/0/22505/coverbig.jpg?v=b5152182d0c7db7c5dfe65523344203f)
Empat tahun! Kau memisahkanku dari putraku selama 4 tahun!" "Kau tidak menginginkannya." "Dan dari mana kesimpulan lancang itu berasal? Aku akan melawanmu di pengadilan dan memastikan bahkan hakim sekalipun tidak akan bisa memihakmu meski kau ibunya!"
"Dira, istrimu, dia berhasil ditemukan."
Ethan mematung. Mendengar nama itu disebutkan hanya membuat kemarahannya tersulut. Ia mengangkat kepala, menatap pengacaranya dengan mata menyipit. "Kalian berhasil menemukannya?" tanyanya ragu. Selama 5 tahun menghilang tiba-tiba saja wanita itu muncul? Bagian dirinya yang selalu bersikap sinis dengan kejam mengatakan kalau sesuatu pasti terjadi.
Dira menghilang dan itu keputusannya, Ethan sama sekali tidak berminat mencarinya. Untuk apa? untuk memberi wanita itu kepuasan karena berhasil membuatnya bertekuk lutut? Itu tidak akan pernah terjadi.
"Ingat pabrik roti yang waktu itu kita kunjungi?"
Ethan mengangguk kaku. Beberapa waktu lalu ia memang mengunjungi pabrik roti yang baru saja resmi didirikan. Tempatnya di pelosok, jauh dari kehidupan perkotaan. Bukan pilihan yang akan dibuat siapapun yang terbiasa dengan kehidupan kota dan ia tahu Dira bukan wanita yang terbiasa dengan kehidupan desa.
"Dia ada di sana."
"Dia apa?" tanyanya, memastikan pendengarannya tidak bermasalah.
Jack mengangguk, meyakinkan keraguan Ethan.
"Dia ada di sana Ethan, tinggal di sebuah ruko sederhana bertingkat dua yang dijadikan sebagai tepat tinggal sekaligus tempat usaha."
Ethan terhenyak di kursinya. Jadi wanita itu sengaja menghilang demi tinggal di pedesaan? Itu keputusan yang buruk dan sama sekali tidak seperti Dira. Ethan mengusap-usap dagunya. Kenapa? Pertanyaan itu menari-nari di kepalanya dan tanpa mampu mencegah kemarahan menggelegak memenuhi darahnya.
Harga dirinya terluka. Setelah semua yang ia lakukan untuknya, wanita itu membalas kebaikannya dengan pengkhianatan dan jika Dira pikir ia akan memaafkan dan melupakan semua penghinaan yang dilakukanya, Dira jelas tidak mengenalnya dengan baik.
"Kenapa dia tinggal di sana?"
Jack menyuarakan apa yang sekarang bersarang di benaknya.
"Maksudku, dia benar-benar tahu memilih tempat untuk menghilang. Kita mencari semua tempat yang mungkin dikunjunginya kecuali tempat kumuh dan terpencil seperti itu. Siapa sangka," gumam Jack mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Aku ingin lokasinya, Jack," ucap Ethan setelah hening beberapa saat.
Jack menatapnya dengan alis melengkung. "Tentu, tapi boleh aku bertanya apa yang akan kau lakukan begitu berhasil menemukannya?"
"Ouh, itu sesuatu yang tidak ingin kau ketahui, percayalah," seringai Ethan. Ia berjalan keluar meninggalkan Jack yang melongo.
***
"Ini lezat sekali Mbak, bahkan lebih lezat dari toko kue yang baru saja berdiri itu."
Dira tertawa renyah mendengarnya. "Aku senang ada yang menganggap seperti itu," ujarnya dengan mata berbinar. Dira mulai memajang kue-kue yang baru dikeluarkan dari pemanggang dan menyusunnya rapi dalam etalase. Aroma yang membuat air liur meleleh dalam sekejap memenuhi ruangan.
"Kubilang juga apa, tangan Mbak itu ajaib. Gen heran, bagaimana bisa Mbak membuat kue selezat ini padahal tidak pernah sekolah secara khusus. Apa itu yang dinamakan bakat alami?"
Dira mengulum senyum. Ia mungkin tidak pernah mengikuti sekolah resmi secara khusus, tapi tahun-tahun penuh kesepian yang dilaluinya telah membuka pikirannya. Ia harus melakukan sesuatu sebelum menjadi gila dan saat itu pilihannya jatuh pada kursus memasak. Dira belajar langsung dari ahli terbaiknya meski keputusan itu akhirnya menjadi perdebatan panjang yang hanya menjelaskan betapa berbedanya mereka berdua.
"Mbak melamun lagi."
Dira tersentak, ia memaksa senyumnya. "Tolong ambil kue-kue yang ada di dapur. Kurasa hari ini kita akan sibuk melayani pelanggan jika yang kau katakan benar," ujarnya menggoda, membuat gadis remaja itu tertawa.
"Siap Bos!"
"Terima kasih, Gen."
Dira kembali sibuk dengan pekerjaannya. Ia begitu terhanyut dalam kegiatannya sampai-sampai tidak mendengar suara mobil yang meraum dan saat ia menyadarinya semua sudah terlambat. Dira mengeluarkan suara tercekik saat menyadari siapa pemilik mobil sport merah yang berhenti tepat di depan tokonya.
Waktu seolah berhenti.
Udara seolah ditarik paksa dari paru-parunya.
"Jadi kehidupan seperti inikah yang kau inginkan begitu meninggalkanku?"
Dira nyaris menjerit. Wajahnya pucat pasi mana kala sepasang visual tajamnya menatap nanar tubuh tinggi berotot dengan wajah teramat tampan dan tatapan tajam mengintimidasi itu berjalan ke arahnya. Tubuhnya bereaksi terhadap kehadiran pria itu, tapi Dira mengusirnya dengan ganas.
Sejak dulu yang diinginkan pria itu hanyalah hubungan fisik, tidak lebih. Baginya Dira tidak lebih dari seorang istri pajangan yang sesekali harus ditunjukkan. Mengabaikan detak jantungnya yang berdentam mengerikan Dira memasang wajah dinginnya. Kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuh saat memaksa bibirnya terbuka.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus. "Kau tidak mungkin datang hanya untuk menemui mantan istrimu bukan?"
Ethan tersenyum, tapi senyum itu tidak menyentuh matanya. Mata yang dulu selalu berhasil membuat Dira terpesona.
"Apa kau tidak merindukan suamimu ini, Sayang?"
"Kau bukan suamiku, kita sudah bercerai!"
Semua keriangan yang mewarnai wajah Ethan menguap. Matanya berkilat-kilat.
"Kau masih istriku entah kau menyukainya atau tidak!"
"Tidak, pengacaraku sudah-"
Ethan mengibas tangannya acuh. "Tidak ada perceraian selama aku belum menandatangani suratnya."
Kemarahan dengan mudah menguasai Dira. Selama 5 tahun dia berusaha bangkit dan menata hidupnya yang hancur. Tidak mudah, tapi Dira berhasil bertahan. Jadi, dia tidak akan pernah membiarkan dominasi pria itu kembali menguasainya.
"Aku bukan istrimu, aku hanya porselen yang sesekali kau hias dan kau gunakan dan aku sudah muak dengan peran itu jadi sebaiknya kau pergi dari sini!"
Ketakutan merambati pembuluh darahnya saat ingat rahasia yang dengan sengaja ia sembunyikan. Dira mulai berdoa dalam hati semoga Ethan tidak akan pernah mengetahuinya.
Namun, alam seolah berkonspirasi mengejeknya karena rahasia yang ia sembunyikan mendadak menunjukkan diri.
"Mommy!"
Tiba-tiba sepasang tangan mungil sudah memeluk erat kakinya. Mengabaikan tatapan tajam yang ditunjukkan Ethan Dira berhasil menunduk dan tersenyum pada putranya.
"Hai Sayang, Mommy sedang punya tamu apa kau mau bermain bersama auntie Gen sebentar?"
Gadis itu muncul, tersenyum pada Noah. "Ayo, Noah, ada kue lezat menunggumu."
Ethan memandang Noah dan melihat mata biru itu membelalak. Ia tidak harus menunduk untuk mengetahui kalau sekarang mata polos putranya juga pasti tengah menatap Ethan dengan mata biru yang persis sama.
Ethan menatap Noah untuk waktu yang terasa selamanya. Dia mengerutkan dahi terlihat seolah-olah ditinju... terlihat kebingungan, kemudian dia memandang Dira mulai mencerna situasi yang terjadi.
Mata Dira terpejam, wajahnya sepucat mayat. Panik. Bersalah.
Dalam sekejap, sesuatu di mata Ethan berubah menjadi dingin dan Dira pun tahu kalau pria itu tahu.
Hannah yang berprofesi sebagai perancang gaun pengantin dipaksa Sebastian menjadi pengantin pengganti demi menjaga harga diri pria itu. Keadaan semakin rumit saat kekasih Sebastian kembali muncul dengan sebuah misi dan Hannah menemukan dirinya bertarung melawan wanita itu demi menyelamatkan Sebastian. Yang tidak diduga Hannah adalah misi ini mungkin akan melibatkan perasaannya dan saat semua rahasia akhirnya terbongkar Hannah mungkin telah menghancurkan apa yang paling penting dalam hidupnya.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.