/0/20799/coverbig.jpg?v=e991c0f6eacc574f8d9e88920e627041)
Jeni berniat menolong keponakannya karena ayah tirinya memperlakukannya kurang baik. Siapa yang sangka ternyata keponakannya akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Getaran ponselku berkali-kali membuatku terbangun dari mimpi panjang. Beberapa pesan yang dikirim oleh keponakanku membuatnya benar-benar terjaga. Sebelum membukanya, aku menggulirkan layar ke bawah. Ternyata waktu sudah larut, hampir jam 12 malam tepatnya. Jeni membuka pesannya. Ternyata Nida, keponakanku yang tinggal di Kalimantan mengiriminya beberapa pesan.
"Tante, aku takut. Ayah pulang dalam keadaan mabuk. Karena ibu dan adik sedang tidur, aku yang membukakan pintu untuk ayah. Dia tiba-tiba menarikku ke dalam pelukannya. Untungnya aku bisa memberontak. Aku sekarang ada di kamar dan mengunci pintu kamarku."
Rasa kantuknya tiba-tiba hilang begitu saja. Nida? dia pasti ketakutan saat ini. Tapi pesan itu terkirim satu jam yang lalu. Bagaimana keadaanya saat ini? Apa dia sudah tertidur?
Aku membalas pesan Nida segera setelah pesan itu terbaca. Jeni bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Ini bukan pesan pertamanya yang bercerita tentang ayah tirinya yang agak melenceng. "Nida, gimana keadaan kamu sekarang? Sudah dikunci kamarmu? Lain kali kalau Mas Aris pulang, jangan kamu yang buka pintunya. Bangunkan Mbak Nia, mamamu!"
Pesan itu tak langsung dibaca oleh Nida. Ia menunggu beberapa waktu dan tanda centang dua masih belum berubah warna. Sampai lewat tengah malam, pesan itu masih tetap sama, belum terbaca.
"Mudah-mudahan Nida sudah tertidur," batinku berdoa untuk keselamatannya. Aku ingin membangunkan suamiku tapi ia mendengkur dengan kencang, mungkin sangat kelelahan.
Membaca pesan Nida malah membuatku tak bisa tidur. Aku teringat pesan-pesan dia sebelum ini, banyak! Seringnya bercerita tentang sekolahnya dan ayahnya.
Nida memang masih SMP. Beberapa bulan lagi ia akan menginjak bangku SMA. Tubuhnya bongsor, ia sudah terlihat seperti anak perawan. Pantas saja ayahnya memandang Nida dengan tatapan yang berbeda.
Gara-gara memikirkan Nida, aku sampai bangun kesiangan. Sinar matahari sampai masuk ke dalam kamarku. Ku dengar suara panci beradu Sutil di dapur. Ibu mertuaku pasti sedang masak.
Ku lihat Mas Firman juga sudah bangun. Mungkin dia sedang bersama anak lelakiku di ruang depan.
Aku jadi teringat pesan Nida. Ku buka ponselku, pesanku ternyata sudah dibalas. Segera ku buka kunci layar ponselku.
"Maaf tante aku ketiduran semalam. Iya besok-besok aku nggak mau bukain pintu buat Ayah."
Sebuah balasan pesan yang membuatku lega.
Aku tidak tahu mau sampai kapan Nida bertahan di sana. Semakin lama, cerita yang Nida kirim tentang ayahnya semakin liar.
Awalnya aku tak langsung percaya apa yang dikatakan Nida. Ia bilang kalau Ayahnya pernah memeluknya dari belakang. Bukankah wajar saja seorang ayah memeluk anaknya dari belakang?
Tapi Nida bilang kalau ayahnya pernah masuk ke kamarnya ketika ia sedang berganti pakaian. Dan itu cukup mengherankan karena Nida sudah cukup dewasa untuk punya ruang privasinya sendiri.
"Nida, apa kamu pernah bercerita tentang ini ke ibumu?" Aku bertanya ke Nida saat ia bercerita tentang ayahnya yang selalu memberikan tatapan aneh kepadanya.
"Sudah, Tante. Tapi Nida malah dimarahi sama Ibu."
"Dimarahi bagaimana, Da?"
"Ibu marah katanya aku bikin hubungan ibu dan ayah tambah buruk. Ayah memang sering memarahi ibu, Tante. Tapi katanya sekarang lebih sering gara-gara aku. Sejak saat itu aku nggak pernah bilang lagi ke ibu, Tante."
Membaca pesan Nida membuatku mengusap dada. Apa Iya Mbak Nia jadi seperti itu. Padahal dulu ia berkata kalau menikahi Mas Aris demi Nida, biar ada yang menafkahi dan menyekolahkan anaknya, biar Nida punya Bapak seperti teman yang lain. Tapi sekarang?
Mbak Nia seakan lupa. Mas Aris malah menjadi momok menyeramkan bagi anaknya.
"Kak Nia, aku mau bicara, apakah Mas Aris disitu?" tanyaku memastikan kalau kak Nia memang sedang sendiri. Aku memutuskan menelpon Mbak Nia suatu sore setelah Nida menceritakan tentang Ibunya yang tak percaya dengannya. Aku butuh membicarakan ini degannya secara intim.
"Nggak ada, Jen. Mas Aris sedang ke ladang. Memangnya ada perlu apa sama Mas Aris?" tanya Mbak Nia dengan nada heran.
"Enggak, Mbak. Aku mau ngomongin soal Nida sama Mbak Nia, tapi aku nggak mau kalau Mas Aris tahu."
"Soal Nida? Nida kenapa?"
Berat sekali menanyakan hal ini ke Mbak Nia. Meskipun aku dekat dengan Mbak Nia, tapi dia agak keras kepala. Dan nggak enaknya, dia selalu menganggapku adik kecil yang nggak bisa apa-apa!
"Emmm ... begini, Mbak. Nida cerita sama aku kalau Mas Aris kadang meluk-meluk dia dari belakang ...."
Belum selesai aku bicara, Mbak Nia sudah menyemprotku dengan omelannya.
"Kamu dapet cerita itu dari siapa? Kamu percaya sama Nida? Dia itu cuma bikin cerita ngarang. Dia cuma kurang perhatian!" Ucap Mbak Nia memotong perkataanku.
"Kamu kan nggak di sini. Jadi kamu nggak akan tahu di sini kaya apa. Nggak usah percaya sama Nida!" Mbak Nia mengulangi perkataanya.
"Tapi Mbak, Nida kan nggak mungkin ngarang terus begitu. Buat apa dia bohong, Mbak?" tanyaku. Meskipun aku belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Nida. Aku belum bisa bertanya sejauh mana pengetahuannya tentang pelecehan seksual, atau mana yang boleh dan tak boleh dilakukan. Aku takut ini semua cuma karena Nida nggak suka dengan Mas Aris.
"Nida itu iri sama Nayla. Mas Aris cuma sayang sama Nayla. Jadi dia bikin masalah sama Mas Aris. Ya mau bagaimana lagi. Nida itu kan bukan anaknya Mas Aris, yang anaknya Mas Aris cuma Nayla. Padahal Mas Aris sudah susah-susah cari duit buat sekolahin Nida. Nidanya aja nggak mikir sampai ke situ."
Ulu hatiku ngilu mendengar penjelasan panjang dari Mbak Nia. Nida pasti merasakan sakit yang tak jauh berbeda denganku. Kasihan dia tidak punya tempat untuk berkeluh kesah. Kasihan dia kalau semua orang tak percaya padanya.
"Sudah lah, Mbak. Mudah-mudahan saja semua ini seperti yang Mbak bilang kalau Mas Aris menyayangi Nida seperti anak sendiri. Jangan sampai nanti Mbak Nia menyesal."
Ku tutup telpon itu tanpa menunggu respon dari Mbak Nia. Aku cuma merasa iba dengan Nida.
Beberapa hari setelah percakapanku di telpon degan Mbak Nia, Nida memberiku pesan malam-malam saat ayahnya mabuk itu. Aku punya ide gila untuk Nida. Tapi ini harus dibicarakan dengan Mas Firman dan Ibu mertuaku. Maka, aku perlahan keluar kamar dan mendapati Mas Firman sedang bersama Gilang di samping rumah. Mereka tak menyadari kedatanganku. Gilang sedang sibuk memberi makan anak kambing yang baru dua Minggu lalu lahir. Sedangkan Mas Firman sedang membuka kulit buah kelapa tua yang akan dijadikan santan. Beberapa buah kelapa ku lihat sudah terkelupas, sedangkan beberapa yang lain sedang menunggu giliran untuk dibuka menggunakan linggis yang ditancapkan ke tatakan kayu.
Olive selalu kalah taruhan dengan Meymey yang selalu beruntung. Hal itu membuatnya bertemu dengan seorang dosen yang psikopat tapi ganteng. Kira-kira akan happy atau menyesal?
Ika adalah seorang ibu rumah tangga yang harus berjuang mencari nafkah sendiri karena suaminya yang sakit. Tiba-tiba bagai petir di siang bolong, Bapak Mertuanya memberikan penawaran untuk menggantikan posisi anaknya, menafkahi lahir dan batin.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
"Silla, kamu mau 'kan jadi maduku?" Seperti petir yang menyambar di tengah hari, Silla terkejut mendengar permintaan tak terduga dari Elsa–sahabatnya, yang selama ini dianggapnya sebagai saudara. Selembar kertas hasil pemeriksaan dokter menunjukkan jika dia tidak subur, Elsa akhirnya meminta Silla untuk menjadi madunya. Hanya sebentar, hanya sampai Silla berhasil melahirkan keturunan untuk suami Elsa. Awalnya, Silla menolak dengan tegas. Namun, desakan terus menerus membuatnya akhirnya setuju. Lalu, bagaimana jika dirinya terjebak dalam lingkaran pernikahan itu? Apalagi, sedari dulu hingga sekarang, Silla rupanya masih memendam rasa kepada Nathan—suami dari Elsa. Akankah semaunya berjalan semestinya? Atau, Silla justru tak ingin lepas dari Nathan?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Sakit hati karena ditinggal pergi oleh kekasihnya, Kayla akhirnya membalaskan dendamnya karena ulah Miranda lah ia dan Bisma harus berpisah. Jason, pria tampan dengan sejuta pesona berhasil terpikat oleh wajah cantik dan seksi Kayla yang melamar kerja sebagai sekretaris pribadinya. Dengan tambahan Kayla akan memuaskan hasrat Jason yang bisa ia lakukan lebih dari Miranda.
Nicholas Lauther sangat terkejut ketika dihari pertama dirinya dilantik menjadi CEO di perusahaan sang Ayah, mendengar kabar dari kedua orangtuanya sendiri bahwa dirinya telah dijodohkan dengan seorang gadis yang merupakan putri dari sahabat lama kedua orangtuanya. Amora Georgina yang merupakan jodoh dari Nicholas rupanya baru saja lulus SMA dan Amora juga merupakan putri dari keluarga yang sederhana, setelah lulus SMA di sebuah kota kecil akhirnya Amora bersama kedua orangtuanya pindah ke kota besar karena memang orangtuanya telah membuat restoran steak ditengah kota! Lagipula sudah saatnya Amora dan Nicholas dipertemukan dan juga didekatkan. Tentu saja baik Nicholas maupun Amora sama-sama tidak bisa menerima begitu saja ketika tau keduanya telah dijodohkan sejak kecil, apalagi keduanya memiliki kepribadian yang sangat bertentangan dari segi apapun, sambil mencari cara untuk membatalkan perjodohan ini, Nicholas dan Amora pun terpaksa berpura-pura didepan orangtua masing-masing seolah menerima perjodohan ini! Usia Nicholas 24 tahun Ayah bernama Billi Lauther Ibu bernama Emma Maria. Bisnis perusahaan game online bernama Nexon Games. Usia Amora Georgina 19 tahun Ayah bernama Mark Davidson Ibu Anna Georgina. Bisnis restoran aneka steak.
CERITA DEWASA GARIS KERAS! Ketika seorang mafia yang keji menaruh dendam pada wanita yang pernah dia cintai karena sebuah penghianatan. Sebuah jerat licik dia persiapkan untuk menghancurkan keluarga kecil dari wanita yang dia cintai itu tanpa rasa iba. Akankah Amanda sanggup mengalahkan arogansi dan kekejihan seorang Dominic Rodrigues. Tanggal satu akhirnya tetap tiba, Amanda harus kembali datang menemui Dom untuk membayar hutang suaminya atau kalau tidak Dom akan kembali memotong jari suami Amanda satu-persatu. "Puaskan aku, aku tidak mau kau hanya berbaring dan tertelungkup seperti batu!" "Ini hanya se*x kita tidak bercinta!" tegas Amanda. "Terserah apa yang kau ucapkan!" Cerita ini akan mengandung banyak misteri, dendam, kebencian dan plot yang kupastikan tidak akan bisa ditebak oleh pembaca. Rasakan sensasi membaca cerita roman dewasa yang lebih menantang. Siapkan jantung yang sehat! (Aku hanya akan menulis cerita dengan karakter wanita-wanita yang tangguh, karena aku ingin semua wanita menjadi hebat!)