Passionette Dayanira. Gadis baik-baik yang sangat jauh dari dunia malam, berkebalikan dengan saudari kembarnya. Semua orang di kampus mengatakan jika Dayanira adalah Dayang Iblis kakaknya-Jessica. Orang-orang di kampus selalu membandingkan keduanya, dan ada banyak sumpah serapah yang di arahkan pada Dayanira bahwa suatu saat Dayanira akan sama seperti Jessica mengenal dunia malam. Awalnya semua berjalan dengan baik tentang kehidupan Dauyanira, tetapi semenjak pertemuan pertama kali di parkiran kampus dengan pria berwajah dingin-tatapan tajam semua berubah. Dayanira terserat ke dalam perangkap yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa mencoba keluar dari sana kecuali kematian yang menjemputnya. Pria yang mengubah kehidupan Dayanira, Dia seperti Ibis Bijaksana yang akan menyeret korbannya dan memanipulasi dengan kecerdasannya atau kelicikannya. Dia adalah Anthony Donnell Harrison.
01. Passionette Dayanira
Aku adalah Passionette. Ini bukan sebuah tipuan atau pembodohan. Memang, Gairah adalah nama yang di berikan untuk seluruh makhluk hidup yang berada dalam fase ingin di puaskan. Tetapi, aku bercerita tentang diri ku sang Passion yang berada di bumi, bukan hanya sebuah kebohongan.
Nama adalah awal dari doa dan dari nama Passion juga adalah awal dari hal-hal yang aku sukai tentang diriku, karena di mata ku semuanya adalah Gairah. Itu sebabnya menjadi Gairah berarti segalanya.
Perkenalkan namaku adalah Passionette Dayanira.
Aku menyisir rambutku dan melihat diriku di cermin. Aku menata rambut panjangku yang bergelombang dengan membiarkannya terurai. Aku menatap kembaran ku sambil tersenyum ketika pintu terbuka pada saat itu. "Jadi bagaimana menurutmu?" kakak ku adalah gadis yang sangat terawat, di dalam kamarnya bahkan banyak tumpukan masker wajah atau perawatan lainnya.
Dan, untuk saat ini kami akan mengubah warna rambut kami bersama dengan warna yang sama pula. Seperti biasanya itu akan menjadi idenya, tetapi aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menolak. Kali ini kami akam mewarnai rambut kami menjadi warna hitam.
Jessica menatap kearahku berbinar terlihat kekaguman disana.
"Nira, kamu gila. Jangan pernah berpikir untuk memilih pirang atau apapun. Karna warna hitam jelas merupakan warnamu. Lihat ini sangat cocok!" Aku mengerucutkan bibir dan melihat bayanganku di cermin. Lipstik merah muda yang selalu ku pakai. Sementara kulit putihku bersinar berkat rambut hitamku. Tadi malam kami berdua sepakat bahwa pirang tidak cocok untukku.
"Lihat, ini adalah akhirnya. Jangan membuat mama menangis karna warna rambut aneh mu lagi!" Jessica menggelengkan kepalanya memandang ku.
Aku memutar bola mata ku dan menatapnya. Jessica terlihat cantik, tetapi aku lebih menyukai saat dia mewarnai dengan warna pirang terangnya. "Pirang terang lebih cocok untukmu. Karna kamu memiliki rambut pendek." Jessica berdiri tepat di sampingku dan melihat pantulan kami di cermin. Kami berdua melihat diri kami sekarang yang terlihat berbeda pada rambutnya dari pada tadi malam.
"Aku memiliki orang yang baru dalam hidupku" Jessica mengedipkan sebelah matanya. "dan lagi ada seseorang yang terlihat berbeda dari sebelumnya" Aku memasang ekspresi tidak setuju, dan melebarkan mataku.
"Apa kamu menata gaya mu hanya untuk seorang laki-laki?"
Jessica menunjuk rambutnya dengan alis terangkat. "Kamu juga yang membantu menatanya untuk ku."
"Tapi kamu seorang gadis." Aku menyeringai. "Sepadan bukan?"
"Terserah." Ucap Jessica mendengus.
Dia menutup topik pembicaraan. Aku pergi mengambil tas kuliah ku ketika Jessica menghela nafas dan masih memeriksa dirinya di depan cermin sekali lagi.
"Aku masih tidak mengerti bagaimana mereka tidak marah pada mu. Kelas pagi mu telah berubah menjadi tempat club malamkah?, mengingat tidak adanya teguran saat kau menggunakan lipstik merah itu" Kami meninggalkan kamarku dan turun kebawah.
"Ini swasta bukan negri. Tidak ada yang melakukan dengan disiplin tentu pasti akan ada pelanggaran disetiap peraturan."
Kami berada di kampus yang sama, sehingga membuat kami lebih sering berangkat bersama tentunya saat mata kuliah kami serupa. Mengingat beberapa dosen jurusannya melarang untuk berpenampilan mencolok, misalnya pakaian minim, make up tebal, dan lipstik merah. Tentu saja hal itu tetep di lakukan Jessica setiap hari padahal gadis itu sudah mendapatkan teguran bahkan hukuman berkali-kali, tetapi tidak ada rasa menyesal atau jera dalam benak Jessica.
Papa sudah berangkat kekantor sementara mama sedang menyiapkan sarapan. Tak satupun dari kami menyela saat sarapan berlangsung. Keterdiaman menyelimuti pagi ini. Papa berangkat duluan karena katanya ada meeting penting dengan klien.
"Aku pergi ma" ucapku beranjak dari duduk. Jessica ikut beranjak setelah menyelesaikan sarapannya. "Jessica, juga ma".
"Hati-hati sayang. Rajin belajarnya ya." Ucap mama menyambut salam dari kami.
Aku dan Jessica meninggalkan rumah bersama, kami memasuki mobilku. Jessica tidak ingin mengemudi katanya makannya dia lebih menginginkan ikut dengan ku.
"Ada seorang gadis di kelasmu. Namanya Casya, aku tidak menyukainya. Kamu tahu itu?" Aku mengerutkan kening.
"Tidak, kenapa kamu bertanya?" Jessica menghela nafas dalam kemarahannya.
"Dia mendekati laki-laki yang aku suka"
Aku melirik Jessica dengan gelisah, saudari kembarnya ini jika sudah marah tidak akan tau tempat. "Jess, jangan konyol. Apa pun yang ada di dalam pikiranmu, lupakan saja dan jangan berbuat yang macam-macam."
Aku tidak ingin Jessica terlibat dengan perkelahian yang bahkan tidak masuk akal hanya karena seorang laki-laki yang tidak dia kenal dengan baik, mungkin.
Jessica selalu melakukan ini, dengan keterikatan kepada laki-laki yang bahkan tidak terlalu lama dia kenal ada juga yang baru dia kenal. Ia sangat posesif terhadap orang yang dia inginkan. Aku selalu memperingatkan dia berkali-kali untuk tidak berbuat ulah dengan siapapun tetapi Jessica selalu mengatakan "Ini kepuasan untuk ku sendiri, jika kamu ingin mencobanya akan aku perkenalkan dengan apa yang namanya kenikmatan" konyol, ya Jessica sangat konyol.
Jessica memalingkan wajahnya tanpa menjawab perkataan ku, di dalam mobil penuh keheningan.
Perjalanan kami memakan waktu sekitar 20 menit, karena jalanan yang macat membuat kami lama sampai.
Sesampainya di parkiran kampus, Jessica dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar, dia berjalan cepat memasuki area taman dekat gedung jurusan ku. Aku memutar moba mata ku kesal saat Jessica dengan seenaknya meninggalkan ku, di kampus gadis itu mendapatkan julukan Ratu Iblis sedang kan aku Dayang Iblis, aku tidak tahu siapa yang pertama kali membuat nama itu dan lagi oh ayo lah masa dayang sih.
Aku berlari mengejar Jessica, karena sepanjang kami berada di area kampus semua mata mengarah ke kami. Aku menarik tangan Jessica. "Tidak bisakah kamu tidak melakukan ini?" Ayolah! Ini hari senin setelah hari libur tentunya, masa iya dia sudah berulah lagi.
"Tentu saja tidak bisa, sayang." Ketika Jessica mengatakan itu, aku ingin sekali memukul kepalanya kuat-kuat tetapi takut dosa dia kan kakak.
"Jessica!" Teriakku saat tangannya sudah terbebas dari tangan ku dia melanjutkan jalannya. Sungguh, dia mengabaikanku.
"Astaga, aku bisa gila jika dia berbuat onar lagi." Jika dipertanyakan kejahatan apa yang aku lakukan, aku dengan keras mengatakan bahwa satu-satunya kejahatan yang aku perbuat adalah datang ke kampus bersama Jessica, karna dia akan membuat masalah dengan perempuan lain dan aku yang malu!
Mata ku terbelalak saat mengingat gadis Casya yang baru saja dia sebutkan tadi di perjalanan. Aku belum pernah melihat Jessica semarah ini.
Meskipun Jessica bodoh karena di otaknya hanya laki-laki terus tetapi aku menyayanginya, mungkin karena dia saudari kembarku. Ketika dia terus-menerus membuat masalah, ketika dia mencoba mengubah ku sesuai apa yang dia inginkan dan semua perilakunya yang tidak ada habisnya yang tidak aku sukai.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) "Ughh..." Marina melenguh sambil mencengkram pergelangan tangan Willem. "Sakit, Will." "Kamu mendesah barusan," bisik Willem. Marina menggigit bibirnya menahan senyum yang hendak terbit. Willem segera menegakkan punggungnya, menatap Marina dengan penuh cinta di bawah kendalinya. "Tapi sakit, jangan terlalu keras... ahhh," ucap Marina. Belum selesai ia berucap, tiba-tiba ia mendesah saat Willem menghentakkan pinggul dengan lembut. "Ahhh..." *** Seiring berjalannya waktu, Marina semakin yakin bahwa keputusannya untuk menghindari pertemuan dengan mantan kekasihnya, Willem Roberto, adalah langkah yang tepat. Luka yang dalam akibat keputusan Willem di masa lalu membuat Marina merasa hancur dan ditinggalkan begitu saja setelah ia menyerahkan segalanya kepadanya. Meski Marina berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi Willem, takdir mempertemukan mereka kembali setelah tujuh tahun berpisah. Pertemuan ini tidak bisa dihindari, dan Marina pun merasa tergoda oleh pesona mantan kekasihnya. Walaupun hatinya masih terluka, Marina terbawa dalam nostalgia dan hangatnya kenangan masa lalu. Keduanya larut dalam kenangan manis dan berbagi momen intim di dalam kamar hotel. Willem terus menggoda Marina dengan daya tariknya yang memikat, membuat wanita itu sulit untuk menolaknya. Marina pun berada dalam kebimbangan, diantara kerinduan akan cinta yang dulu dan ketakutan akan luka yang mungkin kembali menghampirinya. Kisah cinta Marina dan Willem kembali terjalin, namun kali ini dipenuhi dengan ketidakpastian dan keragu-raguan. Marina harus segera memutuskan apakah ia akan terus terjebak dalam kenangan yang menyakitkan atau memilih untuk bangkit, memperbaiki diri, dan menempatkan kebahagiaannya di atas segalanya.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Memiliki wajak cantik dan tubuh sempurna justru mengundang bencana. Sherly, Livy dan Hanny adalah kakak beradik yang memiliki wajah cantik jelita. Masing-masing dari mereka sudah berkeluarga. Tapi sayangnya pernikahan mereka tak semulus wajah yang dimilikinya. Masalah demi masalah kerap muncul di dalam hubungan mereka. Kecantikan dan kesempurnaan tubuh mereka justru menjadi awal dari semua masalah. Dapatkah mereka melewati masalah itu semua ?