Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / ARFESO
ARFESO

ARFESO

4.3
76 Bab
2.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Seorang perempuan yang jauh dari kasih sayang orang tua secara lengkap bertemu dengan lelaki yang awalnya dia kira akan mewarnai lembaran kelabu ternyata semakin memberi warna kelabu. Memiliki paras lugu dan polos dengan mata teduh setiap memandang yang mampu membuat orang terpesona dalam sesaat. Waktu silih berganti tanpa henti. Kejadian demi kejadian baik manis maupun pahit telah biasa hadir dalam hidup. Tak selamanya bisa bebas bagaikan burung yang terbang di angkasa terkadang harus ada batas untuk sisi hitam dan putih. "Selamat nona hamil 3 bulan saya harap anda tidak seperti wanita belia lainnya yang memilih jalur lain tanpa pikir panjang akan segala risiko." ucap Sang dokter seraya menuliskan resep. Satu tamparan dari wanita usia senja melayang mulus di pipi wanita belia yang kini sedang berbadan dua dari , "Dasar wanita murahan jadi karena haus kasih sayang kamu jadi kupu - kupu malam?! " " Saya tidak ingat apapun saya hanya ingat mimpi itu saya mohon percayalah." elak sang wanita belia menutupi kenyataan. "Nona dimana calon ayahnya? Apakah sudah bertunangan atau pacaran?" ucap sang suster seraya membantu wanita berbadan dua turun setelah USG. "Gue hamil darah daging loe Ka." ucap sang gadis memberikan lembar 2d hasil batas yang mereka hancurkan. Sang laki tak percaya bahwa batas itu benar dia hancurkan walaupun berawal dari uji coba, "Nggak mungkin itu bukan anak gue. Loe pasti jebak gue jijik sama loe parah." Sang wanita menatap bayi mungil seraya mengelus jemari mungil dihadapannya, "Mata kamu selalu mengingatkan sama dia. Saya ragu untuk menutupi dan melindungimu atau mengungkap dengan segala kemungkinan resiko yang lebih parah." Usai sudah 9 bulan dengan penuh irama dalam dada yang tak menentu. Irama yang setiap langkah sebagai temannya. Hal lebih mengejutkan masih menunggu untuk tahap berikutnya.

Bab 1 1

Jam 6 pagi di kediaman keluarga Ananta telah ramai dengan suara menggema walaupun hanya ditempati oleh 4 orang karena papa dan opa Feli yang semenjak dia kelas 6 SD telah meninggal karena kecelakaan mobil. Sedangkan oma Felicia atau ibunda almarhum papa Felicia meninggal saat Felicia duduk di taman kanak- kanak. Rumah yang hanya ditempati oleh Felicia,mama Felicia,dan oma Felicia alias ibunda mama Felicia serta opa Felicia atau ayahanda almarhum papa Felicia.

Teriakan masih menggema dari mulut gadis kelas 9 SMP yang akan menjalani ujian semester sebelum ujian nasional dan tryout di sekolahnya. Gadis SMP yang kini sedang kalang kabut mempersiapkan barang-barang untuknya nanti.

"Mam tas Feli di mana? Kok nggak ada di kamar Feli." tanya Felicia dari kamar sambil mencari tas sekolah miliknya.

"Udah di bawah, Fel dari malam setelah kamu selesai belajar lalu bawa turun." balas mama Feli dari arah ruang makan menunggu Felicia keluar dari kamar.

Setelah 5 menit Felicia turun dengan penampilan rapi dengan jas sekolah yang dia bawa ditangannya.

"Pagi mam." sapa Feli sambil terus mengecupi pipi mamanya.

"Pagi Fel." balas mama Feli sambil menuangkan nasi goreng kesukaan putrinya.

"Mama antar Feli sekolah sekalian ke toko?" tanya Feli sambil memenuhi pipinya dengan nasi goreng buatan mamanya.

"Iya Fel." jawab mama Feli sambil menuangkan minum ke gelasnya dan Feli.

"Berarti nanti Feli pulang ke toko dulu ya mam." balas Felicia sambil meneguk air di gelas yang telah dituangkan mamanya dan mulai berdiri ke tempat sepatu untuk memakai dan menyusul mamanya yang mulai masuk mobil untuk menyetir.

Setelah 5 menit perjalanan Felicia berusaha mencari topik pembicaraan untuk dibicarakan dengan mamanya.

"Mam boleh nggak kalau setelah Feli ujian semester kita ke kuburan papa?" ucap Feli sembari menolehkan kepala ke mamanya yang menyetir.

"Lihat keadaan dulu ya, Fel mama nggak janji tapi mama usahain." jawab mama Feli sambil masih fokus menyetir.

"Semoga mama bisa soalnya, Feli kangen sama papa." balas Feli sambil merayu agar mamanya segera mengiyakan.

"Iya Feli, tapi setelah pembagian raport ok?" ucap mama Felicia yang dibalas anggukan penuh semangat dan senyum dari Felicia.

Setelah 20 menit berlalu Felicia pun sampai di sekolahnya. Dia berpamitan dengan mengecup kening mamanya sekilas. Lalu dia berjalan menuju ke ruangan tempat ujian semesternya.Banyak pasang mata yang melihat Felicia kagum dan ada juga yang melirik sinis.

"Pagi Fel!" sapa Ashima temen sekumpulan Felicia dengan penuh semangat.

"Pagi juga. Gue mau langsung ke ruangan kumpul setelah pulang aja ya," ucap Felicia membalas sapaan dan memberitahu setelah pulang sekolah mereka akan berkumpul.

"Ok!" bales Angel, Ashima, Dina bersamaan.

Setelah mengatakan hal tersebut Felicia melanjutkan jalannya menuju ke ruangan yang akan dia tempati. Dia duduk diluar ruangan yang masih lumayan dekat dengan ruangannya. Dia mengecek dimanakah id card yang akan dia pakai nanti. Setelah mendapatkannya dia melanjutkan kembali perjalanannya untuk menuju keruangan yang akan dia tempati.

Felicia masuk ke ruangannya setelah menyapa orang yang telah sampai lalu mendudukkan dirinya tempat yang telah tertulis namanya. Dia menengok kesamping kursinya ternyata teman semeja-nya adalah adik kelas dan sialnya adalah cowok. Karena Feli terlalu malas berlama-lama untuk mengamati sekitarnya dia pun mengambil buku materi yang akan dijadikan ujian semester pada jam ini.

"Woy Fel, nanti join ya kita waktu ngerjain uraian." ucap Neil yang berada di belakang tempat duduk Feli yang merupakan teman sekelasnya. Felicia hanya membalas anggukan kepala sambil menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya yang artinya ok.

"Wah Lut, kakak kelas yang jadi teman semeja loe cakep bener deh." puji Arkan yang memasuki ruangan teman kelas sebelahnya.

"Yoi dong, Lutfi Cahaya gitu loh Ka." Lutfi membalas dengan nada sombong.

"Lumayan loe, Lut dapat bening bening disaat stress soal." ucap salah satu teman Arkan dan Lutfi.

"Awas aja tuh kakak kelas hari 3 ujian semester bakal gue pepet gimana pun caranya." ucap Arkan sambil melirik Feli dari atas sampai bawah.

"Pede amat loe, Ka dia aja udah terkenal dengan gadis es batu," ledek teman sekumpulannya.

"Pede dong jelas, gue bisa kali minta akun instagram dan nomornya sama semeja." balas Arkan sambil tersenyum nakal dan mengedipkan sebelah mata.

Kring...Kring...Kring...

Bel pertanda harus memasuki ruangan masing - masing pun berbunyi. Guru - guru yang akan menjadi pengawas setiap ruangan sudah mulai keluar sambil membawa beberapa map yang berisi kertas soal, lembar jawab, aturan selama ujian semester berlangsung, dan absensi setiap ruang.

Guru yang akan mengawasi ruangan Felicia telah datang membuat ruangan yang awalnya berisik dengan suara janjian untuk menyontek dan pembahasan lainnya pun seketika diam. Guru tersebut terlebih dahulu meminta untuk seisi ruangan membaca doa sesuai kepercayaan masing masing agar dapat mengerjakan dengan lancar.

"Siapa yang akan membimbing untuk melakukan doa di ruangan ini?" tanya guru berkacamata dan berbadan gendut itu.

"Itu bu guru. Murid yang duduk di pojok kanan dekat pintu dia ketua kelas." ucap salah satu anak perempuan yang duduk ditengah paling belakang.

"Ok, kamu yang duduk dekat pintu cepat pimpin doa," perintah guru gendut dan berkacamata dengan setengah berteriak.

"Baik bu, di tempat duduk siap grak. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing- masing dimulai," perintah anak cowok yang duduk dibelakang pintu kepada teman seruangnya.

Setelah 5 menit melakukan doa dilanjut dengan pembacaan aturan yang berlaku selama ujian semester berlangsung. Selesai dengan doa bersama dan pembacaan tata tertib yang berlaku keadaan ruangan seketika hening hanya ada suara tinta yang menghiasi lembar jawab.

"Woy Fel, woy join no 25 apa loe?" ucap anak lelaki ketua kelas tadi sambil berbisik dan berpura-pura menjatuhkan penanya.

"Nggak tau. Belum sampai sana." balas Felicia tanpa menoleh dan membalas dengan suara berbisik.

"Fel Feli." panggil Neil sambil sedikit menendang kursi yang dipakai Felicia. Dia hanya membalas dengan sedikit mendongakkan kepalanya lalu kembali menunduk. Neil tak henti hentinya berusaha untuk mencontek Feli dengan cara mengganggunya. Hingga tanpa disadari Neil guru pria botak dan kurus bak pensil itu sudah berdiri dibelakangnya.

Ehem panggil guru itu dengan berdeham untuk menyadarkan salah satu murid nakalnya ini.

" Eh ba--pak hehehe a--pa kabar pak? Baik pak?ini pak sa--ya cu--ma lagi pinjam pe--na milik Felicia saja kok pak." Neil terbata-bata, sedangkan Felicia yang berada didepan Neil menggigit bibir bawahnya menahan tawa dengan tingkah laku ajaib temannya satu itu.

"Benar Feli? Neil hanya ingin meminjam saja?" tanya guru itu sambil menatap Feli penuh selidik bermaksud agar muridnya mengatakan sejujurnya.

"Iya pak benar kok, maksud saya bener kalau Neil ingin mencontek saya." jawab Felicia jujur dan dibalas dengan ekspresi datar Neil, sementara Neil harus menahan umpatan didalam hatinya.

"Ya sudah, Feli kamu kerjakan sendiri apabila ada yang ingin mencontek atau teman semejamu meminta bantuan jangan mau." ucap guru pria itu menasehati Felicia.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 76 Pengumuman   06-25 15:17
img
1 Bab 1 1
21/09/2021
2 Bab 2 2
21/09/2021
3 Bab 3 3
21/09/2021
4 Bab 4 4
21/09/2021
5 Bab 5 5
21/09/2021
6 Bab 6 6
22/09/2021
7 Bab 7 7
25/09/2021
8 Bab 8 8
25/09/2021
9 Bab 9 9
26/09/2021
10 Bab 10 10
26/09/2021
11 Bab 11 11
27/09/2021
12 Bab 12 12
27/09/2021
13 Bab 13 13
27/09/2021
14 Bab 14 14
27/09/2021
15 Bab 15 15
27/09/2021
16 Bab 16 16
27/09/2021
17 Bab 17 17
27/09/2021
18 Bab 18 18
27/09/2021
19 Bab 19 19
27/09/2021
20 Bab 20 20
27/09/2021
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY