/0/21144/coverbig.jpg?v=b5c4f111b6536f29a9d19a9491c9ca11)
"Pernikahan ini tak pernah kuinginkan, tapi apakah hatiku juga akan berubah?" Rila tak pernah membayangkan hidupnya berubah drastis setelah perjodohan mendadaknya dengan Arga, saingan terberatnya di sekolah sekaligus ketua OSIS yang dingin dan arogan. Di balik wajah tampannya, Arga menyimpan kebencian yang Rila tak pernah mengerti. Bagaimana mungkin ia harus menjadi istri pria yang selalu ingin mengalahkannya? Di tengah pertarungan akademik, cinta segitiga, dan rahasia masa lalu, Rila harus mencari cara untuk bertahan. Namun, apa jadinya jika kebencian perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih manis? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah persaingan?
"Saudara Arga, apakah Anda menerima Rila sebagai istri Anda dengan sepenuh hati?" suara penghulu menggema di ruangan.
Ruangan ini, yang seharusnya penuh kebahagiaan, malah terasa seperti penjara bagiku. Suara gemerincing perhiasan dan bisik-bisik tamu hanya jadi latar belakang dari ketegangan yang kualami saat ini.
Arga berdiri di depan altar dengan sikap tenang dan tampan. Dia mengenakan jas hitam yang pas, dan tatapannya tetap dingin, seolah pernikahan ini cuma rutinitas yang harus dijalani. Aku tidak bisa menahan rasa kesal saat memandangnya. Rasanya Arga lebih seperti lawan hidupku daripada calon suami.
"Ya, saya terima," jawab Arga, suaranya tegas dan tanpa emosi.
Giliran aku tiba. Tangan penghulunya meraih tangan Arga, dan dia menatapku dengan tatapan dingin seolah pernikahan ini tidak ada artinya. Aku merasa seperti boneka yang dipindahkan dari satu panggung ke panggung lainnya.
Penghulu mulai melafalkan ijab qabul. "Saudari Rila, apakah Anda menerima Arga sebagai suami Anda, dalam keadaan baik maupun buruk, dalam keadaan sehat maupun sakit, dan siap menjalani kehidupan bersama?"
Aku mengedipkan mata beberapa kali, mencoba menahan air mata yang hampir menetes. Dengan napas tertahan, aku berusaha berbicara dengan percaya diri, meski suaraku terasa pecah.
"Saya terima."
Begitulah, dengan satu kata yang membuat hatiku bergetar, aku telah mengikatkan hidupku dengan seseorang yang tidak pernah kuinginkan, di depan semua orang yang kami kenal. Sementara tamu-tamu mulai bersorak dan memberikan ucapan selamat, aku merasa seperti tersesat di tengah-tengah kemeriahan ini.
Setelah acara ijab qabul, kami menuju ruang makan di mana makanan dan minuman sudah siap. Aku mencoba mencari tempat duduk yang nyaman, tetapi setiap kali aku menghadap ke arah Arga, dia tampaknya sibuk dengan berbagai urusan. Berbicara dengan tamu, menerima ucapan selamat, dan sebagainya.
Arga akhirnya datang menghampiriku, memintaku untuk duduk di meja pengantin yang telah disediakan. Dia duduk di sebelahku dengan sikap tenang, tapi tetap menjaga jarak. Makanan mulai disajikan, tetapi aku tidak bisa menghilangkan rasa cemas dan ketidaknyamanan yang menyelimutiku.
"Rila, maukah kamu berbicara sebentar?" Arga tiba-tiba bertanya, memecah keheningan di antara kami. Suaranya tetap tidak menunjukkan emosi, tapi ada sesuatu dalam nada bicaranya yang membuatku merasa penasaran dan sedikit tertekan.
Aku mengangguk, mengajaknya menuju sudut ruangan yang agak sepi. "Ada apa?" tanyaku dengan nada hati-hati.
Arga menghela napas panjang sebelum berbicara. "Aku tahu ini mungkin bukan yang kamu inginkan, dan aku juga tidak terlalu senang dengan situasi ini. Tapi mari kita coba membuat yang terbaik dari apa yang ada."
Aku menatapnya, mencari makna di balik kata-katanya. "Kamu juga tidak senang dengan ini, kan?" tanyaku, mencoba mencari kejujuran di balik sikapnya yang dingin.
Arga mengangguk perlahan. "Tidak ada yang benar-benar senang dengan perjodohan ini, tapi kita harus menjalani ini dengan cara yang baik. Setidaknya, kita bisa mencoba untuk memahami satu sama lain."
Aku merasakan getaran aneh di dalam hati. Meskipun kata-kata Arga terdengar tidak emosional, ada sesuatu dalam tatapannya yang membuatku merasa ada lebih dari sekadar ketidaksetujuan di sini.
Aku mencoba tersenyum. "Baiklah, mari kita coba."
Di balik kesan dingin Arga dan ketidaknyamananku, ada sesuatu yang mulai tumbuh. Entah itu perasaan yang tidak bisa kujelaskan atau harapan akan sesuatu yang lebih baik.
Sementara itu, hujan terus turun di luar, memecah kesunyian yang mengisi kamar pengantin kami. Lampu redup menyinari ruangan yang didekorasi dengan lembut, namun suasana terasa dingin dan asing bagiku. Aku berdiri di depan cermin, menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.
Aku bisa mendengar langkah kaki Arga mendekat dari arah pintu. Dalam sekejap, dia sudah berdiri di ambang pintu, dengan ekspresi wajah yang tetap dingin seperti biasanya. Dia mengenakan piyama yang nyaman, berbeda jauh dari penampilannya di pesta tadi siang.
"Kita sudah sampai di sini," katanya, suaranya datar, tapi ada nada lelah di dalamnya. Dia berjalan menuju tempat tidur, kemudian duduk di tepi ranjang.
Aku mengangguk pelan, tidak tahu harus berbuat apa. "Ya, kita sudah sampai di sini," jawabku, suaraku hampir seperti bisikan.
Aku melangkah mendekati ranjang, namun rasa canggung membuatku berhenti di tengah jalan. Arga menatapku sekilas sebelum mengambil bantal dan meletakkannya di tengah ranjang, lalu dia duduk di sisi lainnya.
"Kita mungkin harus membuat kesepakatan tentang malam ini," katanya, terlihat lebih seperti berbicara dengan rekan kerja daripada seorang suami.
Aku mengerutkan kening, merasa bingung. "Kesepakatan tentang apa?"
"Untuk malam ini, kita bisa tidur terpisah jika itu membuat kita lebih nyaman. Kita berdua butuh waktu untuk beradaptasi," jelas Arga, suaranya tetap datar dan tanpa emosi.
Aku menghela napas lega, merasa sedikit tenang. "Itu mungkin ide yang baik. Aku juga merasa agak canggung dengan situasi ini."
Dia mengangguk dan berbaring di sisi ranjangnya, sementara aku duduk di tepi ranjang yang kosong, berusaha mencari posisi yang nyaman. Meskipun perasaanku masih cemas, aku bisa merasakan sedikit kelegaan karena tidak harus langsung berhadapan dengan ketidaknyamanan malam pertama ini.
Sejenak keheningan menyelimuti kami, hanya terdengar suara hujan yang terus mengguyur. Aku mencoba memikirkan cara untuk mengalihkan pikiranku dari situasi yang tidak nyaman ini, namun pikiranku selalu kembali pada betapa asingnya semuanya.
"Arga!" teriakku, sontak memeluknya saat lampu tiba-tiba mati.
Arga tampak terkejut sesaat, namun dengan tenang dia menepuk punggungku pelan, mencoba menenangkan. "Tenang, Rila. Itu cuma mati lampu. Tidak ada yang perlu ditakutkan."
Aku melepaskan pelukanku, merasa canggung dengan tindakanku yang spontan. "Maaf, aku cuma terkejut," ucapku pelan, masih merasakan jantungku berdegup kencang.
Arga bangkit dari tempat tidur, meraba dinding untuk menemukan saklar atau lilin yang mungkin disediakan. "Aku akan mencari senter atau lilin. Tetap di sini."
Aku mengangguk, meskipun dia tak bisa melihatku dalam kegelapan. Suara langkah kakinya terdengar menjauh, sementara aku duduk kembali di tepi ranjang, berusaha menenangkan diriku.
Hujan di luar semakin deras, dan suara gemuruhnya seakan mempertegas suasana hati yang gelisah. Di balik keheningan malam dan kegelapan ini, aku merenungi betapa jauh hidupku telah berubah dalam waktu singkat. Terjebak dalam pernikahan yang dipaksakan, dengan seorang pria yang hampir tak kukenal, rasanya hidupku berjalan ke arah yang tidak pernah kubayangkan.
Tak lama kemudian, Arga kembali dengan lilin kecil yang menyala di tangannya. Cahayanya yang redup memberikan sedikit penerangan pada kamar yang tadinya gelap gulita. Dia menempatkan lilin itu di atas meja dekat jendela, lalu kembali duduk di tempat tidurnya, menatap ke arahku.
"Apa kamu baik-baik saja sekarang?" tanyanya, lebih lembut dari sebelumnya.
Aku hanya mengangguk, tidak yakin harus menjawab apa. Kegelapan yang barusan terasa seperti metafora dari pernikahan kami. Semua terasa tidak pasti, tidak diketahui apa yang akan terjadi di masa depan.
Apakah kami akan melakukan hubungan suami istri?
Di balik penampilannya yang sederhana, Aria menyimpan tekad kuat untuk bertahan hidup meski bekerja di bawah tekanan seorang atasan kejam, Felicia, yang tak pernah lelah merendahkannya. Namun, hidupnya berubah saat ia bertemu dengan Adrian, pewaris muda kaya raya yang misterius. Adrian, dengan pesona dan kekayaannya, membawa Aria ke dunia yang jauh berbeda dari yang pernah ia kenal. Tapi kehadiran Adrian juga memicu kecemburuan dari Felicia, yang tidak hanya ingin menghancurkan karier Aria, tapi juga berambisi menguasai Adrian. Tetapi, ancaman dari masa lalu Adrian dan dendam orang-orang di sekitarnya tak henti-henti menghantui. Bisakah Aria melawan semuanya, atau justru tenggelam dalam permainan cinta dan kekuasaan?
Agatha selalu percaya bahwa cinta sejati akan datang pada waktunya. Namun, siapa sangka takdir mempertemukannya dengan Bintang, pria yang di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Perjodohan yang awalnya hanya dianggap sebagai tradisi kuno, ternyata membuka pintu hatinya yang selama ini terkunci. Meskipun Bintang awalnya menolak, Agatha tidak pernah menyerah. Dengan segala usaha, dia mencoba memenangkan hati Bintang. Namun, bayangan cinta pertama Bintang, Aera, selalu mengintai dan menjadi penghalang. Mampukah dia meraih cinta sejati Bintang? Atau dia hanya akan menjadi pengganti yang tak di harapkan?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
[ Mature Content ⛔ ] [ 21 + ] Penulis : penariang Genre : Romance - Adult Sub - Genre : Sick Love with Angst *** Zhou Zui Yu mengalami kegagalan pernikahan sebanyak dua kali. Tepat sebelum hari pernikahannya dilangsungkan, semua tunangannya akan mundur dengan alasan dia terlalu membosankan. Masyarakat kelas atas menyebutnya sebagai "Burung Gagak" karena kesannya yang penyendiri dan pendiam. Namun, suatu hari, seorang tuan muda bernama Ming Yu dari negara tetangga tiba-tiba saja datang untuk mengajukan lamaran pada Zhou Zui Yu setelah semua rumor yang tersebar. Hingga membuat semua orang tercengang. "Berhentilah, aku tidak berniat menikah dengan siapapun." "Lalu bagaimana jika aku berusaha lebih keras? Maukah kamu memberiku kesempatan?" Secuil kisah, tentang seberapa keras tuan muda Ming Yu berusaha merebut hati keras Zhou Zui Yu. Sampai-sampai melupakan status mulianya sebagai tuan muda terhormat.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"