Alkisah dimulai dengan memperlihatkan seorang lelaki paruh baya.
Tepat didepan lelaki tersebut terdapat berbagai macam dedaunan dan kendi² kecil yang berisikan ramuan² yang telah diracik dengan metode tradisional. Selain itu juga terlihat asap putih yang bertebangan keluar dari sebuah mangkuk yang ada di depan lelaki tersebut.
Lelaki itu bernama Darso Mandraguna, Berumur 62 tahun.
Darso memiliki fisik seperti lelaki yang sudah berumur lainnya.
Di Sukaraja nama darso dikenal sebagai Dukun sakti Tradisional yang juga mempertahankan kearifan lokal daerahnya.
Darso saat ini berada didesa sukaraja, Sukaraja sebuah daerah kecil dengan minim nya penduduk.
Didesa ini Darso mengembangkan bisnisnya sebagai seorang Dukun.
Sebagai seorang Dukun, tentunya darso sendiri sangat lah sakti. Bahkan dibelakang Namanya yang tertera kalimat mandraguna saat ini pun bukanlah kalimat yang dia dapatkan secara cuma².
Kalimat Mandraguna dia dapatkan dari Gurunya yang sangat sakti.
Meski sangat sakti Namun Darso tak pernah menggunakan kesaktiannya ke jalan yang salah seperti Santet, Guna², ataupun Membuat pasien memilih jalan sesat untuk menuju kesuksesan. Langkah tersebut sangat salah dimata darso.
Darso memilih jalan ninjanya sendiri, yaitu menjadi dukun pengobatan dengan ramuan² pengobatan dari akar² mistis dan daun² mistis.
Sudah banyak pengobatan yang telah terbukti khasiatnya, bahkan sudah banyak disembuhkan oleh darso.
***
~SUKASARI DESA~
Pagi hari ini, di Desa Sukasari diawali dengan suara ayam berkokok dan burung-burung yang berkicau.
Penduduk desa mulai beraktivitas, melakukan pekerjaan sehari-hari seperti bertani, berkebun, dan memancing.
Udara pagi yang segar dan suara alam yang merdu membuat desa ini terasa sangat damai dan tenang.
Terlihat disebuah kediaman yang megah dan cukup mewah.
Rumah itu adalah rumah Gusmantono dan Istrinya Ernawati Puspita(Wati).
Didesa Sukasari pak Gusmanto sangat terkenal dan juga terpandang.
Gussmantono berusia 57 tahun sementara istri berusia 45 tahun.
Gusmantono dan istrinya Ernawati Puspita berasal dari gunung kidul, desa sebelah sukasari.
Mereka berdua sebagai sepasang suami istri sama² berasal dari keluarga Pemilik pesantren.
Akan tetapi meskipun begitu, Gusmanto yang putra dari Pemilik Pesantren di saat itu tidak ingin melanjutkan Profesi sang Ayah Untuk memimpin pesantren.
Gusmanto Lebih memilih jalan lain, yang berprofesi sebagai Seorang PNS di Sukasari.
Ditemani sang istri, Gusmanto hidup dengan nyaman didesa sukasari.
Saat ini Gusmanto dan juga Ernawati memiliki satu anak perempuan bernama Natasha Riski Mantono.
Natasha sendiri kini hidup di kota besar dengan suaminya, selain itu Natasha juga seorang Artis yang terkenal.
****
Malam hari di Desa Sukasari diisi dengan suara gendang dan suling yang dimainkan oleh penduduk desa. Mereka berkumpul di balai desa untuk melakukan ritual dan upacara adat. Suara musik tradisional dan cahaya lampu minyak yang temaram membuat malam hari di desa ini terasa sangat mistis dan magis.
Berikut adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya:
Di tengah-tengah desa, terdapat sebuah alun-alun yang luas dan rimbun. Alun-alun ini menjadi tempat favorit bagi penduduk desa untuk berkumpul dan bermain. Anak-anak desa suka bermain sepak bola dan kasti di alun-alun ini, sementara orang dewasa suka duduk-duduk dan berbincang-bincang.
Di sekitar alun-alun, terdapat beberapa bangunan tradisional yang masih terjaga dengan baik. Ada sebuah masjid tua yang memiliki arsitektur yang unik, sebuah gereja yang dibangun pada zaman kolonial, dan sebuah kuil Hindu yang masih digunakan untuk ritual dan upacara.
Penduduk Desa Sukasari sangat bangga dengan budaya dan tradisi mereka. Mereka masih mempertahankan banyak adat istiadat dan ritual yang telah turun-temurun. Setiap tahun, desa ini mengadakan festival budaya yang meriah, dengan pertunjukan musik, tarian, dan teater.
Festival budaya ini menjadi kesempatan bagi penduduk desa untuk menunjukkan kemampuan dan kreativitas mereka. Mereka juga berkesempatan untuk berbagi budaya dan tradisi dengan tamu-tamu yang datang dari luar desa.
Dengan semua keindahan dan kekayaan budaya yang dimilikinya, Desa Sukasari menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam, mengalami budaya dan tradisi lokal, dan berinteraksi dengan penduduk desa yang ramah dan hospitatif.
BERSAMBUNG..