/0/21988/coverbig.jpg?v=5dc0cc6986992f858c26e29a23e8b701)
Siapakah sebenarnya Reza? Seorang Mafia yang sangat berkuasa atau Pria yang terluka?Maya terjebak dalam labirin cinta dua wajah. Kekerasan dan Cinta aneh yang sarat dengan rahasia.
"Maya, kamu nggak lupa kan, ada acara makan malam dengan klienku malam ini di Resto favorit kita?" Suara lembut Dimas, suaminya, memecah keheningan di meja makan pagi itu. Dia tampak seperti biasa: rapi, fresh, dan penuh perhatian. Ya, Dimas adalah seorang pria sempurna di mata banyak orang, Tapi sayang sekali, tidak di mata istrinya sendiri.
"Tentu saja nggak dong Mas, kau pikir aku udah pikun apa?" jawab Maya dengan senyum tipis yang sulit diterjemahkan. Di balik tatapannya yang tampak manis, pikirannya melayang jauh.
Baru tadi malam ia pulang ke rumah dengan napas terengah, sepatu hak tingginya dia tenteng di tangan supaya Langkah-langkahnya tidak terdengar para penghuni rumah. Gaun yang membalut tubuhnya sedikit tampak kusut. Sementara Dimas sudah tertidur lelap saat Maya menyelinap masuk ke kamar tidur mereka, menghapus semua jejak petualangannya.
Pagi itu, Dimas tak menunjukkan tanda-tanda kecurigaan. Bahkan, dia sempat mencium kening Maya sebelum berangkat ke kantor. Sesaat setelah pintu tertutup, Maya menghembuskan napas panjang. Ponselnya bergetar di atas meja. Nama "Kang AC" berkedip di layar.
"Aku bener bener nggak bisa berhenti mikirin kamu, Maya," suara berat seorang pria di ujung telepon membuat Maya tersenyum. Senyum yang nakal, liar serta penuh kemenangan.
"Reza, jangan telepon pagi-pagi begini lagi, untung suamiku sudah pergi." tegurnya dengan nada setengah berbisik.
"So, kapan kita ketemu lagi cantik? Semalam terlalu singkat, aku udah kangen tau."
Maya memejamkan mata, membayangkan tangan pria itu yang masih meninggalkan jejak hangat di tubuhnya. "Santai aja, aku akan atur waktunya. Aku harus pergi sekarang. Dan ingat, jangan menghubungiku sebelum aku menghubungi mu. No chat or call." Tanpa menunggu jawaban, Maya menutup telepon.
________________________________________
Hari itu, Maya menemui seorang teman lamanya di sebuah kafe mewah di tengah kota. Keira, sahabat yang sudah tahu terlalu banyak tentang kehidupan rahasianya.
"Kamu gila, May. Aku nggak ngerti kenapa, kok bisa-bisanya kamu ambil risiko kayak gini, ckckck" Keira menggelengkan kepala sambil menyeruput latte-nya. "Dimas itu suami idaman banyak perempuan lho. Kamu udah punya segalanya. Se ga la nya!... You udah punya segalanya Nyonya Maya. Tapi, haduuuuh... malah main api. Bagi bagi dong? Hahaha."
Maya tersenyum sinis. "Apa artinya 'punya segalanya' kalo aku nggak merasa hidup, Kei? Aku butuh lebih dari sekadar perhatian yang membosankan itu."
Keira menggeleng lagi, kali ini lebih pelan. " Serah lah. Tapi sampai kapan kamu mau terus begini hah? Apa kamu nggak takut ketahuan?"
"Hmmp...Aku bukan orang bodoh kalee," potong Maya. Matanya tajam. "Aku tahu cara mainnya. Aku tahu batasnya, dan aku tahu pantangannya."
Keira terdiam. Dia tahu bahwa memperingatkan Maya sama halnya seperti berbicara pada tembok. Maya terlalu licik dan terlalu percaya diri untuk takut.
________________________________________
Malam harinya, Maya bersiap untuk acara makan malam bersama Dimas. Gaun hitam elegan membalut tubuhnya yang sempurna, wajahnya dipoles dengan riasan tipis namun memukau. Dimas menatapnya sejenak, tersenyum bangga.
"Kamu selalu berhasil bikin aku nggak bisa berhenti bersyukur punya istri seperti kamu," katanya sambil menggenggam tangan Maya.
Maya hanya tersenyum kecil. Hatinya berdebar, tapi bukan karena Dimas. Sebuah pesan masuk ke ponselnya beberapa saat sebelum mereka keluar rumah.
Kang AC: "Aku sudah standby di restoran yang kamu maksud. Jangan berpura-pura nggak lihat aku."
Maya menggigit bibirnya, mencoba menenangkan diri. Dimas yang duduk di sebelahnya tidak menyadari ada perubahan gestur kecil di wajah istrinya. Dalam perjalanan menuju restoran, Maya sibuk menyusun rencana.
________________________________________
Restoran itu penuh dengan klien dan kolega Dimas. Maya memainkan perannya sebagai istri yang sempurna dengan mulus. Dia tersenyum, tertawa pada saat yang tepat, dan menjadi pusat perhatian dengan kecantikannya yang sangat memukau. Tapi setiap kali dia melirik ke sudut ruangan, tatapan Reza sudah menunggunya.
Ketika Dimas sibuk berbicara dengan salah seorang klien, Maya perlahan menyelinap keluar menuju toilet. Detik berikutnya, sebuah tangan menariknya ke lorong sempit di belakang restoran. Reza berdiri di sana, menatapnya dengan penuh gairah.
"Kamu gila, Reza. Kalau Dimas lihat..." bisik Maya panik.
Reza hanya tersenyum, menarik tubuh Maya lebih dekat. "Kamu nggak bisa lari dariku, Maya. Kamu tahu itu 'kan?"
Maya merasa jantungnya berdetak kencang. Dia ingin menolak, tapi daya tarik Reza terlalu kuat. Dan entah siapa yang memulai, bibir mereka pun berpagutan liar. Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara Dimas memanggil dari kejauhan.
"Maya? Kamu di mana?"
Tubuh Maya menegang. Dia mendorong Reza menjauh dengan cepat dan melangkah kembali ke restoran dengan senyum yang sudah terlatih. Dengan perlahan dia mengatur nafasnya yang sudah bermuatan nafsu. Dalam hatinya, dia tahu, batas yang dia kira mampu dikendalikan, kini perlahan mulai kabur, "persetran dengan batas." kata hatinya menenangkan.
Di ruang makan, Maya kembali duduk di sebelah Dimas dengan senyum yang sama, tetapi kali ini tangannya sedikit gemetar saat memegang gelas wine. Reza masih duduk di sudut, mengangkat gelasnya seolah memberi salam diam-diam. Maya berusaha mengabaikan, tetapi tatapan pria itu membakar seperti api yang tak padam.
"Kamu ini kenapa, Maya?" tanya Dimas saat mereka kembali duduk. Mata pria itu penuh perhatian, tapi juga sedikit curiga.
"Aku cuma merasa sedikit pusing. Mungkin karena terlalu banyak duduk tadi," jawab Maya ringan. Tangannya meraih tangan Dimas, berusaha meyakinkan.
Dimas tersenyum kecil, tapi dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan. Dia sesekali melirik ke arah Maya, mencoba menangkap sesuatu yang tidak biasa pad diri dan tingkah Maya yang sedikit berbeda dari biasanya. Tapi Dimas tak menemukan jawabannya.
Sementara Maya berusaha menenangkan napasnya, tetapi pikirannya terus terbayang satu kalimat yang dilontarkan Reza sebelum dia pergi: "Kamu tahu, ini baru permulaan."
Kisah penuh intrik dan tipu daya tentang rahasia yang selalu mengalir dan tak dapat dihentikan, Nafsu yang terus bergolak, serta upaya putus asa untuk mencari kendali di ambang kehancuran. Ketika semua pintu terbuka, pilihan terakhir akan menentukan untuk pergi, bertahan, atau terperangkap selamanya.
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?