Malam itu, dia dihadapkan pada pilihan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya-menjadi pelayan untuk seorang pria yang bahkan namanya pun belum pernah ia dengar sebelumnya, meskipun keluarga Valen sudah lama dikenal di seluruh kota ini. Aeliana mendengus pelan. Dunia sepertinya telah mengatur jalannya, mempermainkan takdirnya dengan cara yang lebih kejam dari yang bisa ia bayangkan. Semuanya dimulai beberapa bulan lalu, saat Zorian Valen, pria yang telah mencuri hatinya sejak mereka masih kecil, mulai berubah.
Zorian, yang dulu adalah teman terbaiknya, kini menjadi sosok yang berbeda. Dingin, penuh rahasia, dan tak pernah menunjukkan sisi lemah sedikit pun. Bahkan ketika Aeliana berusaha mendekatinya, dia hanya akan menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ia baca. Ada sesuatu yang berubah dalam diri Zorian, dan Aeliana merasa itu berkaitan dengan kembalinya kakak tiri Zorian, Orion Valen. Pria itu tidak hanya membawa kekuasaan baru bagi keluarga Valen, tetapi juga sesuatu yang jauh lebih mengganggu-sebuah kekuatan gelap yang mulai mengubah Aeliana.
Panggilan untuk menemui Orion datang tiba-tiba, membuatnya terpaksa menanggalkan pakaian malam yang biasa ia kenakan untuk menyambut tamu yang datang. Kamar itu terasa semakin sempit, udara semakin berat. Dia tahu malam ini akan berbeda. Semua ini bukan sekadar tentang pekerjaan, tentang tugas yang biasa dilakukan oleh pelayan-pelayan keluarga Valen. Tidak. Ini adalah malam yang akan mengubah segalanya.
Ketika Aeliana memasuki ruangan besar di ujung lorong panjang, matanya langsung tertuju pada sosok pria yang duduk di kursi kulit hitam, dikelilingi oleh beberapa lampu redup. Pria itu, Orion, tidak menoleh saat dia masuk. Semua terasa seperti mimpi buruk. Matanya yang tajam memandang ke depan, seolah tidak peduli pada kehadirannya, namun Aeliana tahu, dia sedang diam-diam mengamati setiap gerakannya.
"Selamat datang, Aeliana," suara Orion memecah kesunyian. Suaranya dalam dan penuh kekuasaan, seolah setiap kata yang keluar dari bibirnya bisa membuat seseorang tunduk tanpa syarat. Aeliana menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan kegelisahan yang semakin meningkat. Nama itu, suara itu, terasa asing namun sudah tidak asing lagi.
"Apa yang bisa saya bantu, Tuan Valen?" tanyanya, meskipun hatinya berdegup kencang.
Orion menatapnya dengan tatapan yang penuh makna, seolah menimbang-nimbang sesuatu di dalam pikirannya. "Malam ini, Aeliana. Saya ingin Anda menemani saya," jawabnya dengan nada datar. Tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, dia menepuk kursi kosong di sebelahnya, mengisyaratkan agar Aeliana duduk.
Dia tahu ia tidak punya pilihan. Meskipun hatinya berontak, tubuhnya bergerak tanpa bisa dicegah, berjalan menuju kursi itu. Begitu Aeliana duduk, ada ketegangan yang menggantung di udara, antara dua jiwa yang saling mengerti tanpa kata.
"Zorian akan kecewa mengetahui Anda berada di sini malam ini," ujar Orion, tiba-tiba. Itu bukan sebuah pertanyaan, tetapi sebuah pernyataan yang disampaikan dengan nada penuh perhitungan.
Aeliana menelan ludah. "Dia... tidak tahu apa-apa," jawabnya dengan suara pelan. "Saya di sini hanya untuk melakukan tugas saya."
Orion tersenyum samar. "Tugas yang akan mengubah segalanya, Aeliana."
Kata-kata itu menghantamnya seperti petir yang tak terduga. Aeliana merasakan seluruh tubuhnya menegang. Sesuatu di dalam dirinya menyadari bahwa malam ini bukan hanya tentang menjadi pelayan. Ini adalah titik balik dalam hidupnya. Keputusan yang akan membawa dirinya lebih dalam ke dalam dunia yang lebih gelap daripada yang bisa ia bayangkan.
Tapi apa pilihan yang dia punya? Keluarga Valen adalah dunia yang tak bisa ia hindari. Tak peduli seberapa keras ia berusaha, mereka akan selalu menemukannya. Dan Zorian-Zorian yang ia cintai sejak dulu-tidak akan pernah tahu apa yang terjadi malam ini.
Namun saat Orion menatapnya dengan tatapan penuh arti, Aeliana merasa dirinya tak akan pernah bisa lepas dari jeratan ini. Semua sudah dimulai. Semua sudah terlambat.
Akan tetapi, apakah ini jalan yang ia pilih? Atau adakah sesuatu yang lebih gelap sedang menunggunya di balik pintu yang terbuka malam ini?