/0/2396/coverbig.jpg?v=c197bafd80c6ed28e37ed5b4269ff23d)
Karena salah paham, Eudora harus menjadi tawanan dan disiksa oleh Legolas sebagai pembalasan dendamnya. Hidup Eudora mengalami masa lebih baik mati daripada hidup tersiksa. Sampai suatu hari kebenaran terungkap jika Eudora ternyata adalah malaikat yang menyelamatkan hidup Legolas. Eudora membenci Legolas dan kecewa padanya. Apakah mereka akan bersatu atau justru menjad musuh abadi?
"Jangan! Aku tidak mau ikut kalian! Pergi! Jangan ikuti aku!" Eudora terus berlari menghindari tiga orang pria misterius yang terus mengejarnya.
Eudora tidak tahu kenapa dia bisa dikejar-kejar oleh orang yang tak ia kenal. Ketiga pria itu mengenakan pakaian serba hitam serta kacamata hitam dan terdapat sebuah earphone di telinganya.
Eudora rasa ketiga pria itu diperintahkan oleh seseorang untuk menangkapnya. Dan dilihat dari pergerakan mereka, nampaknya mereka adalah profesional yang sudah terlatih.
"Aku harus mencari sebuah cara untuk mengelabuhi mereka!" gumam Eudora yang terus berlari tanpa henti.
Gelapnya malam mungkin akan membuat orang kesulitan melihat di tempat gelap. Jadi Eudora pikir jika dirinya bisa masuk ke dalam hutan yang letaknya tak jauh dari posisinya saat ini.
Harusnya setelah pulang bekerja part time Eudora saat ini sudah beristirahat di rumahnya. Namun sekarang ia terlibat masalah dengan pria yang tak ia kenali.
Nafasnya memburu dengan keringat yang membasahi wajahnya yang cantik dan tubuhnya bisa dibilang body goal. Kaki kecilnya yang jenjang sudah mulai tidak kuat berlari lagi ditambah tak ada seorangpun yang dapat ia mintai bantuan.
"Astaga Tuhan! Apakah aku akan berakhir dalam cengkeraman orang-orang ini?" ujar Eudora yang hampir menyerah.
Namun saat Eudora sudah tiba di ambang hutan ia menjadi bersemangat kembali. Eudora langsung menambah kecepatannya sehingga kini ia berhasil masuk ke dalam hutan dan bersembunyi di semak-semak.
Benar dugaan Eudora jika di hutan tidak ada penerangan dan gelap. Eudora hanya bisa mengandalkan keberuntungannya kali ini. Ia terduduk lemas dan terus berdoa pada Tuhan.
'Tuhan tolong selamatkan aku! Aku tidak ingin ditangkap oleh mereka!' batin Eudora dengan tubuh yang gemetaran.
Eudora melihat ketiga pria misterius itu yang kini berada tepat di belakang semak tempatnya bersembunyi. Eudora langsung mematung dan tak ingin membuat suara.
"Sial! Dia malah membawa kita ke hutan! Bagaimana bisa kita mencari di tempat gelap seperti ini?!"
"Kita berpencar saja! Dia pasti tidak jauh dari sini!"
"Baiklah! Kau ke sana, kau ke situ dan aku ke sini! Jika salah satu dari kita berhasil menangkapnya beri kode dan langsung kembali ke tempat tuan!"
"Ayo!"
Ketiga pria misterius itu pun langsung berpencar untuk menangkap Eudora. Selepas kepergian mereka Eudora menghela nafas lega karena ia tidak ditemukan.
Sebenarnya Eudora sudah sangat lelah namun jika ia tak segera pergi ketiga pria misterius tadi bisa menangkapnya. Sampai sekarang Eudora masih tidak tahu apa motif ketiga pria itu yang begitu gencar menangkapnya.
"Aku harus segera keluar dari sini! Eudora! Kamu harus kuat! Masa depanmu masih panjang dan masih banyak mimpi yang harus diraih!" ujar Eudora menyemangati dirinya.
Eudora mengendap-endap dan melihat ke sekelilingnya untuk mengamati keadaan. Meskipun gelap, namun cahaya bulan masih dapat masuk ke sela-sela tumbuhan di sana.
"Bagus! Mereka sudah tiada! Sekarang aku harus la... hmmm! hhmmm! hmmm!"
Ternyata ketiga pria misterius itu sudah tahu sejak awal di mana Eudora bersembunyi namun mereka hanya berpura-pura berpencar untuk mengelabuhi Eudora.
Akhirnya Eudora pingsan karena dibekap oleh mereka dengan obat bius. Eudora pun langsung dibawa ke rumah tuan dari ketiga pria misterius itu.
***
Eudora mulai sadar dari pingsannya namun kepalanya masih sedikit sakit. Perlahan Eudora membuka matanya dan setelah nyawanya terkumpul, Eudora langsung bangun.
Eudora ingat jika dirinya dikejar oleh tiga orang pria yang misterius dan bersembunyi di hutan dan mulutnya dibekap. Selanjutnya ia tidak ingat apa yang terjadi dan sekarang ia berada di kamar yang asing.
"Di mana aku?" Eudora mengedarkan seluruh pandangannya ke kamar itu.
Dilihat dari dekorasinya yang mewah dan elite, Eudora pikir itu bukanlah rumah orang biasa apalagi orang miskin. Dan lagi yang membuat Eudora terkejut adalah kedua tangan dan kakinya diikat dengan borgol berantai.
"Apa-apaan ini?! Kenapa aku diperlakukan seperti ini?!" teriak Eudora yang shock. "Siapapun tolong aku! Tolong!" Eudora kembali berteriak meminta bantuan.
Eudora berusaha untuk melepaskan diri dari borgol itu namun usahanya sia-sia saja. Cairan bening di mata Eudora langsung terjun dengan bebas. Eudora takut sampai seluruh tubuhnya gemetaran.
"Sebenarnya apa yang sudah aku lakukan? Siapa yang sudah aku singgung? Kenapa aku bisa berakhir di tempat seperti ini?" gumam Eudora bertanya-tanya di sela tangisnya. "Kakak, aku takut! Selamatkan aku, Kakak," harap Eudora.
BRAK!
Tiba-tiba pintu dibuka dengan begitu kasar oleh seseorang sehingga membuat Eudora terkejut. Eudora langsung mengusap air matanya dan mundur sampai tubuhnya menempel di dinding.
Eudora langsung meringkuk kala orang itu berjalan masuk menghampirinya. Eudora yakin jika orang itulah yang menangkapnya dan memperlakukan dirinya secara tidak manusiawi.
'Kenapa aura orang ini sangat menakutkan? Tiba-tiba seisi ruangan ini menjadi sangat dingin,' batin Eudora yang sangat ketakutan.
Akhirnya pria itu berdiri tepat di samping ranjang yang ditempati oleh Eudora yang kini dalam posisi meringkuk membelakanginya. Orang itu pun langsung menjambak rambut Eudora dengan kasar.
"Aaargh! Lepaskan! Sakit!" teriak Eudora yang kesakitan.
Rupanya yang menjambak rambut Eudora adalah seorang pria. Pria yang tampan namun berwajah poker. Rambutnya hitam lurus berponi sampai menutupi matanya yang sebelah kanan.
Hidung mancung, bibir yang tipis membuat wajahnya kian mempesona. Matanya yang sipit menatap Eudora dengan penuh kebencian.
'Siapa dia? Kenapa dia sepertinya sangat membenciku? Apakah aku pernah menyakitinya?' batin Eudora mengingat-ingat.
"Aaaargh! Sakit!" Eudora kembali berteriak karena rambutnya dijambak semakin kuat. "Lepaskan aku! Kenapa kamu menyakiti aku! Aku sama sekali tidak mengenal kamu! Kenapa kamu terlihat sangat membenciku?!" Eudora langsung menimpali pria itu dengan banyak pertanyaan.
Ini adalah pertama kalinya Eudora diperlakukan dengan kasar oleh seorang pria. Padahal kakak laki-lakinya tidak pernah menyakitinya namun memperlakukan dirinya dengan baik.
Tetapi pria itu terus saja diam dan setelah menjambak rambut Eudora pria itu menghempaskan kepala Eudora sampai membentur dinding dan dahinya berdarah. Eudora merasa sedikit pusing setelah benturan itu.
KREEK!
Baju Eudora langsung dirobek oleh pria itu. Eudora pun tak tinggal diam dan berusaha untuk memberontak. Tetapi kepalanya terus mengeluarkan darah dan membuatnya semakin pusing.
"Tidak! Dasar pria biadab! Jangan nodai aku! Pergi! Tolong! Siapapun yang mendengarnya tolong aku! Aku mau diper..."
CUP!
Pria itu langsung menyambar bibir Eudora. Eudora mencoba untuk mendorongnya namun tenaga Eudora tak sebanding dengan tenaga pria itu. Bahkan kini tubuh Eudora ditindih sehingga Eudora tak bisa berkutik.
Karena Eudora tidak bis menggunakan tangan ataupun kakinya, jadi dia menggunakan bibirnya untuk menggigit bibir pria itu sampai berdarah sehingga melepas ciuman mereka. Bukannya membuat pria itu berhenti justru malah membuatnya menjadi lebih kasar lagi.
PLAK!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Warning!!! 21+ only Kecenderungan kekerasan dan kata kasar. Usia kurang dari 21 tahun dilarang baca! Erick, pria berusia 20 tahun yang hidup berdua dengan ibunya terpaksa harus menjadi peliharaan Jason, pria penyuka sesama jenis dengan kecenderungan BDSM demi membiayai ibunya yang masuk rumah sakit. Bagaimanakah kehidupan erick selama menjadi peliharaan Jason? WARNING! BxB BDSM Mature konten (kekerasan, kata kasar, hinaan dll)