/0/20345/coverbig.jpg?v=a02a7c4de4910123e4cceb4564090bc4)
⚠️ Cerita dewasa! Bukan bacaan anak di bawah umur yang masih sekolah! Pilih bacaan yang sesuai rating usia kalian. "Ares...," erang Vanya saat Ares begitu dalam menciumnya hingga ia nyaris tak dapat bernapas. Namun, pria itu tidak menghentikan ciumannya. Vanya justru mendapatkan remasan lembut di payudaranya hingga erangan keluar dari tenggorokannya seraya menggeliat semakin gelisah. Bibir Ares berpindah ke dada Vanya, kecupan demi kecupan di payudaranya yang mengeras Vanya terima. Begitu juga saat lidah Ares menjilati puncak payudaranya, Vanya merasakan jika kegelisahan dan kesengsaraan yang menderanya seakan hendak membunuhnya. "Ares...." "Jangan terburu-buru," kata Ares. Vanya tidak mengerti maksud Ares, tetapi juga tidak mengerti untuk apa ia terus saja memanggil Ares. "Ares, kumohon."
Prologue
"Kau serius akan menikahi pria tua itu?"
"Vanya, jaga kata-katamu," ucap Tania kemudian menghela napasnya. "Kami saling mencintai."
Vanya tertawa hambar. "Ya Tuhan, jangan bikin aku sakit perut. Aku tahu kau bersedia menikahi pria tua itu karena menginginkan jabatan di partai politik, bukan karena cinta."
Vanya kemudian bertopang dagu di atas meja makan seraya menatap ibunya, bibirnya mengulas senyum sinis karena bukan hanya faktor usia Raul yang membuatnya tidak setuju ibunya menikah pria itu. Tetapi, Raul baru bercerai dari istrinya kurang lebih tiga pekan yang lalu dan tentu pernikahan yang dikatakan ibunya seolah menegaskan jika gosip bahwa pimpinan partai Nasional di Spanyol itu memiliki hubungan gelap dengan salah satu anggotanya.
Tania menggeleng kan kepalanya. "Lusa pernikahan kami, kuharap setelah itu kau bisa menjaga sikapmu di depan Raul karena bagaimanapun dia akan menjadi keluarga kita."
Vanya jijik mendengar nama pria yang lebih dari separuh hidupnya selalu disebut-sebut oleh ibunya. Pria itu berusia enam puluh lima tahun dan ibunya berusia tiga puluh tujuh tahun. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa ibunya memiliki ide untuk jatuh cinta pada pria yang lebih cocok menjadi kakeknya?
"Jadi, benar jika selama ini kau dan dia menjalani hubungan gelap?" tanya Vanya dengan nada sangat dingin.
"Itu tidak benar. Raul dan mantan istrinya telah lama tidak harmonis dan...."
"Dan itu karena kau, benar, 'kan?" potong Vanya dengan nada lebih sinis. "Semua orang di Madrid juga tahu. Gosip kalian sudah menjadi rahasia umum selama bertahun-tahun, tapi kau bersikap seolah tidak pernah mendengarnya."
"Vanya, dia pria lajang dan aku juga wanita lajang. Apa salahnya jika kami jatuh cinta kemudian memutuskan menikah?"
"Secepat itu?" Vanya terkekeh hambar. "Kau sudah lama menjadi gundiknya, 'kan?"
"Vanya!" bentak Tania.
Vanya kembali tertawa. "Ada banyak sekali pria di dunia ini. Kau bisa pilih yang lebih muda atau yang usianya tidak terpaut jauh darimu. Kau tidak perlu jatuh cinta pada... ya Tuhan, dia pantas menjadi ayahmu!"
Tania menghela napasnya dalam-dalam. "Vanya, aku ini ibumu. Kau tidak pantas menceramahiku."
Vanya mengedikkan bahunya. "Aku tidak merestui pernikahan kalian."
"Aku sedang memberitahumu, bukan meminta restu darimu," ucap Tania.
Vanya bangkit dari kursinya "Menikah saja, terserah! Setelah dua tahun mungkin kau akan mengurus pria sakit-sakitan yang duduk di kursi roda." Ia tertawa mengejek. "Tapi, setelah itu mungkin kau akan mendapatkan warisan yang sangat banyak dan tujuanmu tercapai. Selamat."
"Vanya, bukan begitu dan kita belum selesai bicara. Duduklah!" ucap Tania seraya meninggalkan kursinya.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menghalangimu! Aku akan tinggal di rumah ayahku!" ucap Vanya seraya meninggalkan ruangan makan.
"Vanya, kau tidak akan ke mana-mana, kau tetap tinggal bersamaku." Tania mengikuti Vanya yang sepertinya sama sekali tidak akan menoleh meskipun ia berteriak. "Ayahmu tidak akan peduli padamu meskipun kau di sana, dia hanya peduli pada Julio."
Air mata Vanya sudah mendesak di kelopak matanya. "Itu kesalahanmu! Kau tidak melahirkanku sebagai laki-laki!" Ia berbalik seraya menyeka air mata yang akhirnya meleleh di pipi. "Andai kau tidak keras kepala mempertahankan apa yang egomu, kita bisa menjadi keluarga yang utuh!"
"Vanya... aku melakukan semua ini karena kau, aku ingin...."
"Apa? Karena aku?" Vanya menggeleng. "Papa memang tidak kaya raya. Tetapi, dia memiliki pekerjaan!"
"Vanya, kau salah paham," desah Tania.
"Di mana letak salah pahamnya? Aku cukup dewasa untuk mengerti kalau kau tidak bisa hidup sederhana!"
"Papamu tidak bekerja, dia hanya mengurus mesin-mesin itu dan tidak peduli padaku! Dia hanya peduli pada Julio! Dia terobsesi agar Julio menjadi pembalap!"
"Bohong! Kau yang tidak mau dinikahi Papa dan kau yang egois!" jerit Vanya.
Vanya berlari ke kamarnya, mengemasi beberapa barang dan memasukkan ke dalam tas lalu berlari meninggalkan rumah itu. Gadis berusia delapan belas tahun itu menuju stasiun kereta untuk pergi ke rumah ayahnya. Di sana, pintu terbuka hanya dengan sekali saja Vanya menekan bel.
"Vanya, kau menangis?" tanya Julio, kakaknya. "Apa yang terjadi?"
"Kita harus bicara," ujar Vanya.
"Masuklah."
"Apa Papa ada di rumah?" tanya Vanya seraya melangkah masuk.
"Ya. Dia di kamar."
"Aku ingin bicara dengannya." Vanya buru-buru melangkah mendekati tangga yang menghubungkan lantai atas di mana kamar ayahnya berada. "Dengar, Julio. Mama akan menikah. Papa harus membujuk agar Mama tidak menikahi pimpinan partai politik itu."
Julio menarik pergelangan tangan Vanya dan berhenti, ditatapnya adiknya dengan bimbang. "Kurasa kita harus menunggu. Kita bicara dengan Papa nanti, setelah kekasihnya pergi."
Perusahaan keluarga Valerianus di ambang kebangkrutan hingga tidak bisa membayar utang mereka pada klan Genevece, mafia terkuat di Sisilia. Untuk menyelamatkan perusahaan, Tuan Draco Valerianus menjual putri sulungnya, Luna Valerianus kepada Luciano Genevece yang konon terkenal kejam, tamak, dan berhati dingin seperti iblis seharga 1milyar dolar.
⚠️ 21+ sesuaikan usia kamu sebelum membaca tulisanku yang pasti bukan untuk anak remaja apa lagi anak kecil. "Vanilla, kau tahu apa yang kau lakukan?" "Tentu saja aku tahu." Ia menggesekkan area sensitifnya di benda berotot milik Nick. Bibirnya mengulas senyum penuh kemenangan yang terkesan jail. "Jangan salahkan aku jika... argh!" Nick menggeram, putus asa. "Fuck off!" "Jika apa?" "Jika benda itu tidak sengaja masuk, kau tahu itu risikonya, Vanilla," geram Nick jengkel karena Vanilla semakin menggodanya. Gadis itu terasa lembut, licin, dan hangat, Nick bisa merasakannya. Vanilla semakin menggoda Nick, menggesekkannya dengan lembut sambil mengerang dan menciumi sudut bibir bibir Nick berulang-ulang. "Nick... aku... sepertinya berubah pikiran." Nick mengatur napasnya. "Vanilla, jika kau terus bergerak ada kemungkinan benda itu akan tersesat masuk ke dalam." "Dia tidak akan tersesat kecuali kau menuntunnya." "Vanilla, it's not fucking jokes." Instagram @cherry.blossom0311 Facebook : Sakura Hikaru
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.