/0/22772/coverbig.jpg?v=e46496a6b33705989b174e47bb935022)
Sean Axel William, sang pewaris Grup William yang terkenal dengan tangan dinginnya dalam bisnis. Semua orang memuja dan berusaha menjeratnya, termasuk dari kalangan selebriti wanita. Dia sungguh muak, sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang perempuan unik yang menarik perhatiannya. Kali ini, sang pewaris berusaha menjerat seorang perempuan dan menjadikannya pelabuhan akhir. Berhasilkah dia?
Manhattan, USA. | 22.53 PM.
Suara musik menghentak begitu kencang namun tidak memekakkan telinga. Justru sebaliknya, musik dengan kencang seperti ini seolah membuat tempat yang di singgahi terasa begitu menyenangkan dan terasa hidup. Para pelayan tampak hilir mudik mengantarkan pesanan.
Aroma tembakau mahal yang dibakar seketika masuk ke dalam indra penciuman, disertai dengan dentingan gelas sloki yang berisikan wiski, tequila, vodka, dan anggur sehingga mengimbangi suara musik. Ini adalah acara ulang tahun yang tergolong masuk kategori mewah. Bahkan yang di undangnya adalah orang-orang berjas dan berdompet tebal.
Laki-laki dengan balutan kemeja press body itu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa yang berada dalam ruangan private yang sudah dipesan secara sengaja oleh rekan kerjanya. Matanya berkilat tajam sembari memerhatikan para perempuan yang sengaja disewa untuk menyenangkan pelanggan.
Sampai seorang laki-laki yang memiliki kulit gelap dan berseragam pelayan itu menyerahkan satu gelar anggur. "Ini anggur Anda, Mr. William."
Dia Sean Axel William, laki-laki dengan sejuta pesona yang mampu membuat perempuan mana pun bertekuk lutut terhadapnya. Tampan, mapan, berpedidikan, tegas, berwibawa, dan dia juga berasal dari keluarga terpandang, memiliki kekayaan yang mampu menembus majalah Forbes.
Sean menatap laki-laki di depannya dengan pandangan menelisik. Menurut pendapat Sean, laki-laki itu lebih cocok menjadi polisi karena wajahnya terlihat menyeramkan saat ditatap. "Kau lebih cocok menjadi seorang Polisi dari pada pelayan bar seperti ini."
Laki-laki itu tersenyum kecil dan kembali bertugas saat Sean melambaikan tangannya, pertanda kalau Sean menyuruhnya untuk pergi.
Suasana seperti ini sebenarnya bagi Sean kurang bagus untuk dijadikan tempat ulang tahun. Tapi beginilah gaya ulang tahun masyarakat modern, tidak hanya meniup lilin dan memotong kue bersama orang terkasih. Tapi yang terjadi adalah big party yang diselenggarakan di tempat kelas atas. Kegiatan seperti ini sudah lumrah bagi bangsa Barat atau pun bangsa Eropa, seakan kau bebas melakukan apa pun ketika kau memiliki uang.
"Kudengar kau memiliki hubungan dengan Model dari Chicago itu? Kalau tidak salah namanya Zara Mellano, right?" Julian Antonio bekata setelah menyesap anggurnya. Laki-laki itu mengidikan bahunya dengan acuh saat Sean tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Dari media mana kau mengetahui berita bodoh itu? Biar aku tuntut medianya." Sean mengeraskan rahangnya saat berita mengenai dirinya dan Zara selalu memenuhi tagar di media sosial. Dia menghadap untuk menatap Julian sebelum berkata, "Dengar Jul, aku tidak sedang dekat dengan siapa pun untuk saat ini. Dan mungkin berlaku untuk kedepannya juga."
Julian menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Kau ini kenapa sih? Kau tidak buta perihal meneliti perempuan kan, Sean? Menurutku Zara Mellano itu tipe perempuan yang sempurna," papar Julian dengan senyum lebarnya.
Bagi Julian Sean itu sangatlah aneh, saat diberi umpan yang luar biasa justru malah menolaknya begitu saja. Apalagi kali ini yang ditolaknya dengan mentah-mentah adalah seorang Model ternama.
"Jika kau mau, pacari saja dia, semudah itu." Sean menjawab dengan pendek.
"Tidak setuju. Karena menurutku Zara Mellano terlihat lebih cocok denganmu," balas Julian, kemudian laki-laki itu mengangkat gelas sloki untuk menyesap anggurnya.
Sean menggeleng dan menatap Julian dengan malas. Sepupunya itu selalu saja seperti ini jika ada berita tidak jelas mengenai dirinya. Selalu heboh jika ada berita scandal yang menyangkut namanya. Sedari dulu Sean tidak pernah tertarik untuk terlibat dalam publik apalagi dengan berita tidak jelas seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini.
*
Willian Group, Manhattan, USA. | 09.11 AM.
Pagi yang cerah setelah malam yang panjang. Sean mengetuk pena di atas meja, matanya menatap beberapa gedung yang menjulang di hadapannya. Ruangan kerjanya berada di puncak perusahaannya, namun untuk yang memiliki riwayat penyakit jantung jangan harap bisa menginjakkan kakinya di tempat ini.
Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Sean mengizinkan orang di balik pintu itu masuk sehingga berjalan menghadapnya membawa satu map berwarna biru gelap yang didominasi oleh warna emas berkilau melambangkan William Group.
"Ini Pak, laporan mengenai proyek yang Anda minta." Laki-laki paruh baya itu dengan sopan menyerahkan map di tangannya.
Sean menerima uluran map itu dari tangan pekerjanya. Matanya fokus membaca berkas-berkas yang ada di dalamnya. Laki-laki itu melingkari ejaan yang kurang tepat menggunakan pena yang di tangannya.
"Perbaiki lagi, kalau masih salah. Pintu keluar William Group masih terbuka lebar," kata Sean dengan nada suara yang dingin. Menyerahkan kembali map tersebut dan menyuruh laki-laki paruh baya itu keluar.
Sean membuka Mackbooknya untuk melihat perkembangan perusahaan. Semenjak Ayahnya pensiun sebelum waktunya, semua tanggung jawab perusahaan diambil alih olehnya. Mungkin Addison akan meluangkan waktunya sekedar melihat-lihat hasil kerjanya selama ini. Setelah lulus kuliah, Sean sudah harus mengorbankan kebebasannya untuk ini.
Dulu William Group hampir bangkrut karena ada salah satu orang kepercayaan Ayahnya menggelapkan uang perusahaan yang berjumlah miliyaran dolar. Dan yang mengatasi hal itu adalah Sean, menguras banyak tenaga serta pikiran untuk mencari jalan keluarnya.
Setelah mengetahui keperibadian Sean yang jauh lebih menyeramkan dibandingkan dengan Addison. Membuat semua orang yang bekerja di bawah perusahaan William Group harus menyiapkan mental untuk mendengar ucapan galak dan ketus Sean setiap harinya.
Tangannya menari lincah di atas keyboard harus terhenti saat suara dering ponsel menjadi nada yang terdengar riang dalam ruangan senyap dan hening ini. Sean hanya melirik ponsel mahalnya yang menyala dan nama Julian tertera di sana. Membuat Sean mengabaikannya, sudah kebiasaan Julian meneleponnya disaat jam kerja seperti sekarang ini.
Lima panggilan tidak Sean jawab. Sehingga beberapa menit kemudian datanglah satu pesan yang kembali membuat layar ponselnya menyala.
Julian Antonio : Aku hanya mengingatkanmu, nanti siang ada pameran di Galeri Seninya Paman Rodrigo. Kalau kau masih ingin bertemu dengan seniman itu, maka ikutlah nanti siang bersamaku. Pukul satu nanti aku akan ke kantormu.
Sean mengangkat pergelangan tangannya yang dihiasi oleh jam tangan yang harganya selangit. Modelnya terlihat simple namun tidak menghilangkan kesan elegan pada jam tersebut. Sekarang sudah pukul sebelas siang, ternyata dia sudah lama berdiam diri di kantor. Dengan cepat dia mengetikkan balasan pesan Julian.
Sean Axel : Aku akan ke tempatmu, kau masih berada di kantor?
Tidak lama muncul balasan yang mengatakan kalau Julian masih berada di kantor. Sean menutup Mackbooknya dan mengambil jas berwarna navy yang tersampir di kursi kerjanya. Tidak lupa memakainya dan segera meninggalkan ruangan.
Sean tersenyum kecil, tidak lama lagi dia akan bertemu dengan seorang seniman yang sudah sejak dulu ingin dia ketahui. Kabar kalau seniman itu akan datang di acaranya yang kali ini, membuat Sean semangat.
"Tunggu aku, Sands Of Time. Apa pun jenis kelamin dirimu, akan aku temukan."
Adriano Hanggara, seorang bussines man yang dikenal kaku dan dingin oleh sekumpulan perempuan yang mengidolakannya. Kaya raya, pintar, berwibawa dan rupawan adalah karakter seorang Adrian. Sampai suatu hari sang Ibu menjodohkannya dengan seorang perempuan; Marinka Robinson yang tidak menarik di mata Adrian, perempuan yang begitu jauh dari standar kriteria calon istrinya. Sampai mereka menikah dengan terpaksa, pahitnya berumah tangga tanpa cinta mereka rasakan. Sehingga perempuan dari masa lalu Adrian kembali dan menghancurkan apa yang sedang mereka jalani. Lantas bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah Adrian mempertahankan Marinka di sisinya? Atau membiarkan perempuan itu pergi?
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."