/0/21906/coverbig.jpg?v=8129e08c5be673a953fc32d0071ef17d)
Rama adalah seorang detektif yang mencari pembunuh adiknya, tetapi seorang Joana membuat konsentrasi Rama hilang.
Teriakan seorang perempuan menggema pada salah satu kamar di rumah mewah itu. Isakannya terdengar sangat memilukan. Tangan perempuan itu berkali-kali mencakar punggung lelaki yang menindih tubuhnya. Kakinya menendang-nendang tanpa arah, sekuat tenaga dia melawan. Namun, apalah daya. Dia adalah perempuan bertubuh kecil.
"Tolong, lepas ...!"
Sangatlah sulit menyingkirkan monster yang terus menekannya. Permohonan gadis itu untuk berhenti, sama sekali tak dipedulikan lelaki tersebut. Akan tetapi, Pukulan demi pukulan harus ia terima secara bertubu-tubi di wajahnya karena memberontak.
Perempuan itu kemudian diam dan pasrah karena pukulan yang sangat kuat menghantam mulutnya. Tangan lelaki itu mencengkeram lengan perempuan dengan sangat kuat sehingga kuku lelaki itu menembus kulit mulusnya.
Suara tawa layaknya iblis jahanam menggema di telinga sang perempuan. Ia tidak akan pernah lupa semua yang terjadi padanya. Kehormatannya telah terengut, menangis pun percuma. Lelaki itu tidak melepaskan raganya yang telah lemah. Ia terus menindas dan mengabaikan tubuh lemah perempuan itu.
Darah menetes di mulut perempuan itu dan juga merasakan pangkal paha yang sakit tak terkira. Pergelangan tangan yang dicengkeram dengan paksa, terasa kebas. Hanya air mata yang dapat mewakili perasaan sakitnya sekarang.
Setelah menyelesaikan hajatnya, lelaki tersebut menyeret tubuh perempuan muda itu keluar ruangan. Muka lebam, baju yang telah koyak, dan luka di sekujur tubuh menjadi pemandangan yang sangat memilukan di rumah besar itu.
"Kau pantas mati jalang angkuh! Dunia bukan tempatmu!" Suara penuh dendam dan amarah terdengar jelas dari pria itu.
Pria bertubuh besar itu memukul kepala sang perempuan, kemudian menjambak rambutnya. Tak berapa lama, pria kejam itu menyuntikkan obat bius ke lengan si perempuan. Beberapa saat kemudian, perempuan itu terkapar tak sadarkan diri.
Dua orang laki-laki bertubuh besar membopong perempuan itu ke mobil dan menaruh tubuhnya di bagasi. Begitu sampai di hutan, kedua lelaki itu membuang sang perempuan ke tempat yang jauh dari manusia.
"Aman?" Salah satu dari pria itu bertanya.
"Aman! Lima menit lagi dia pasti mati!"
Sebelum pergi, mereka memeriksa perempuan itu yang sudah tak berdaya. Mereka yakin jika korbannya akan mati keesokan hari karena obat bius yang diberikan melebihi dosis atau akan mati karena diterkam binatang buas. Setelah itu mereka pergi, meninggalkan tubuh tak berdaya itu sendiri.
Sinar matahari dari celah pohon yang besar membuat perempuan tersebut sadarkan diri. Ia meraba seluruh tubuhnya yang sudah tak ada daya lagi. Perempuan tersebut berusaha untuk menyeret tubuhnya keluar dari reruntuhan dahan pohon dan dedaunan.
Sakit yang ia rasakan di sekujur tubuh tak seberapa dibanding dendamnya kepada iblis yang telah merengut kesuciannya. Dengan derai air mata dan tenaga yang tersisa, perempuan tersebut berusaha untuk bangkit.
Ia berhasil berdiri. Namun, perih yang ia rasakan bagian bawah tubuhnya, membuat perempuan itu sangat sulit untuk berjalan. Ia terjatuh, kemudian bangkit lagi. Setelah beberapa langkah, ia tak sanggup melanjutkan perjalanan.
Perempuan itu bersandar di pohon besar. Dia melihat sekeliling. Hutan belantara tanpa penghuni. Mungkin juga ada binatang buas di tempat ini. Namun, rasa takut sudah tidak dihiraukan lagi. Lebih baik mati diterkam binatang buas daripada harus hidup menanggung malu.
Beberapa saat kemudian, ada suara tapak kaki. Ia waspada. Dalam benaknya berpikir jika itu suara binatang buas. Ia pasrah jika harus mati saat itu juga. Jikapun harus hidup, sudah tak ada gunanya lagi. Perempuan itu memejamkan mata. Pasrah. Namun, teriakan seorang wanita mengejutkannya.
"Mayat!"
Wanita tua itu melemparkan kayu yang dipanggulnya, kemudian berlari untuk menolong perempuan tersebut. Ia adalah warga desa yang sedang menebang kayu. Perempuan tersebut merasa aman saat ini. Ada seseorang yang melihatnya dan akan menyelamatkannya.
Rupanya, wanita itu tak sendiri. Ia bersama dua orang laki-laki separuh baya yang datang menghampiri. Mereka berusaha untuk membantu. Salah seorang di antara mereka lari ke desa untuk segera meminta bantuan.
"Dia masih hidup," kata wanita renta itu.
"Ru-rumah cat hijau, blok Golden Flower ...," gumam perempuan tersebut sebelum pingsan kembali.
"Apa katanya?"
"Itu mungkin rumahnya!"
"Kita harus ke sana!"
"Itu jauh di kota."
"Kita harus kasih tau keluarganya."
Suara bersahutan
memperdebatkan kalimat terakhir perempuan tersebut.
Gaza dan Clara terpaksa menikah karena suatu kejadian. Mereka menjalani rumah tangga dengan terpaksa, hingga keduanya menyadari jika mereka telah jatuh cinta sedari awal. Namun, masalah demi masalah muncul ketika mereka telah menyatakan cinta satu sama lain.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"