Apa kita perlu membuat rekapan semua pengeluaranmu selama dua puluh dua tahun ini? Semuanya, Ell?" tanya Bibi Mia.
Ellshora menyunggingkan sudut kiri bibirnya. "Sebutkan saja semuanya. Jangan bertele-tele seperti biasa."
"Saaaangat banyak. Bahkan seumur hidup kau bekerja, tidak akan mampu melunasi hutangmu, Ellshora,"ucap Bibi Mia dengan seringai. "Tapi kalau kau setuju, bagaimana kalau kita bernegoisasi?"
"Tidak!"
Ellshora tak akan pernah lupa. Semua negoisasi yang mereka sepakati, selalu saja hanya memberi keuntungan pada Bibi Mia. Pada akhirnya, Ellshora selalu terjebak sendiri oleh semua rencana bibinya.
"Buat Luke Whiston jatuh cinta padamu. Pacari pria itu satu bulan saja, ambil uangnya sebanyak mungkin. Setelah itu, hutangmu lunas," jelas Bibi Mia.
"Aku akan memberimu bagian dan kau bisa memulai hidup baru bersama Zane. Aku janji, ini untuk terakhir kalinya!" Bibi Mia berusaha meyakinkan Ellshora. Tatapannya tajam, menyiratkan sebuah keyakinan yang langsung ditangkap oleh Ellshora.
Bicara soal Zane, Ellshora selalu merasa terluka. Padahal kenyataannya, justru Ellshora yang berkali-kali melukai pacarnya itu. Ketika melihat sorot mata Bibi Mia, entah kenapa ia selalu terbuai oleh wanita itu. Dan Ellshora benci pada dirinya sendiri, yang selalu memiliki alasan untuk tetap bertahan di rumah ini. Dalam situasi yang selalu menguntungkan keluarga bibinya.
Tetapi memang tak ada yang perlu direnungkan lagi. Ellshora hanya perlu mendekati anak komisaris Sonic Group, Luke Whiston. Membuat pria itu jatuh cinta dengannya. Lalu mereka berpacaran. Entah berapa keuntungan yang bisa ia dapatkan dalam satu bulan masa pacaran mereka nantinya. Yang jelas, ia akan segera bebas dari hutang budi keluarga Bibi Mia. Tak ada lagi sandiwara bersama beberapa laki-laki kaya raya yang terpikat olehnya. Ia hanya perlu menjalani kehidupan cinta yang normal bersama Zane setelah rencana ini selesai.
"Atur saja semau kalian!" Ellshora benar-benar kesal, ia menyeret langkah kakinya cepat-cepat kemudian masuk ke kamar.
Kamar ini cukup luas, tapi malam ini Ellshora merasa ruangan ini membuatnya merasa sempit dan sesak. Ia merobohkan tubuhnya di atas tempat tidur, memandangi langit-langit kamar. Hembusan nafasnya terdengar berat.
Tangan Ellshora mulai sibuk dengan benda di tangannya. Ia menyentuh dan menggeser layar ponsel beberapa kali, saat foto Zane terlihat jelas, tangannya berhenti bergerak. "Bersabarlah, Sayang. Aku akan menyelesaikan semuanya agar kita bisa menjalani kehidupan yang semestinya."
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.