/0/20211/coverbig.jpg?v=677674dd8f2134f9df073e5737132210)
Seorang siswa yang berbakat dalam bermain piano bertemu dengan siswi baru yang memiliki suara indah. Mereka berdua bekerja sama untuk kompetisi musik sekolah, dan melalui melodi, perasaan cinta mulai tumbuh di antara mereka.
Raka duduk di bangku panjang di luar ruang musik sekolah, jari-jarinya masih terasa dingin dari latihan piano pagi tadi. Ia seorang siswa yang dikenal dengan bakatnya dalam bermain piano, dan saat ini, dia sedang mencari inspirasi untuk komposisi barunya. Suasana di koridor sekolah terasa tenang, tetapi hari ini ada sesuatu yang berbeda-rumor tentang kedatangan siswi baru yang memiliki suara emas.
Telinga Raka menangkap bisik-bisik di antara teman-temannya tentang seorang gadis yang baru pindah ke sekolah mereka. Nama gadis itu adalah Lila. Ia dikenal karena suara nyanyiannya yang merdu, dan rumor ini cepat menyebar di kalangan siswa yang senang dengan musik. Penasaran dengan semua cerita tersebut, Raka memutuskan untuk mendengarkan langsung penampilannya.
Ketika bel sekolah berbunyi, Raka segera menuju ruang musik. Suasana di dalam ruang musik itu hidup dengan kegiatan para siswa yang berlatih untuk konser mendatang. Namun, hari ini, ruang musik dipenuhi dengan nuansa yang berbeda-sebuah antisipasi yang menggelora. Raka menemukan kursi di barisan depan, dengan harapan bisa melihat dan mendengar Lila.
Lila muncul dengan langkah lembut, mengenakan gaun sederhana namun elegan yang menonjolkan keanggunannya. Rambutnya yang panjang tergerai lembut di bahunya, dan senyumnya memancarkan kehangatan yang membuat Raka merasa seolah-olah berada di tempat yang istimewa. Dia menghampiri mikrofon di tengah panggung kecil yang ada di ruang musik, sementara siswa lain memusatkan perhatian mereka padanya.
Dengan tatapan yang tenang dan penuh percaya diri, Lila memulai lagunya. Suaranya, lembut namun kuat, mengisi ruangan dengan melodi yang menenangkan. Lagu yang ia nyanyikan adalah balada klasik yang penuh emosi, dan Raka merasakan setiap kata dan nada seolah-olah langsung menyentuh hatinya. Suara Lila bagaikan alunan musik yang sempurna, menembus batas dan meresap ke dalam jiwanya.
Raka duduk dengan takjub, tidak bisa melepaskan pandangannya dari Lila. Melodi yang dinyanyikannya seolah mengalir seperti sungai yang indah, membawa kedamaian dan kehangatan. Setiap nada yang dinyanyikan oleh Lila seolah menari bersama dengan alunan piano yang sering ia mainkan, menciptakan harmoni yang mengagumkan.
Ketika Lila menyelesaikan lagunya, ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan meriah dari para siswa. Raka merasakan dorongan untuk memberikan apresiasi yang lebih dari sekadar tepuk tangan. Dia merasa ada sesuatu yang istimewa dalam penampilan Lila-sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa.
Ketika kerumunan mulai berlarian menuju Lila untuk memberi selamat, Raka tetap duduk di tempatnya, merenungkan penampilannya. Ia merasa terdorong untuk mengenal lebih dekat gadis dengan suara yang begitu menawan ini. Dengan tekad yang baru, ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu-mungkin, ia bisa mencari kesempatan untuk berkolaborasi dengan Lila. Baginya, ini bukan hanya tentang musik, tetapi tentang kemungkinan yang lebih besar yang mungkin bisa ditemukan di balik melodi indah yang baru saja ia dengar.
Hari itu, di ruang musik yang penuh dengan suara dan emosi, Raka merasakan bahwa sebuah babak baru dalam hidupnya telah dimulai. Dan semua itu dimulai dengan kedatangan seorang siswi baru bernama Lila.
**Melodi Cinta di Ruang Musik**
*Bab 1: Kedatangan Siswi Baru (Lanjutan)*
Raka merasa terinspirasi dan penuh semangat setelah penampilan Lila. Meski kerumunan sudah mulai menghilang dan ruang musik kembali sepi, ia tetap duduk di tempatnya, masih terhanyut dalam pesona suara Lila. Ia mengamati bagaimana Lila berbincang dengan teman-teman barunya, wajahnya berseri-seri penuh kebahagiaan.
Ketika Lila melirik ke arah Raka, matanya bertemu dengan matanya sejenak. Raka merasakan getaran ringan di dadanya, seolah-olah Lila mengetahui dampak mendalam yang telah ditinggalkannya. Dengan sedikit keberanian, Raka memutuskan untuk mendekati Lila. Langkahnya terasa sedikit kikuk, tetapi tekadnya menguatkan setiap langkahnya.
"Lila, kan?" Raka memulai percakapan dengan nada ramah. "Saya Raka. Saya mendengar tentang penampilanmu dan harus datang untuk menontonnya."
Lila menoleh dan tersenyum lebar, senyumnya yang cerah seolah menyejukkan suasana. "Hai, Raka. Terima kasih sudah datang. Saya sangat senang bisa tampil di sini."
"Penampilanmu luar biasa," kata Raka dengan tulus. "Saya biasanya tidak terpesona begitu mendalam, tapi suara kamu benar-benar berbeda. Aku bahkan bisa merasakan setiap emosi yang kamu sampaikan."
Lila sedikit tersipu mendengar pujian tersebut. "Aku senang mendengarnya. Musik memang cara aku mengekspresikan diri. Aku baru pindah ke sini dan rasanya sangat menyenangkan bisa diterima dengan hangat."
Raka merasa kesempatan ini tidak bisa disia-siakan. "Aku punya ide," katanya, berusaha mengesankan Lila. "Aku sedang mempersiapkan beberapa komposisi piano dan mencari seseorang untuk berkolaborasi. Bagaimana kalau kita bekerja sama? Mungkin kita bisa membuat sesuatu yang istimewa untuk kompetisi musik sekolah."
Lila tampak berpikir sejenak, lalu matanya berbinar dengan antusiasme. "Itu terdengar menarik! Aku selalu suka mencoba hal baru, terutama jika itu melibatkan musik. Bagaimana kalau kita bicarakan lebih lanjut tentang ide-ide kita?"
Mereka berdua bergerak ke sudut ruang musik yang lebih tenang, duduk di bangku panjang di dekat jendela yang terbuka. Di luar, angin lembut berhembus, menambah suasana yang santai. Raka mulai menjelaskan beberapa ide musiknya, sambil Lila mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Saya berencana menciptakan sebuah komposisi yang bisa menggabungkan berbagai elemen musik klasik dan modern," kata Raka. "Aku membayangkan piano yang penuh dengan emosi, sementara vokal kamu bisa menambah lapisan yang menyentuh."
Lila mengangguk, memikirkan kemungkinan tersebut. "Aku bisa membayangkan itu. Aku senang dengan tantangan ini. Musik selalu menginspirasi aku untuk mengeksplorasi berbagai perasaan dan cerita."
Mereka terus berdiskusi tentang ide-ide mereka, saling berbagi visi dan harapan untuk kolaborasi mereka. Percakapan mereka semakin mendalam dan personal, membuat mereka merasa semakin dekat. Lila menceritakan tentang perjalanan musiknya, sementara Raka membagikan inspirasi dan tantangannya dalam bermain piano.
Saat matahari mulai tenggelam dan ruangan musik semakin gelap, mereka merasa seolah-olah waktu berlalu begitu cepat. "Jadi, kita sepakat?" tanya Raka, menatap Lila dengan harapan.
"Sepakat," jawab Lila dengan senyuman. "Aku tidak sabar untuk memulai. Aku rasa ini akan menjadi pengalaman yang sangat berarti."
Dengan janji untuk bertemu kembali dan memulai latihan, Raka dan Lila berpisah di koridor sekolah. Raka merasa ada sesuatu yang istimewa tentang pertemuan mereka hari ini. Ada rasa antusiasme dan harapan di dalam dirinya, seolah-olah sebuah melodi baru yang indah baru saja dimulai-dan ia sangat menantikan untuk menulis setiap nadanya bersama Lila.
Langkah kaki mereka meninggalkan jejak di koridor sekolah yang sunyi, sementara bintang-bintang di langit malam tampak seolah bersinar lebih terang, seakan merayakan awal dari sebuah cerita baru yang penuh melodi dan cinta.
Setelah pertemuan yang penuh antusiasme dan harapan tersebut, Raka dan Lila melanjutkan hari mereka dengan perasaan yang berbeda dari biasanya. Raka tidak bisa menahan senyum lebar di wajahnya sepanjang sisa hari sekolah. Setiap kali dia melewati ruang musik, dia teringat akan pembicaraan mereka dan merasakan dorongan untuk mulai berlatih lebih keras untuk persiapan kolaborasi mereka.
Di sisi lain, Lila juga merasa terinspirasi. Dia menghabiskan sore harinya memikirkan berbagai teknik vokal yang bisa dia coba bersama Raka. Kesan pertama dari Raka dan tawaran kolaborasinya sangat menyentuh hatinya, dan dia merasa antusias tentang proyek ini. Suara piano Raka yang ia dengar sebelumnya masih terngiang dalam benaknya, dan dia membayangkan bagaimana harmoni antara vokalnya dan permainan pianonya akan terdengar.
Keesokan harinya, Raka dan Lila bertemu lagi di ruang musik untuk sesi latihan pertama mereka. Suasana ruangan yang cerah dan hangat memancarkan energi positif, dan mereka segera mulai merencanakan proyek mereka dengan semangat.
Raka memulai dengan menunjukkan beberapa nada dasar yang telah ia rancang. Ia duduk di depan piano, jari-jarinya meluncur dengan gesit di atas tuts. Melodi yang dihasilkan terdengar sederhana namun memikat, dengan ritme yang memberikan ruang bagi vokal Lila untuk bersinar.
"Ini adalah bagian pertama dari komposisi yang kupikirkan," jelas Raka. "Aku berencana untuk menambahkan beberapa variasi dan improvisasi nanti, tetapi ini adalah dasar yang ingin kulihat bagaimana suara kamu dapat menambahkannya."
Lila mengangguk, matanya fokus pada notasi yang diberikan Raka. "Aku sudah membayangkan beberapa ide vokal yang bisa aku coba. Bagaimana kalau kita mulai dengan bagian yang lebih lembut dan emosional terlebih dahulu?"
Dengan persetujuan Raka, Lila mulai bernyanyi, suaranya mengalir lembut seperti aliran air. Ia memberikan nuansa baru pada melodi piano Raka, menambah kedalaman emosional yang membuat setiap nada terasa hidup.
Raka terpesona dengan bagaimana suara Lila melengkapi permainan pianonya. Mereka bekerja sama, mencoba berbagai variasi dan dinamika, menciptakan sesuatu yang terasa begitu harmonis. Setiap kali mereka menemukan momen yang tepat, mereka saling tersenyum, merasakan kegembiraan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Di tengah latihan, mereka mengalami beberapa ketegangan kecil. Lila merasa beberapa bagian dari melodi tidak sesuai dengan interpretasinya, sementara Raka merasa frustrasi karena tidak bisa sepenuhnya mengekspresikan visi musiknya.
"Kita harus mencoba lebih banyak variasi di bagian ini," kata Raka dengan nada frustrasi. "Aku merasa bagian ini kurang memenuhi harapan."
Lila menarik napas dalam-dalam. "Aku mengerti apa yang kamu maksud. Aku hanya khawatir bahwa itu mungkin tidak cocok dengan gaya vokalku. Mungkin kita bisa mencari jalan tengah?"
Mereka berdua menyadari bahwa komunikasi adalah kunci untuk kesuksesan kolaborasi mereka. Setelah diskusi yang jujur dan terbuka, mereka mulai menemukan solusi yang memuaskan kedua belah pihak. Dengan semangat baru, mereka melanjutkan latihan mereka, berfokus pada menemukan keseimbangan yang tepat antara piano dan vokal.
Menjelang akhir latihan, mereka berhasil menyusun bagian demi bagian dengan lebih harmonis. Saat mereka menyelesaikan latihan, Raka merasa puas dan lega. "Aku rasa kita semakin mendekati sesuatu yang benar-benar istimewa," katanya, tersenyum lebar.
"Setuju," balas Lila dengan senyum penuh semangat. "Aku sangat menikmatinya. Terima kasih sudah bersabar dan mendengarkan ide-ide aku."
Mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri latihan untuk hari itu dan merencanakan pertemuan berikutnya. Ketika Lila meninggalkan ruang musik, dia merasa bahwa hari ini telah menjadi langkah awal dari perjalanan yang lebih besar. Raka merasa sama-bahwa kolaborasi ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dalam melalui melodi dan harmonisasi.
Saat mereka berpisah, Raka dan Lila tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Dengan setiap latihan dan setiap melodi yang mereka buat bersama, mereka semakin dekat, dan melodi cinta mereka di ruang musik mulai terdengar semakin jelas.
Bersambung...
Ketika seorang pria harus pindah ke kota lain untuk mengejar karier, ia dan kekasihnya menjalani hubungan jarak jauh. Meski sulit dan penuh tantangan, mereka berjanji untuk tetap setia hingga suatu hari mereka dapat bersatu kembali.
Saat hubungan mereka diuji oleh jarak dan waktu, seorang wanita tetap setia menunggu kekasihnya yang harus bekerja di luar negeri. Setiap tantangan yang mereka hadapi hanya memperkuat cinta mereka, meskipun banyak godaan yang datang menguji kesetiaannya.
Seorang anak laki-laki yang suka menulis puisi membuatkan puisi cinta pertama untuk teman sekelasnya yang cantik. Namun, saat ia membacakannya di depan kelas sebagai tugas sekolah, ia tak menyangka teman-temannya akan tertawa. Kini ia harus memilih antara merasa malu atau mencoba lagi.
Sari, seorang wanita karier sukses, memiliki kehidupan pernikahan yang tampaknya sempurna. Namun, ketika ia mulai jatuh cinta pada koleganya, Fajar, rahasia kelam suaminya terungkap. Ternyata, suaminya juga berselingkuh. Dalam keputusasaan, Sari harus memutuskan apakah ia ingin menyelamatkan pernikahan atau meraih kebahagiaan dengan Fajar.
Lina, seorang wanita yang menikah bahagia selama 10 tahun, merasa suaminya, Ardi, mulai menjauh. Ketika ia bertemu dengan Ivan, teman masa kecilnya, api lama menyala kembali. Lina dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan dalam pernikahan yang mulai dingin atau mengikuti hatinya yang kini bergejolak pada Ivan.
Seorang playboy kaya dan terkenal yang tidak pernah percaya pada cinta bertemu dengan seorang wanita yang berbeda dari yang lain. Saat mereka terlibat dalam hubungan yang menggairahkan, dia harus memilih antara kehidupan lamanya yang penuh kebebasan atau menerima cinta sejati.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!